Kementan Lepas Varietas Rumput Steno Agrinak untuk Pertama Kalinya
loading...
A
A
A
Keduanya memiliki daerah dengan elevasi yang berbeda. Di Deli Serdang merupakan dataran rendah beriklim basah (ketinggian 50-100 m dpl dengan rataan curah hujan 1.200 mm/thn), sedangkan di Toba Samosir merupakan dataran tinggi beriklim sedang dengan total ketinggian 1.180 m dpl serta rataan curah hujan 32-167 mm/bln).
Achmad mengungkapkan, berdasarkan data pengamatan, maka diperoleh rataan produksi segar untuk varietas hasil seleksi mencapai 152,7ton/ha/thn di lahan dataran rendah dan 98,3 ton/ha/thn di lahan dataran tinggi. Hasilnya, produksi ini meningkat dibanding varietas asal yang hanya sebesar 60,4 dan 44,9 ton/ha/thn.
"Selain keunggulan tersebut, rumput Stenotaphrum secundatum var. Steno Agrinak memiliki palatabilitas yang tinggi pada percobaan menggunakan kambing Boerka dengan kecernaan antara 60,7 hingga 72,8% dan konsumsi bahan kering mencapai 3,25% dari bobot hidup,” paparnya.
Ketua Tim Penilai Varietas Tanaman Pakan Ternak (TPV TPT) sekaligus Direktur Pakan Makmun, berharap ke depannya jenis tanaman pakan binaan PKH lainnya dapat dilakukan pelepasan varietas. Harapannya agar selanjutnya dapat disertifikasi dan diedarkan sesuai ketentuan perundang-undangan.
"Pelepasan varietas Stenotaphrum secundatum var. Steno Agrinak ini menjadi yang pertama kalinya bagi Ditjen PKH. Saya harap ini bisa jadi momentum pelepasan jenis tanaman pakan binaan PKH lainnya," imbuh Makmun.
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo alias SYL mendukung pelepasan varietas tanaman pakan ternak ini. Namun, ia mengingatkan bahwa pelepasan ini merupakan hasil kerja sama yang baik dengan stakeholder terkait. Utamanya, Badan Litbang Pertanian atau Perguruan Tinggi.
Menurutnya, pelepasan varietas tanaman pakan ternak perdana ini juga menjadi tanda era baru bagi perkembangan varietas tanaman pakan ternak memasuki industri perbenihan maju dan modern. Hal ini sejalan dengan mendukung peningkatan produksi benih dan Hijauan Pakan Ternak (HPT) yang berkualitas untuk mendorong peningkatan produktivitas ternak.
"Yang akhirnya mengarah pada penyediaan pangan lokal berbasis protein hewani. Semoga saja," tutur Menteri SYL.
Achmad mengungkapkan, berdasarkan data pengamatan, maka diperoleh rataan produksi segar untuk varietas hasil seleksi mencapai 152,7ton/ha/thn di lahan dataran rendah dan 98,3 ton/ha/thn di lahan dataran tinggi. Hasilnya, produksi ini meningkat dibanding varietas asal yang hanya sebesar 60,4 dan 44,9 ton/ha/thn.
"Selain keunggulan tersebut, rumput Stenotaphrum secundatum var. Steno Agrinak memiliki palatabilitas yang tinggi pada percobaan menggunakan kambing Boerka dengan kecernaan antara 60,7 hingga 72,8% dan konsumsi bahan kering mencapai 3,25% dari bobot hidup,” paparnya.
Ketua Tim Penilai Varietas Tanaman Pakan Ternak (TPV TPT) sekaligus Direktur Pakan Makmun, berharap ke depannya jenis tanaman pakan binaan PKH lainnya dapat dilakukan pelepasan varietas. Harapannya agar selanjutnya dapat disertifikasi dan diedarkan sesuai ketentuan perundang-undangan.
"Pelepasan varietas Stenotaphrum secundatum var. Steno Agrinak ini menjadi yang pertama kalinya bagi Ditjen PKH. Saya harap ini bisa jadi momentum pelepasan jenis tanaman pakan binaan PKH lainnya," imbuh Makmun.
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo alias SYL mendukung pelepasan varietas tanaman pakan ternak ini. Namun, ia mengingatkan bahwa pelepasan ini merupakan hasil kerja sama yang baik dengan stakeholder terkait. Utamanya, Badan Litbang Pertanian atau Perguruan Tinggi.
Menurutnya, pelepasan varietas tanaman pakan ternak perdana ini juga menjadi tanda era baru bagi perkembangan varietas tanaman pakan ternak memasuki industri perbenihan maju dan modern. Hal ini sejalan dengan mendukung peningkatan produksi benih dan Hijauan Pakan Ternak (HPT) yang berkualitas untuk mendorong peningkatan produktivitas ternak.
"Yang akhirnya mengarah pada penyediaan pangan lokal berbasis protein hewani. Semoga saja," tutur Menteri SYL.
(atk)