Masuk 5 Besar Produsen Beras Nasional, Gubernur Sumsel Raih Pin Emas dari Kementan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Sumatera Selatan Heman Deru meraih Pin Emas dari Kementerian Pertanian (Kementan) . Penghargaan ini diberikan lantaran daerah yang dipimpinnya masuk Lima Besar Provinsi Penghasil Beras Nasional 2019, yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) memakai metode Kerangka Sampling Area (KSA).
Sumsel pada 2019 menghasilkan 2,6 juta ton gabah kering giling (GKG) setara 1,4 juta ton beras, luas panennya 539.316 hektare (ha). Sementara data KSA dari BPS mencatat produksi nasional 2019 mencapai 31,31 juta ton beras. Hingga akhir Desember 2019 terjadi surplus beras 5,90 juta ton.
(Baca juga:Kementan Optimistis Sektor Pertanian Kembali Naik di Kuartal IV)
Dalam keterangan tertulis yang diterima SINDONews, Pin Emas diterima Gubernur Herman Deru bersamaan dibukanya Pelatihan dan Pembekalan bagi 1.000 tenaga pendamping penyuluh pertanian, pengendali organisme pengganggu tanaman (POPT) dan pengawas benih tanaman (PBT). Pin Emas disematkan oleh Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian (PPP) Pusluhtan, Joko Samiyono mewakili Kementan.
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi mengharapkan penyuluh di seluruh Sumsel, untuk semakin giat mengawal dan mendampingi petani. Harapannya, dapat mendukung Sumsel mempertahankan capaiannya, bahkan layak naik peringkat asalkan para penyuluh di Balai Penyuluh Pertanian selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani) terus berupaya meningkatkan kinerjanya.
(Baca juga:Unpad Sambut Baik Rencana Pendirian Sekolah Pertanian Berbasis Teknologi)
“Peningkatan produksi di 10 provinsi tentu atas sinergi Kementan dan pemerintah daerah serta dukungan pihak-pihak terkait. Kementan melakukan berbagai terobosan seperti mekanisasi pertanian, penggunaan benih unggul, pemanfaatan lahan rawa serta percepatan olah lahan dan tanam,” kata Dedi Nursyamsi yang dilansir Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP (Pusluhtan).
Dia menambahkan, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menginstruksikan peningkatan kapasitas produksi beras, dengan percepatan tanam padi Musim Tanam II pada Oktober 2020 hingga Maret 2021 (MT II Okmar) seluas 5,6 juta ha didukung optimalisasi lahan rawa di Provinsi Kalimantan Tengah.
(Baca juga:Ekspor Pertanian dan Perkebunan Tembus Rp300 Triliun)
Hal itu digarisbawahi oleh Gubernur Sumsel Herman Deru dengan komitmen pada pembangunan pertanian dengan merekrut 1.000 tenaga pendamping penyuluh selaku POPT dan PBT. “Meningkatkan hasil produksi pertanian, sulit dicapai tanpa pembekalan bagi penyuluh pendamping petani. Pemprov merekrut 1.000 penyuluh baru untuk mengawal petani berproduksi,” kata Herman Deru saat membuka pelatihan di Desa Peracak, Kecamatan Martapura, Ogan Komering Ulu (OKU).
Pelatihan penyuluh yang dijadwalkan berlangsung lima hari, dibuka Gubernur Sumsel yang ditandai penyematan tanda peserta dan kelengkapan secara simbolis pada perwakilan peserta.
(Baca juga:Digitalisasi Pertanian Jadi Andalan)
Menurut Herman Deru, rekrutmen 1.000 tenaga pendamping penyuluh pertanian itu memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dicatat sebagai rekrutmen penyuluh terbanyak sekaligus yang pertama di Indonesia.
Joko Samiyono mengatakan insan pertanian di pusat hingga daerah mengemban tugas dan kewajiban yang sangat mulia, yaitu menjamin ketersediaan pangan rakyat. “Masalah pangan jangan lengah. Dalam kondisi apapun, pertanian harus tetap jalan, karena hanya pertanian yang dapat menyediakan pangan,” kata Joko Samiyono mengutip arahan Kapusluh Leli Nuryati.
Berikut ini, 10 provinsi sebagai penghasil beras tertinggi 2019 berdasarkan penghitungan BPS dengan metode KSA.
Sumsel pada 2019 menghasilkan 2,6 juta ton gabah kering giling (GKG) setara 1,4 juta ton beras, luas panennya 539.316 hektare (ha). Sementara data KSA dari BPS mencatat produksi nasional 2019 mencapai 31,31 juta ton beras. Hingga akhir Desember 2019 terjadi surplus beras 5,90 juta ton.
(Baca juga:Kementan Optimistis Sektor Pertanian Kembali Naik di Kuartal IV)
Dalam keterangan tertulis yang diterima SINDONews, Pin Emas diterima Gubernur Herman Deru bersamaan dibukanya Pelatihan dan Pembekalan bagi 1.000 tenaga pendamping penyuluh pertanian, pengendali organisme pengganggu tanaman (POPT) dan pengawas benih tanaman (PBT). Pin Emas disematkan oleh Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian (PPP) Pusluhtan, Joko Samiyono mewakili Kementan.
Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi mengharapkan penyuluh di seluruh Sumsel, untuk semakin giat mengawal dan mendampingi petani. Harapannya, dapat mendukung Sumsel mempertahankan capaiannya, bahkan layak naik peringkat asalkan para penyuluh di Balai Penyuluh Pertanian selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (BPP KostraTani) terus berupaya meningkatkan kinerjanya.
(Baca juga:Unpad Sambut Baik Rencana Pendirian Sekolah Pertanian Berbasis Teknologi)
“Peningkatan produksi di 10 provinsi tentu atas sinergi Kementan dan pemerintah daerah serta dukungan pihak-pihak terkait. Kementan melakukan berbagai terobosan seperti mekanisasi pertanian, penggunaan benih unggul, pemanfaatan lahan rawa serta percepatan olah lahan dan tanam,” kata Dedi Nursyamsi yang dilansir Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP (Pusluhtan).
Dia menambahkan, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menginstruksikan peningkatan kapasitas produksi beras, dengan percepatan tanam padi Musim Tanam II pada Oktober 2020 hingga Maret 2021 (MT II Okmar) seluas 5,6 juta ha didukung optimalisasi lahan rawa di Provinsi Kalimantan Tengah.
(Baca juga:Ekspor Pertanian dan Perkebunan Tembus Rp300 Triliun)
Hal itu digarisbawahi oleh Gubernur Sumsel Herman Deru dengan komitmen pada pembangunan pertanian dengan merekrut 1.000 tenaga pendamping penyuluh selaku POPT dan PBT. “Meningkatkan hasil produksi pertanian, sulit dicapai tanpa pembekalan bagi penyuluh pendamping petani. Pemprov merekrut 1.000 penyuluh baru untuk mengawal petani berproduksi,” kata Herman Deru saat membuka pelatihan di Desa Peracak, Kecamatan Martapura, Ogan Komering Ulu (OKU).
Pelatihan penyuluh yang dijadwalkan berlangsung lima hari, dibuka Gubernur Sumsel yang ditandai penyematan tanda peserta dan kelengkapan secara simbolis pada perwakilan peserta.
(Baca juga:Digitalisasi Pertanian Jadi Andalan)
Menurut Herman Deru, rekrutmen 1.000 tenaga pendamping penyuluh pertanian itu memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dicatat sebagai rekrutmen penyuluh terbanyak sekaligus yang pertama di Indonesia.
Joko Samiyono mengatakan insan pertanian di pusat hingga daerah mengemban tugas dan kewajiban yang sangat mulia, yaitu menjamin ketersediaan pangan rakyat. “Masalah pangan jangan lengah. Dalam kondisi apapun, pertanian harus tetap jalan, karena hanya pertanian yang dapat menyediakan pangan,” kata Joko Samiyono mengutip arahan Kapusluh Leli Nuryati.
Berikut ini, 10 provinsi sebagai penghasil beras tertinggi 2019 berdasarkan penghitungan BPS dengan metode KSA.
- Jawa Tengah, luas panen 1,6 juta ha hasilkan 9,6 juta ton GKG, setara 5,5 juta ton beras.
- Jawa Timur, luas panen 1,7 juta ha hasilkan 9,5 juta ton GKG, setara 5,4 juta ton beras.
- Jawa Barat, luas panen 1,5 juta ha hasilkan lebih 9 juta ton GKG, setara 5,2 juta ton beras.
- Sulawesi Selatan, luas panen lebih 1 juta ha hasilkan padi 5,05 juta ton GKG, setara 2,8 juta ton beras.
- Sumatera Selatan, luas panen 539.316 ha hasilkan 2,6 juta ton GKG, setara 1,4 juta ton beras.
- Lampung, luas panen 464.103 ha hasilkan 2,1 juta ton GKG, setara 1,2 juta ton beras.
- Sumatra Utara, luas panen 413.141 ha hasilkan 2,07 juta ton GKG, setara 1,1 juta ton beras.
- Aceh, luas panen 310.012 ha hasilkan 1,7 juta ton GKG, setara 983.572 ton beras.
- Sumatera Barat, luas panen 311.671 ha hasilkan 1,4 juta ton GKG, setara 850.794 ton beras.
- Banten, luas tanam panen 303.731 ha hasilkan 1,47 juta ton GKG, setara 843.627 ton beras.
(dar)