Siapa Mendulang Uang dari Vaksin Covid-19?

Senin, 14 Desember 2020 - 06:34 WIB
loading...
A A A
(Baca Juga: Luhut: Ekonomi Akan Bergerak Jika di Kuartal I-2020 Bisa Vaksinasi Puluhan Juta )

Biasanya perusahaan farmasi memberikan harga yang berbeda di berbagai negara, sesuai dengan kemampuan pemerintah. Janji AstraZeneca untuk menjaga harga tetap rendah hanya diperpanjang untuk "durasi pandemi". Mereka bisa mulai mengenakan harga yang lebih tinggi pada awal tahun depan, tergantung perkembangan penyakitnya.

"Saat ini, pemerintah akan membayar dengan harga tinggi, mereka sangat bersemangat untuk mendapatkan apapun yang dapat membantu mengakhiri pandemi," kata Emily Field, kepala penelitian farmasi Eropa di Barclays seperti dilansir BBC.

Segera setelah lebih banyak vaksin muncul, mungkin tahun depan, persaingan bisa mendorong harga menjadi lebih rendah, sambung Emily.

Sementara itu Kepala Eksekutif Airfinity, Rasmus Bech Hansen menerangkan, tidak seharusnya berharap kepada perusahaan swasta -terutama yang lebih kecil yang tidak berpengalaman- untuk membuat vaksin.

"Perlu diingat perusahaan-perusahaan ini mengambil risiko yang signifikan, bergerak sangat cepat, dan menaruh investasi ke penelitian dan pengembangan secara signifikan," katanya.

Dan jika Anda ingin perusahaan kecil terus membuat terobosan di masa depan, katanya, Anda perlu memberi penghargaan kepada mereka. Tetapi beberapa berpendapat skala krisis kemanusiaan, dan pembiayaan publik, menunjukkan ini bukan waktu untuk berbisnis seperti biasanya.

Haruskah Berbagi Teknologi?

Dengan begitu banyak yang dipertaruhkan, telah ada panggilan untuk tahu tentang bagaimana di balik pembuatan vaksin baru. Sehingga perusahaan lain di India dan Afrika Selatan, misalnya dapat memproduksi dosis untuk pasar mereka sendiri.

Ellen't Hoen, Direktur Kelompok Penelitian Medicines Law and Policy, mengatakan, bahwa seharusnya ada syarat untuk menerima pendanaan publik. "Saya pikir tidak bijaksana, bila pemerintah menyerahkan uang tanpa pamrih," katanya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3741 seconds (0.1#10.140)