Ramah Lingkungan, Pembangkit PLN Raih 4 Proper Emas & 19 Proper Hijau

Selasa, 15 Desember 2020 - 11:03 WIB
loading...
A A A
Direktur Human Capital and Management PLN Syofvi Felienty Roekman mengungkapkan prestasi yang diperoleh ini merupakan hasil dari upaya kolaborasi yang baik antara PLN dengan masyarakat. “Penghargaan ini sangat penting bagi PLN. Raihan ini sekaligus menjadi bagian dari semangat transformasi PLN untuk menjalankan kegiatan usaha yang makin berwawasan lingkungan,” ungkapnya.

(Baca juga:Angin Kencang Tumbangkan Sejumlah Pohon, Enam Gardu Listrik PLN Rusak)

Dirinya menambahkan sebagai korporasi, PLN berkomitmen untuk senantiasa menyelenggarakan bisnis pembangkitan tenaga listrik dengan aman, bersih, dan efisien serta memberdayakan masyarakat sekitar. Proper Emas menjadi penghargaan tertinggi dari penilaian sebagai bukti upaya berkelanjutan perusahaan dalam bidang lingkungan.

Selain itu juga melakukan inovasi dalam aspek pemberdayaan sumber daya serta pengembangan dan pemberdayaan masyarakat. Artinya perusahaan telah menerapkan pengelolaan lingkungan secara menyeluruh dan berkesinambungan.

(Baca juga:Cuaca Buruk, Tercatat 6.833 Gardu PLN di Jabar Padam)

Sedangkan, Proper Hijau artinya perusahaan tersebut tidak hanya taat, tetapi melebihi ketaatan terhadap peraturan perundangan baik dalam hal penerapan sistem manajemen lingkungan, efisiensi energi, pengurangan dan pemanfaatan limbah B3, penerapan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) limbah padat non B3, pengurangan pencemaran udara dan emisi gas rumah kaca, efisiensi air dan penurunan beban pencemaran air, perlindungan keanekaragaman hayati, serta pemberdayaan masyarakat.

Pembangkit-pembangkit PLN yang berhasil mendapatkan Proper Emas berhasil mengedepankan aspek perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) dan inovasi dalam segala hal sehingga melebihi dari yang dipersyaratkan pemerintah.

Tanjung Jati B, PLTU Ramah Lingkungan Tulang Punggung Kelistrikan Jawa Bali

Salah satu pembangkit yang meraih Proper Emas yaitu PLTU Tanjung Jati B. Pembangkit ini berhasil mempertahankan Proper Emas untuk kedua kalinya dan membuktikan diri tetap ramah lingkungan meski menggunakan batubara untuk menghasilkan listrik. PLTU yang terletak di Jepara, Jawa Tengah, ini, berkapasitas 4x710 MW dan berkontribusi menyuplai 10-12% kebutuhan listrik sistem Jawa-Bali.

PLTU Tanjung Jati B menerapkan teknologi Flue Gas Desulfurization (FGD), yang digunakan untuk menghilangkan sulfur dioksida (SO2) dari emisi gas buang pembangkit listrik berbahan bakar fosil batubara. FGD merupakan proses pencampuran emisi gas hasil pembakaran batu bara dengan batu kapur basah agar kandungan SO2 yang dilepaskan ke atmosfer, sehingga tidak mencemari udara.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1663 seconds (0.1#10.140)