BI: Pertumbuhan Kredit Baru Melambat di Kuartal I 2020
loading...
A
A
A
JAKARTA - Survei Perbankan Bank Indonesia menyatakan pertumbuhan kredit baru pada kuartal I 2020, melambat dibandingan periode sebelumnya. Ini tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru sebesar 23,7%, jauh lebih rendah dibandingkan kuartal IV 2019 sebesar 70,6%, atau pertumbuhan kuartal I 2019 sebesar 57,8%.
Direktur Komunikasi BI Onny Widjanarko menerangkan melambatnya permintaan kredit baru ini disebabkan perlambatan pertumbuhan kredit investasi (KI) dan kredit modal kerja (KMK), terindikasi dari penurunan SBT masing-masing dari 70,3% dan 65,0% menjadi 15,1% dan 16,7%.
Sementara itu, pertumbuhan kredit konsumsi terindikasi mengalami kontraksi, tercermin dari SBT permintaan kredit konsumsi yang turun drastis dari 75,8% di kuartal IV 2019 menjadi -7,6%.
"Penurunan permintaan kredit konsumsi terutama terjadi pada kredit multiguna dan kredit tanpa agunan," tulis Onny Widjanarko di Jakarta, Kamis (16/4/2020).
Adapun permintaan kredit pemilikan rumah atau kredit pemilikan apartemen (KPR/KPA), kredit kendaraan bermotor, dan kartu kredit juga tumbuh melambat.
Bila diperinci berdasarkan sektornya, praktis kredit baru tumbuh melambat di seluruh sektor, dengan penurunan terbesar terjadi pada sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Perdagangan Besar dan Eceran, dan sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial.
Onny Widjanarko menambahkan hasil survei mengindikasikan pertumbuhan kredit menurun untuk keseluruhan tahun 2020.
"Responden memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2020 sebesar 5,5% (yoy), lebih rendah dibandingkan realisasi kredit pada 2019 sebesar 6,1% dan prakiraan pada survei periode sebelumnya sebesar 9,4%," jelasnya.
Direktur Komunikasi BI Onny Widjanarko menerangkan melambatnya permintaan kredit baru ini disebabkan perlambatan pertumbuhan kredit investasi (KI) dan kredit modal kerja (KMK), terindikasi dari penurunan SBT masing-masing dari 70,3% dan 65,0% menjadi 15,1% dan 16,7%.
Sementara itu, pertumbuhan kredit konsumsi terindikasi mengalami kontraksi, tercermin dari SBT permintaan kredit konsumsi yang turun drastis dari 75,8% di kuartal IV 2019 menjadi -7,6%.
"Penurunan permintaan kredit konsumsi terutama terjadi pada kredit multiguna dan kredit tanpa agunan," tulis Onny Widjanarko di Jakarta, Kamis (16/4/2020).
Adapun permintaan kredit pemilikan rumah atau kredit pemilikan apartemen (KPR/KPA), kredit kendaraan bermotor, dan kartu kredit juga tumbuh melambat.
Bila diperinci berdasarkan sektornya, praktis kredit baru tumbuh melambat di seluruh sektor, dengan penurunan terbesar terjadi pada sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Perdagangan Besar dan Eceran, dan sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial.
Onny Widjanarko menambahkan hasil survei mengindikasikan pertumbuhan kredit menurun untuk keseluruhan tahun 2020.
"Responden memprakirakan pertumbuhan kredit pada 2020 sebesar 5,5% (yoy), lebih rendah dibandingkan realisasi kredit pada 2019 sebesar 6,1% dan prakiraan pada survei periode sebelumnya sebesar 9,4%," jelasnya.
(bon)