"Saya ringkaskan dulu, satu, apakah benar JNE itu mendanai teroris? itu yang tertulis di akun-akun media sosial (medsos). Apakah benar JNE itu mendanai teroris? Apakah seorang direktur keuangan JNE yang beragama kristen, orang Chinese seperti Pak Chandra ini mau membiayai teroris? direktur keuangan lho, maka bukan abal-abal," ujar dia dalam konferensi pers di Jakarta Utara, Rabu (16/12/2020).
(Baca juga: Diserang #BoikotJNE, Hotman Paris Siap Bela JNE )
Kemudian, lanjut dia, poin kedua yang dibahas dalam hak jawab adalah mengenai tuduhan bahwa JNE terafiliasi dengan ormas tertentu yang sekarang menjadi sorotan.
Baca Juga:
"Lalu ketiga apakah tokoh organisasi tertentu, agama tertentu, maupun tokoh agama tertentu bernama Haikal Hassan maupun Hanny Kristianto ada kepemilikan saham atau kepengurusan di JNE? Apa kaitannya?" cetus dia.
Kemudian yang keempat, pihaknya akan memberi klarifikasi mengenai apakah benar bisnis JNE menurun karena gosip yang mendera itu. Dirinya juga mengancam orang-orang yang masih saja memfitnah JNE.
"Satu lagi kita akan somasi orang-orang yang masih berusaha membuat fitnah tidak benar. Dan bila perlu melaporkan pidana. Itu 5 poin hari ini," tandas dia.
(Baca juga: Gerah dengan Trending Topic Boikot, JNE: Kami Netral dan Merangkul Semua Golongan )
Sebelumnya tanda pagar Tanggapan JNE soal Tagar Boikot di Twitter sempat menjadi trending topik di Twitter akihir pekan kemarin. Netizen ramai-ramai menyerukan gerakan untuk berhenti menggunakan jasa JNE.
Seperti diketahui, seruan tersebut bermula dari postingan ucapan ulang tahun yang ke-30 untuk JNE dari Sekjen HRS Center, Ustadz Haikal Hassan Baras.
Hal tersebut berbuntut panjang, hingga muncul dugaan bahwa JNE berafiliasi dengan ormas tertentu. Untuk menjawab tudingan itu, JNE didampingi pengacara Hotman Paris Hutapea.
(ind)