Daya Saing Manufaktur Indonesia Ungguli India dan Vietnam

Rabu, 16 Desember 2020 - 15:42 WIB
loading...
Daya Saing Manufaktur...
Indonesia masuk ke dalam kategori Upper Middle Quintile dan memiliki peringkat lebih tinggi dibanding India, Filipina dan Vietnam. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Industri manufaktur di Indonesia dinilai telah memiliki daya saing yang cukup kuat dalam menghadapi persaingan pasar global. Hal ini seiring dengan upaya implementasi teknologi industri 4.0 di sejumlah sektor yang memacu inovasi dan produktivitas.

"Salah satu aspek dalam strategi dan kebijakan Kementerian Perindustrian, yaitu peningkatan daya saing melalui penerapan revolusi industri 4.0," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin Eko SA Cahyanto pada koferensi virtual bertema Unleashing the Industry 4.0 Potentials for Boosting Innovative SMEs in Indonesia, Rabu (16/12/2020).

(Baca Juga: Indeks Manufaktur Meningkat, Airlangga: Bukti Pemulihan Ekonomi Jalan)

Ia menyebutkan, berdasarkan Industrial Development Report 2020 yang dirilis United Nations Industrial Development Organization (UNIDO), Indonesia menempati urutan ke-38 dari total 150 negara dalam peringkat Competitive Industrial Performance (CIP) Index tahun 2019. Capaian tersebut naik satu peringkat dibanding tahun 2018 yang berada di posisi ke-39.

"Keberhasilan ini membuat Indonesia masuk ke dalam kategori Upper Middle Quintile dan memiliki peringkat lebih tinggi dibanding India yang berada pada level ke-39, kemudian Filipina pada peringkat ke-41, dan Vietnam dengan urutan ke-43," ungkapnya.

Eko optimistis bahwa Indonesia dapat terus memperoleh peringkat CIP Index yang lebih tinggi pada tahun-tahun mendatang apabila diiringi dengan upaya peningkatan daya saing yang lebih efektif dan strategis di sektor industri. "Maka itu, Kemenperin telah menyusun peta jalan Making Indonesia 4.0 sebagai komitmen pemerintah dalam mendorong adopsi teknologi yang lebih masif pada sektor industri manufaktur di tanah air sehingga bisa lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi," tuturnya.

Saat ini, terdapat tujuh sektor prioritas yang diakselerasi untuk menerapkan digitalisasi, yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, elektronika, farmasi, serta alat kesehatan. "Ketujuh sektor prioritas ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan PDB industri, peningkatan ekspor industri dan peningkatan penyerapan tenaga kerja industri," tegas Eko.

Lebih lanjut, beberapa kegiatan yang telah dilakukan Kemenperin dalam mempercepat implementasi industri 4.0 di Indonesia, antara lain menyusun indeks untuk mengukur tingkat kesiapan industri dalam bertransformasi menuju industri 4.0, yang disebut Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0), dan merumuskan pembentukan ekosistem industri 4.0 (SINDI 4.0).

(Baca Juga: Relokasi Akibat Pandemi, Kemenperin Incar Investasi Manufaktur Global)

INDI 4.0 merupakan tools untuk mengukur kesiapan transformasi menuju Industri 4.0, sedangkan SINDI 4.0 merupakan ekosistem Industri 4.0 yang ditujukan untuk membangun sinergi dan kolaborasi antar pihak guna mempercepat proses transformasi industri 4.0, koordinasi antar pihak dalam proses tansformasi industri 4.0, maupun membangun jejaring dan kerja sama antar pihak dalam akselerasi proses transformasi industri 4.0. "Perusahaan telah mulai bergabung dalam ekosistem dan merasakan manfaatnya," jelas Kepala BPSDMI.

Berikutnya, penunjukan perusahaan percontohan atau lighthouse nasional dalam transformasi industri 4.0. "Pada konferensi ini ditampilkan dua perusahaan lighthouse nasional yang juga penerima award INDI 4.0, yaitu PT Akebono Brake Indonesia dan PT Indolakto," imbuhnya.

Kedua perusahaan tersebut diharapkan mampu menjadi contoh bagi sektor industri manufaktur lainnya di dalam negeri untuk dapat mengambil manfaat positif dari penerapan industri 4.0. Selain itu, dalam rangka percepatan adopsi industri 4.0 di tanah air, Kemenperin juga tengah membangun Pusat Inovasi Digital dan Pengembangan SDM Industri 4.0 (PIDI 4.0) yang diharapkan menjadi solusi satu atap penerapan industri 4.0 di Indonesia dan Jendela Indonesia 4.0 kepada dunia.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Redam Tarif Impor Baru...
Redam Tarif Impor Baru AS, Indonesia Siapkan Usulan Relaksasi TKDN
Tren Positif Penjualan...
Tren Positif Penjualan Pelumas Industri di 2024
Bazar Ramadan Kemenperin,...
Bazar Ramadan Kemenperin, APP Group Salurkan 4.000 Liter Minyak Goreng Bersubsidi
Lepas dari Middle Income...
Lepas dari Middle Income Trap, Indonesia Bisa Pakai Strategi Ini
Tsunami PHK Gulung Indonesia,...
Tsunami PHK Gulung Indonesia, Bagaimana Kondisi Ekonomi?
Kisah Sritex, Tumbangnya...
Kisah Sritex, Tumbangnya Raksasa Tekstil Asal Solo
Produksi Baja Nasional...
Produksi Baja Nasional Kejar 27 Juta Ton, Kemenperin Berharap ke ISSEI 2025
Negosiasi Menperin dan...
Negosiasi Menperin dan Apple Rampung, Kapan iPhone 16 Dijual di Indonesia?
7 Kawasan Industri Siap...
7 Kawasan Industri Siap Jadi Gerbang Investasi Manufaktur Global
Rekomendasi
Carlos Pena Cuek Masa...
Carlos Pena Cuek Masa Depannya di Persija Jakarta: Saya Tidak Khawatir
Kejagung Tetapkan 4...
Kejagung Tetapkan 4 Tersangka Suap Penanganan Perkara CPO, Ada Ketua PN Jaksel
2 Jenazah Korban KKB...
2 Jenazah Korban KKB Teridentifikasi, Dimakamkan di Yahukimo Jika Tak Dijemput Keluarga
Berita Terkini
Uni Eropa Bakal Pakai...
Uni Eropa Bakal Pakai Segala Cara untuk Melawan Tarif AS
13 menit yang lalu
Rusia Masih Jadi Ancaman,...
Rusia Masih Jadi Ancaman, Trump Perpanjang Sanksi AS Selama 12 Bulan
42 menit yang lalu
Standard Chartered Uji...
Standard Chartered Uji Agunan Kripto dengan OKX
9 jam yang lalu
Pengamat Energi: Blending...
Pengamat Energi: Blending BBM Sepenuhnya Legal dan Sesuai SNI
10 jam yang lalu
Senator AS Minta Trump...
Senator AS Minta Trump Diselidiki Atas Dugaan Insider Trading
14 jam yang lalu
Penjualan Emas Melesat,...
Penjualan Emas Melesat, Hartadinata Abadi Cetak Kenaikan Laba 44,60% di 2024
15 jam yang lalu
Infografis
Hindari Tarif Trump,...
Hindari Tarif Trump, Apple Terbangkan 1,5 Juta iPhone dari India
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved