Gelar Kongres I, SNNU Ungkap Agenda Utama Sejahterakan Nelayan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (SNNU) telah menyiapkan dua agenda utama dalam rangka menyejahterakan para nelayan. Agenda itu diantaranya sektor perekonomian dan jaminan sosial. Hal ini ditegakan oleh Ketua Umum PP SNNU Witjaksono, yang terpilih secara aklamasi, saat Kongres I SNNU yang digelar baik secara offlne maupun virtual di Ponpes Qomaruh Huda, Desa Bagu, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah, mulai dari Minggu sampai dengan Selasa, atau tepatnya 13-15 Desember 2020.
Agenda pertama yaitu bidang perkonomian, dimana kami telah menyusun kerjasama dengan para investor asing, untuk mengelola potensi laut agar masyarakat sekitar pesisir ikut dalam pembesaran benur. "Kita tidak mau kejadian seperti ekspor benur lobster kembali terjadi. Makanya kita ingin datangkan investornya, agar potensi sektor kelautan dan perikanan yang ada bisa dikembangkan di dalam negeri, sehingga mempunyai nilai tambah, dan semua nelayan bisa dilibatkan," ujar dia melalui keterangan resminya yang diterima SINDOnews, di Jakarta, Rabu (16/12/2020).
Selanjutnya yang ke dua, sambung pria yang akrab di sapa Mas Witjak ini, yaitu pada bidang jaminan sosial, berupa asuransi jiwa kepada nelayan Indonesia, sekaligus perjuangan bersama menuju pemerataan. "SNNU tidak ingin kekayaan laut kita hanya dinikmati oleh segelintir orang, karenanya SNNU akan terus memberikan kesempatan agar para nelayan mendapatkan hak-haknya sehingga kesejahteraan di kalangan nelayan benar-benar terwujud," ungkapnya.
Menurut dia upaya tersebut dilakukan mengingat tren jumlah nelayan di Indonesia menurun. Ini mengindikasikan bahwa profesi nelayan khususnya nelayan kecil dan tradisional dianggap belum memberikan jaminan kesejahteraan dibanding profesi lainnya. Untuk itu, kami (SNNU) ) sebagai badan otonom resmi yang berdiri digagas pada Muktamar Nahdlatul Ulama ke-33 di Jombang tahun 2015, ingin berkontribusi langsung turun ke lapangan agar nelayan kita bisa lebih maju dan sejahtera.
"SNNU hadir sebagai bentuk kepedulian Nahdlatul Ulama dalam memperjuangkan taraf hidup masyarakat nelayan pesisir dan pelaku usaha perikanan sebagai hak atas kekayaan sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia," kata dia.
Apalagi, sebagai negara maritim, sambung dia, Indonesia mempunyai potensi ekonomi yang tinggi dari sektor kelautan dan perikanan jika dikeloka dengan baik dan benar. Untuk itu, perlu adanya perencanaan perlindungan dan pengelolaan sumber daya perairan yang matang.
"Bicara sektor kelautan dan perikanan sudah menjadi tanggung jawab setiap stakeholder, tanpa terkecuali SNNU, organisasi kemasyarakatan yang mewadahi nelayan dan masyarakat pesisir untuk keberhasilan pembangunan berhaluan kelautan dengan menjadi poros maritin dunia yang mengedepankan prinsip kedaulatan, keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat nelayan," tambahnya.
Pihaknya berharap dengan hadirnya SNNU semua nelayan dan pelaku usaha perikanan yang terlibat di sektor kelautan dan perikanan terutama para nelayan dan pembudidaya kecil bisa lebih berkembang dan sejahtera. "Adanya kongres ini salah satu bentuknya nyata kami menjembatani dan mempertemukan antara pelaku (nelayan) dan pemerintah langsung agar ditemukan formula dan kebijakan yang tepat demi pengelolaan sektor kelautan dan perikanan yang lebih baik dimasa mendatang. Sehingga memberikan kemashlatan terhadap masyarakat, bangsa dan negara," ujarnya.
Sebagai informasi, kongres pertama SNNU ini dibuka langsung oleh Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj. Pada Kongres ini pula banyak tokoh yang hadir, diantaranya Mustaysar PBNU TGH. LM. Turmudzi Badaruddin, Ketua PBNU KH. Eman Suryaman, Ketua PWNU NTB Prof. TGH. Masnun Tahir. Hadir juga Menko Perkonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Faudziyah, Kadisnaker Perikanan dan Kelautan Provinsi NTB Yurson, Diskrimsus Polda NTB, Perwakilan Danrem Wirabakti 162 Mataram, utusan PW SNNU se Indonesia dan seluruh unsur banom lembaga PWNU NTB.
Saat membuka kongres, Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj menegaskan kalau NU mendukung penuh segala aktifitas SNNU, agar semua potensi laut yang dapat dikonsumsi, serta dimanfaatkan bisa dikelola secara maksimal untuk kesejahteraan nelayan. "Saya mendukung penuh, harapannya dengan adanya SNNU kesejahteraan nelayan bisa meningkat," tegasnya.
Lebih jauh lagi, Said Aqil, berpesan, bahwa sumber daya yang ada dan hidup di lautan ini dapat dimanfaatkan seutuhnya. Ini semua tentunya harus disyukuri, serta senantiasa menjaga keutuhan dan kelestarian alam, terutama biota laut yang ada. "Kita harus bersyukur untuk senantiasa menjaga keutuhan dan keleastarian alam. Kita bisa menggali potensinya, tapi jangan sampai merusak. NU sedari dulu mendukung penuh program kemaritiman di Indonesia dan ini bisa dibuktikan oleh sejarah bahwa asal mula pembentukan Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah ketika Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI," pesan Kiai Said.
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan RI, Ida Fauziyah, menyambut baik hadirnya SNNU, menurutnya ada angin segar mengenai kehadirannya program SNNU yang dapat memberikan dorongan untuk kemajuan serta kesejahteraan para nelayan sebagai penyumbang angka ketenagakerjaan yan cukup signifikan di Indonesia. “Saya melihat dengan terbentuknya SNNU ini menjadi sebuah langka nyata dan juga tentu sebagai angin segar untuk para nelayan yang dapat menikmati program yang akan dijalankan kedepannya.” ujar Ida
Untuk itu, menurut Ida Fauziyah perlunya sebuah dukungan dari seluruh stakeholder yang ada, baik dari pemerintah maupun pihak organisasi kemasyarakatan dalam berkolaborasi mewujudkan kesejahteraan para nelayan kita karena mereka menjadi ujung tombak dari negeri maritim ini. Senada, Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, mengatakan, bahwa para nelayan menyumbang cukup besar dalam kegiatan perekonomian yang berada di wilayah pesisir dan hal tersebut menjadi sumbangsih mereka terhadap keadaan seperti saat ini, dimana kita berada disituasi yang tidapa dapat diprediksi. Adapun diakhir acara, guna mendapat berkah dan barokah dari Allah SWT untuk kita semua, kongres ditutup denggan doa yang dipimpin oleh Datuk Tuan Guru Tarmudzi.
Agenda pertama yaitu bidang perkonomian, dimana kami telah menyusun kerjasama dengan para investor asing, untuk mengelola potensi laut agar masyarakat sekitar pesisir ikut dalam pembesaran benur. "Kita tidak mau kejadian seperti ekspor benur lobster kembali terjadi. Makanya kita ingin datangkan investornya, agar potensi sektor kelautan dan perikanan yang ada bisa dikembangkan di dalam negeri, sehingga mempunyai nilai tambah, dan semua nelayan bisa dilibatkan," ujar dia melalui keterangan resminya yang diterima SINDOnews, di Jakarta, Rabu (16/12/2020).
Selanjutnya yang ke dua, sambung pria yang akrab di sapa Mas Witjak ini, yaitu pada bidang jaminan sosial, berupa asuransi jiwa kepada nelayan Indonesia, sekaligus perjuangan bersama menuju pemerataan. "SNNU tidak ingin kekayaan laut kita hanya dinikmati oleh segelintir orang, karenanya SNNU akan terus memberikan kesempatan agar para nelayan mendapatkan hak-haknya sehingga kesejahteraan di kalangan nelayan benar-benar terwujud," ungkapnya.
Menurut dia upaya tersebut dilakukan mengingat tren jumlah nelayan di Indonesia menurun. Ini mengindikasikan bahwa profesi nelayan khususnya nelayan kecil dan tradisional dianggap belum memberikan jaminan kesejahteraan dibanding profesi lainnya. Untuk itu, kami (SNNU) ) sebagai badan otonom resmi yang berdiri digagas pada Muktamar Nahdlatul Ulama ke-33 di Jombang tahun 2015, ingin berkontribusi langsung turun ke lapangan agar nelayan kita bisa lebih maju dan sejahtera.
"SNNU hadir sebagai bentuk kepedulian Nahdlatul Ulama dalam memperjuangkan taraf hidup masyarakat nelayan pesisir dan pelaku usaha perikanan sebagai hak atas kekayaan sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia," kata dia.
Apalagi, sebagai negara maritim, sambung dia, Indonesia mempunyai potensi ekonomi yang tinggi dari sektor kelautan dan perikanan jika dikeloka dengan baik dan benar. Untuk itu, perlu adanya perencanaan perlindungan dan pengelolaan sumber daya perairan yang matang.
"Bicara sektor kelautan dan perikanan sudah menjadi tanggung jawab setiap stakeholder, tanpa terkecuali SNNU, organisasi kemasyarakatan yang mewadahi nelayan dan masyarakat pesisir untuk keberhasilan pembangunan berhaluan kelautan dengan menjadi poros maritin dunia yang mengedepankan prinsip kedaulatan, keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat nelayan," tambahnya.
Pihaknya berharap dengan hadirnya SNNU semua nelayan dan pelaku usaha perikanan yang terlibat di sektor kelautan dan perikanan terutama para nelayan dan pembudidaya kecil bisa lebih berkembang dan sejahtera. "Adanya kongres ini salah satu bentuknya nyata kami menjembatani dan mempertemukan antara pelaku (nelayan) dan pemerintah langsung agar ditemukan formula dan kebijakan yang tepat demi pengelolaan sektor kelautan dan perikanan yang lebih baik dimasa mendatang. Sehingga memberikan kemashlatan terhadap masyarakat, bangsa dan negara," ujarnya.
Sebagai informasi, kongres pertama SNNU ini dibuka langsung oleh Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj. Pada Kongres ini pula banyak tokoh yang hadir, diantaranya Mustaysar PBNU TGH. LM. Turmudzi Badaruddin, Ketua PBNU KH. Eman Suryaman, Ketua PWNU NTB Prof. TGH. Masnun Tahir. Hadir juga Menko Perkonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Ida Faudziyah, Kadisnaker Perikanan dan Kelautan Provinsi NTB Yurson, Diskrimsus Polda NTB, Perwakilan Danrem Wirabakti 162 Mataram, utusan PW SNNU se Indonesia dan seluruh unsur banom lembaga PWNU NTB.
Saat membuka kongres, Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj menegaskan kalau NU mendukung penuh segala aktifitas SNNU, agar semua potensi laut yang dapat dikonsumsi, serta dimanfaatkan bisa dikelola secara maksimal untuk kesejahteraan nelayan. "Saya mendukung penuh, harapannya dengan adanya SNNU kesejahteraan nelayan bisa meningkat," tegasnya.
Lebih jauh lagi, Said Aqil, berpesan, bahwa sumber daya yang ada dan hidup di lautan ini dapat dimanfaatkan seutuhnya. Ini semua tentunya harus disyukuri, serta senantiasa menjaga keutuhan dan kelestarian alam, terutama biota laut yang ada. "Kita harus bersyukur untuk senantiasa menjaga keutuhan dan keleastarian alam. Kita bisa menggali potensinya, tapi jangan sampai merusak. NU sedari dulu mendukung penuh program kemaritiman di Indonesia dan ini bisa dibuktikan oleh sejarah bahwa asal mula pembentukan Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah ketika Gus Dur menjabat sebagai Presiden RI," pesan Kiai Said.
Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan RI, Ida Fauziyah, menyambut baik hadirnya SNNU, menurutnya ada angin segar mengenai kehadirannya program SNNU yang dapat memberikan dorongan untuk kemajuan serta kesejahteraan para nelayan sebagai penyumbang angka ketenagakerjaan yan cukup signifikan di Indonesia. “Saya melihat dengan terbentuknya SNNU ini menjadi sebuah langka nyata dan juga tentu sebagai angin segar untuk para nelayan yang dapat menikmati program yang akan dijalankan kedepannya.” ujar Ida
Untuk itu, menurut Ida Fauziyah perlunya sebuah dukungan dari seluruh stakeholder yang ada, baik dari pemerintah maupun pihak organisasi kemasyarakatan dalam berkolaborasi mewujudkan kesejahteraan para nelayan kita karena mereka menjadi ujung tombak dari negeri maritim ini. Senada, Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, mengatakan, bahwa para nelayan menyumbang cukup besar dalam kegiatan perekonomian yang berada di wilayah pesisir dan hal tersebut menjadi sumbangsih mereka terhadap keadaan seperti saat ini, dimana kita berada disituasi yang tidapa dapat diprediksi. Adapun diakhir acara, guna mendapat berkah dan barokah dari Allah SWT untuk kita semua, kongres ditutup denggan doa yang dipimpin oleh Datuk Tuan Guru Tarmudzi.
(nng)