Bidik Talenta Digital, Pemerintah Berikan Beasiswa Bagi 50.000 Peserta DTS
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah terus melakukan akselerasi terhadap pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Salah satunya dengan memberikan beasiswa kepada 50.000 peserta Program Digital Talent Scholarship (DTS).
Di mana, program beasiswa itu bertujuan untuk meningkatkan keterampilan anak bangsa bidang teknologi informasi dan komunikasi sebagai bagian dari program pembangunan prioritas nasional pemerintah.
Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika, Haryati mengatakan, langkah pengembangan SDM itu dinilai akan berdampak pada pengurangan jumlah penggangguran dalam negeri dengan meningkatkan kemudahan bagi pencari kerja dan penyedia kerja karena keterampilan yang dimiliki.
“Ditujukan untuk masyarakat umum utamanya para lulusan, angkatan kerja muda hingga aparatur sipil negara di bidang teknologi informasi dan komunikasi, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa di era Industri 4.0,” ujar Haryati kepada wartawan, Kamis (17/12/2020).
( )
Peningkatan kompetensi talenta digital Indonesia dinilai pemerintah akan semakin menumbuhkan keparcayaan industri di sektor teknologi untuk merekrut tenaga kerja dalam negeri. Bahkan, kemampuan dari para talenta digital juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru.
Karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika terus mengembangkan Sistem Informasi dan Monitoring Alumni Sertifikasi (Simonas) dengan penambahan beberapa fitur terbaru. Mulai dari fitur update data pribadi, pencarian pekerjaan berdasarkan gaji, serta kemudahan akses melalui platform android dan IoS.
Haryati menyebut, perbaikan dan penyempurnaan fitur itu akan lebih meningkatkan kemudahan bagi pencari kerja dan penyedia kerja. Di mana, pengkategorian jenis pekerjaan untuk memudahkan pencari pekerja sesuai dengan bidang yang diinginkan.
Perusahaan dapat mempublish lowongan pekerjaan bersifat project lepas (freelance) di dalam Simonas. Lalu, para peserta dapat melamar dan mengajukan penawaran harga. Perusahaan dapat mencari kandidat yang sesuai berdasarkan portofolio dan penawaran harga yang paling sesuai dari para peserta.
( )
Melalui fitur-fitur terbaru di Simonas yang dikembangkan berbasis crowdsourcing atau projectbase, Kementerian Kominfo berharap peserta lulusan DTS dapat terbantu untuk menemukan profesi idamannya.
"Program DTS yang merupakan program Kementerian Kominfo dalam mencetak talenta digital yang unggul itu nantinya akan mendekatkan para talenta dengan industri digital," kata dia.
Ihwal akselerasi transformasi digital, pemerintah juga membutuhkan SDM unggul dengan keahlian yang dibutuhkan industri digital seperti Big Data Analytics, Cybersecurity, Cloud Computing, Web Developer, Cyber Operations, Data Analyst, Digital Marketing, Graphic Designer, IT Perbankan, IT Project Management dan Smart City.
( )
“Selain itu, kawan-kawan kita di dunia industri khususnya industri digital ini tidak hanya membutuhkan kemampuan hard skills saja, tetapi juga butuh dilengkapi dengan soft-skill atau sering disebut sebagai 21 Century Skills,” jelasnya.
Kebutuhan akan kemampuan hard skill dan soft skill itu juga disebut sebagai Critical Thinking, Creativity, Collaboration, serta Communication. Kombinasi dari kecakapan-kecakapan inilah yang paling dibutuhkan untuk akselerasi transformasi digital menuju digital society di Indonesia.
Di mana, program beasiswa itu bertujuan untuk meningkatkan keterampilan anak bangsa bidang teknologi informasi dan komunikasi sebagai bagian dari program pembangunan prioritas nasional pemerintah.
Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Informatika, Haryati mengatakan, langkah pengembangan SDM itu dinilai akan berdampak pada pengurangan jumlah penggangguran dalam negeri dengan meningkatkan kemudahan bagi pencari kerja dan penyedia kerja karena keterampilan yang dimiliki.
“Ditujukan untuk masyarakat umum utamanya para lulusan, angkatan kerja muda hingga aparatur sipil negara di bidang teknologi informasi dan komunikasi, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa di era Industri 4.0,” ujar Haryati kepada wartawan, Kamis (17/12/2020).
( )
Peningkatan kompetensi talenta digital Indonesia dinilai pemerintah akan semakin menumbuhkan keparcayaan industri di sektor teknologi untuk merekrut tenaga kerja dalam negeri. Bahkan, kemampuan dari para talenta digital juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru.
Karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika terus mengembangkan Sistem Informasi dan Monitoring Alumni Sertifikasi (Simonas) dengan penambahan beberapa fitur terbaru. Mulai dari fitur update data pribadi, pencarian pekerjaan berdasarkan gaji, serta kemudahan akses melalui platform android dan IoS.
Haryati menyebut, perbaikan dan penyempurnaan fitur itu akan lebih meningkatkan kemudahan bagi pencari kerja dan penyedia kerja. Di mana, pengkategorian jenis pekerjaan untuk memudahkan pencari pekerja sesuai dengan bidang yang diinginkan.
Perusahaan dapat mempublish lowongan pekerjaan bersifat project lepas (freelance) di dalam Simonas. Lalu, para peserta dapat melamar dan mengajukan penawaran harga. Perusahaan dapat mencari kandidat yang sesuai berdasarkan portofolio dan penawaran harga yang paling sesuai dari para peserta.
( )
Melalui fitur-fitur terbaru di Simonas yang dikembangkan berbasis crowdsourcing atau projectbase, Kementerian Kominfo berharap peserta lulusan DTS dapat terbantu untuk menemukan profesi idamannya.
"Program DTS yang merupakan program Kementerian Kominfo dalam mencetak talenta digital yang unggul itu nantinya akan mendekatkan para talenta dengan industri digital," kata dia.
Ihwal akselerasi transformasi digital, pemerintah juga membutuhkan SDM unggul dengan keahlian yang dibutuhkan industri digital seperti Big Data Analytics, Cybersecurity, Cloud Computing, Web Developer, Cyber Operations, Data Analyst, Digital Marketing, Graphic Designer, IT Perbankan, IT Project Management dan Smart City.
( )
“Selain itu, kawan-kawan kita di dunia industri khususnya industri digital ini tidak hanya membutuhkan kemampuan hard skills saja, tetapi juga butuh dilengkapi dengan soft-skill atau sering disebut sebagai 21 Century Skills,” jelasnya.
Kebutuhan akan kemampuan hard skill dan soft skill itu juga disebut sebagai Critical Thinking, Creativity, Collaboration, serta Communication. Kombinasi dari kecakapan-kecakapan inilah yang paling dibutuhkan untuk akselerasi transformasi digital menuju digital society di Indonesia.
(ind)