Jangan Panik! Ada Peluang Bank Sentral Naikkan Bunga Acuan

Senin, 04 Januari 2021 - 22:27 WIB
loading...
Jangan Panik! Ada Peluang Bank Sentral Naikkan Bunga Acuan
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Chief Economist TanamDuit Ferry Latuhihin mengingatkan pelaku pasar untuk tidak panik bila Bank Indonesia atau bank sentral menaikkan suku bunga acuan . Kebijakan itu memungkinkan karena ada potensi bank sentral akan menarik diri secara perlahan bila perekonomian sudah bergerak.

"Tahun 2021 mesin perekonomian Indonesia akan menantikan penyaluran kredit bank komersial. Bank besar sudah menyatakan target penyaluran kredit level 5% dan ini sudah cukup karena ada berbagai dukungan stimulus dari pemerintah yang membantu," ujar Ferry dalam webinar hari ini (4/1) di Jakarta. ( Baca juga:Tahun Ini Penerbitan Surat Utang Swasta Bakal Semarak )

Target pertumbuhan kredit 5% dinilainya mampu mendorong Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi 5% di tahun ini. Apalagi jika pemerintah masih memberikan stimulus ekonomi, seperti bantuan langsung tunai dan sebagainya. "Bank komersial akan ditunggu kinerja penyaluran kreditnya. Ini yang akan menjadi sentimen utama," katanya.

Perbaikan ekonomi sejatinya juga mulai terlihat dari aktivitas manufaktur melalui data Purchasing Manager's Index (PMI) Indonesia yang tumbuh menjadi 51,6 di Desember dari 50,4 di November.

Dia mengingatkan jika di tahun lalu bank sentral serentak menurunkan suku bunga, maka di tahun ini bukan tidak mungkin para bank sentral mulai menaikkan suku bunga karena melihat ekonomi mulai pulih. Namun, ini wajar karena fokus ke depan telah bergeser dengan peran bank komersial menyalurkan kredit ke nasabahnya. "Bank sentral juga tentu harus mengantisipasi inflasi," sebutnya. ( Baca juga:Pirlo Ingin Segera Datangkan Giroud di Bursa Januari )

Vaksin yang kini mulai didistribusikan akan memberi sentimen positif pada pasar keuangan. Menurut dia jika distribusi vaksin lancar dan kepercayaan bisnis serta investor kembali, maka proyeksi IMF pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini sebesar 6,1% bisa terjadi.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1232 seconds (0.1#10.140)