Kesempatan Rupiah, Fed Diproyeksi Tahan Suku Bunga Bikin Dolar AS Tertekan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar Rupiah masih berpotensi menguat hari ini karena potensi pelemahan dollar Amerika Serikat (USD) ke depan. Hal ini dikarenakan ekspektasi akan adanya lanjutan stimulus fiskal AS dan Bank Sentral AS tetap menahan suku bunga acuan di level rendah.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, Indeks dollar AS masih di kisaran 89 pagi ini sama seperti kemarin. "Dollar AS terlihat masih tertekan meskipun sentimen negatif dari kekhawatiran pasar soal covid-19 membayangi pergerakan aset berisiko," ujar Ariston di Jakarta, Selasa (5/1/2021).
(Baca Juga: Rupiah Punya Potensi Menguat di Awal Tahun Saat Dolar AS Tertekan )
Sambung dia menerangkan, lanjutan stimulus fiskal AS dan Bank Sentral AS tetap menahan suku bunga acuan di level rendah. "Potensi kisaran rupiah di Rp13.800 hingga Rp14.000," jelasnya.
(Baca Juga : Elon Musk Bikin Harga Rival Bitcoin Tembus USD1,27 Miliar )
Sementara itu pada akhir Desember 2020 kemarin, Kongres Amerika Serikat (AS) telah mencapai kesepakatan stimulus raksasa tentang paket bantuan virus Corona sebesar USD900 miliar. Stimulus ini penting sebagai upaya untuk meningkatkan pemulihan ekonomi yang tertekan akibat pandemi Covid-19.
(Baca Juga: Biden Effect Beri Angin Segar ke Mata Uang Rupiah )
Pengamat pasar modal Oktavianus Audi mengatakan, stimulus tersebut bisa menjadi sentimen positif bagi pasar global. Di sisi lain, ada sentimen positif dari kemajuan pendistribusian vaksin Covid-19 yang menopang harapan pemulihan ekonomi global akan lebih baik.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, Indeks dollar AS masih di kisaran 89 pagi ini sama seperti kemarin. "Dollar AS terlihat masih tertekan meskipun sentimen negatif dari kekhawatiran pasar soal covid-19 membayangi pergerakan aset berisiko," ujar Ariston di Jakarta, Selasa (5/1/2021).
(Baca Juga: Rupiah Punya Potensi Menguat di Awal Tahun Saat Dolar AS Tertekan )
Sambung dia menerangkan, lanjutan stimulus fiskal AS dan Bank Sentral AS tetap menahan suku bunga acuan di level rendah. "Potensi kisaran rupiah di Rp13.800 hingga Rp14.000," jelasnya.
(Baca Juga : Elon Musk Bikin Harga Rival Bitcoin Tembus USD1,27 Miliar )
Sementara itu pada akhir Desember 2020 kemarin, Kongres Amerika Serikat (AS) telah mencapai kesepakatan stimulus raksasa tentang paket bantuan virus Corona sebesar USD900 miliar. Stimulus ini penting sebagai upaya untuk meningkatkan pemulihan ekonomi yang tertekan akibat pandemi Covid-19.
(Baca Juga: Biden Effect Beri Angin Segar ke Mata Uang Rupiah )
Pengamat pasar modal Oktavianus Audi mengatakan, stimulus tersebut bisa menjadi sentimen positif bagi pasar global. Di sisi lain, ada sentimen positif dari kemajuan pendistribusian vaksin Covid-19 yang menopang harapan pemulihan ekonomi global akan lebih baik.
(akr)