Elon Musk Diramal Keteteran Penuhi Permintaan Mobil Listrik Tesla Tahun Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Saham Tesla Inc. mencetak rekor tertinggi pada sesi awal perdagangan 2021 memperpanjang sejarah kenaikan lebih dari delapan kali lipat tahun lalu sehingga dinobatkan sebagai produsen mobil paling berharga di dunia. Saham perusahaan yang tergabung dalam indeks S&P 500 itu pada akhir perdagangan Desember 2020 meroket 5,4% menjadi USD743,74.
Kenaikan tajam saham tersebut didukung oleh laba lima kuartal berturut-turut sehingga membantu produsen mobil listrik tersebut paling menonjol dibandingkan industri otomotif dunia yang sedang mengalami penurunan penjualan hingga menorehkan kerugian akibat rantai pasok terganggu. "Kami memperkirakan permintaan yang lebih tinggi selama empat kuartal serta permintaan lebih Model Y di China. Ke depan menunjukkan distribusi lebih tinggi," kata analis J.P. Morgan seperti dikutip dari Reuters, di Jakarta, Selasa (5/1/2021).
Sementara itu,sesuai data revinitiv broker menaikkan target harga saham Tesla menjadi USD105 dari USD90 di mana target median street USD424,5 dari USD319 di bawah harga perdagangan saat ini. Dari sisi distribusi, Tesla sepanjang tahun lalu berhasil menembus target Wall Street berhasil menyalurkan kendaraan listrik sebanyak 450 ribu unit walaupun meleset dari target Chief Executive Officer (CE0) Tesla Elon Musk sebanyak 500 ribu unit.
Namun demikian, Tesla diramal bakal keteteran memenuhi permintaan mobil listrik tahun ini. Pasalnya, baru ada satu pabrik di Shanghai yang dibangun Tesla sebagai satu-satunya yang memproduksi kendaraan di luar California. Di samping itu, Tesla juga bakal kesulitan memproduksi ramp tahun ini dengan statusnya sebagai full self-driving. "Guna memenuhi permintaan ini, perusahaan perlu segera membangun pabrik baru di Austin, Texas, dan Brandenburg, Jerman," kata Gene Munster, Managing Partner Loup Ventures.
Kenaikan tajam saham tersebut didukung oleh laba lima kuartal berturut-turut sehingga membantu produsen mobil listrik tersebut paling menonjol dibandingkan industri otomotif dunia yang sedang mengalami penurunan penjualan hingga menorehkan kerugian akibat rantai pasok terganggu. "Kami memperkirakan permintaan yang lebih tinggi selama empat kuartal serta permintaan lebih Model Y di China. Ke depan menunjukkan distribusi lebih tinggi," kata analis J.P. Morgan seperti dikutip dari Reuters, di Jakarta, Selasa (5/1/2021).
Sementara itu,sesuai data revinitiv broker menaikkan target harga saham Tesla menjadi USD105 dari USD90 di mana target median street USD424,5 dari USD319 di bawah harga perdagangan saat ini. Dari sisi distribusi, Tesla sepanjang tahun lalu berhasil menembus target Wall Street berhasil menyalurkan kendaraan listrik sebanyak 450 ribu unit walaupun meleset dari target Chief Executive Officer (CE0) Tesla Elon Musk sebanyak 500 ribu unit.
Namun demikian, Tesla diramal bakal keteteran memenuhi permintaan mobil listrik tahun ini. Pasalnya, baru ada satu pabrik di Shanghai yang dibangun Tesla sebagai satu-satunya yang memproduksi kendaraan di luar California. Di samping itu, Tesla juga bakal kesulitan memproduksi ramp tahun ini dengan statusnya sebagai full self-driving. "Guna memenuhi permintaan ini, perusahaan perlu segera membangun pabrik baru di Austin, Texas, dan Brandenburg, Jerman," kata Gene Munster, Managing Partner Loup Ventures.
(nng)