Merger dan Akuisisi Perbankan Tingkatkan Daya Saing
loading...
A
A
A
Dia menegaskan, konsolidasi perbankan juga dibutuhkan agar bisa bersaing di kancah global. Untuk bisa bersaing tentu harus mempunyai modal yang besar sehingga memiliki daya tahan. “Bisnis bank itu merupakan highly regulated salah satu regulasinya adalah mempersyaratkan permodalan yang tebal,” katanya.
Dia mencontohkan jika bisnis selain bank seperti restoran atau supermarket ingin tutup bisa dilakukan kapan saja. Namun tidak bisa dengan bisnis bank yang perlu kehati-hatian jika ingin menutupnya. “Penutupan bank itu bukan hal yang gampang makanya menutup bank itu harus hati hati," jelas dia.
Persaingan Tinggi
Lebih lanjut Doddy mengatakan, dinamika persaingan industri perbankan di Indonesia cukup tinggi. Hal tersebut bisa ditandaian dengan adanya perang suku bunga antar bank.
"Sering sekali adanya episode perang suku bunga dan biasanya terjadi ketika ada pengetatan moneter seperti BI Rate naik. Nah disitu ada perang suku bunga, namanya perang jadi kompetitif," ujar dia.
Menurut Doddy, sebenarnya ada suatu leadership di industri perbankan baik dari sisi simpanan atau pinjaman meskipun tidak stabil. Meskipun terjadi pengetatan moneter, dimana likuditas bank tiba-tiba mengering namun perbankan tetap saja saling berebutan untuk mengambil dana yang ada dengan kata lain bunga.
"Jadi dengan kondisi ini, dimana konsolidasi sekalipun masih ada, itu jumlah bank BUKU 3 dan BUKU 4 masih sekitar 35. Dan dengan jumlah tersebut intensitas persiangan masih tinggi," katanya.
Di Indonesia, lanjut Dody, dengan kondisi industri perbankan yang merupakan salah satu paling menguntungkan di dunia, membuat bank-bank global mengincar untuk masuk Indonesia.
"Kalau dalam kondisi normal ya bukan kondisi sekarang itu kita punya NIM 5%, ROA di atas 2%, equity itu sekitar 20% dan di dunia tidak sampai 10 negara yang seperti ini. Makanya bank dari global yang ingin masuk ke Indonesia itu banyak," tandasnya.
Dia mencontohkan jika bisnis selain bank seperti restoran atau supermarket ingin tutup bisa dilakukan kapan saja. Namun tidak bisa dengan bisnis bank yang perlu kehati-hatian jika ingin menutupnya. “Penutupan bank itu bukan hal yang gampang makanya menutup bank itu harus hati hati," jelas dia.
Persaingan Tinggi
Lebih lanjut Doddy mengatakan, dinamika persaingan industri perbankan di Indonesia cukup tinggi. Hal tersebut bisa ditandaian dengan adanya perang suku bunga antar bank.
"Sering sekali adanya episode perang suku bunga dan biasanya terjadi ketika ada pengetatan moneter seperti BI Rate naik. Nah disitu ada perang suku bunga, namanya perang jadi kompetitif," ujar dia.
Menurut Doddy, sebenarnya ada suatu leadership di industri perbankan baik dari sisi simpanan atau pinjaman meskipun tidak stabil. Meskipun terjadi pengetatan moneter, dimana likuditas bank tiba-tiba mengering namun perbankan tetap saja saling berebutan untuk mengambil dana yang ada dengan kata lain bunga.
"Jadi dengan kondisi ini, dimana konsolidasi sekalipun masih ada, itu jumlah bank BUKU 3 dan BUKU 4 masih sekitar 35. Dan dengan jumlah tersebut intensitas persiangan masih tinggi," katanya.
Di Indonesia, lanjut Dody, dengan kondisi industri perbankan yang merupakan salah satu paling menguntungkan di dunia, membuat bank-bank global mengincar untuk masuk Indonesia.
"Kalau dalam kondisi normal ya bukan kondisi sekarang itu kita punya NIM 5%, ROA di atas 2%, equity itu sekitar 20% dan di dunia tidak sampai 10 negara yang seperti ini. Makanya bank dari global yang ingin masuk ke Indonesia itu banyak," tandasnya.
(bai)