Menparekraf Bidik 70% Pelaku Parekraf di Labuan Bajo Tersertifikasi CHSE
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno , dalam lawatannya ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyerahkan sertifikat CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) kepada empat hotel.
Keempat hotel tersebut adalah Inaya Bay Komodo Hotel, Ayana Komodo Resort, The Jayakarta Suites Komodo, dan Plataran Komodo Resort and Spa.
Sandiaga menuturkan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan memperluas cakupan bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di Labuan Bajo , terutama bagi pelaku restoran.
( )
"Kita ingin lebih banyak restoran (yang mendapat sertifikasi CHSE) tadi ada restoran yang kita datangi sudah sangat ingin mengikuti program tapi belum tersentuh, maka tahun ini kita akan jadwalkan untuk program sertifikasi CHSE," ujarnya, Jumat (8/1/2021).
Mengingat Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi super prioritas (DSP), Sandiaga mengharapkan lebih banyak lagi pelaku parekraf yang terjangkau sertifikasi ini.
"Karena ini destinasi unggulan, kita ingin paling tidak 70 persen dari pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di sini bisa tersentuh program CHSE," ucap Sandiaga.
( )
Dia mengungkapkan, DSP Labuan Bajo diproyeksikan sebagai destinasi pariwisata berbasis alam dan budaya. Menurut Sandiaga, pengembangan wisata berbasis alam, budaya, dan religi ini diusulkan oleh perwakilan dari Keuskupan Ruteng.
"Tadi Bapak Uskup Ruteng menitipkan pengembangan wisata budaya dan religi, karena di sini ternyata ada beberapa situs yang menjadi bagian dari jelajah alam wisata edukasi sehingga pengembangannya ke depan akan dikerjasamakan tentunya dengan Keuskupan Ruteng," ucapnya.
Ke depan ini nantinya akan menjadi salah satu poin pengembangan pariwisata di NTT, khususnya di Labuan Bajo seiring dengan pengembangan pariwisata berbasis alam dan budaya setempat.
"Jadi wisata olahraga, wisata berbasis alam terbuka dan budaya hingga wisata edukasi ini menjadi salah satu yang kita siapkan agar Labuan Bajo menjadi destinasi kelas dunia. Dan karena tahun depan akan ada KTT G-20 dan tahun berikutnya ada Asean Summit kita harus isi dengan calendar of events sehingga Labuan Bajo akan jauh lebih siap," paparnya.
( )
Selain itu, Sandiaga mengungkapkan pihaknya akan mengajak masyarakat Labuan Bajo untuk ikut serta mengembangkan dan mempersiapkan berbagai potensi wisata yang ada di kota yang terletak di Kabupaten Manggarai Barat itu.
Dia juga mengimbau agar para pelaku wisata dan ekonomi kreatif serta warga masyarakat di Labuan Bajo untuk mematuhi protokol kesehatan K4 (Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, dan Kelestarian Lingkungan) atau CHSE.
"Jika kita mematuhi protokol kesehatan dan kita fokus dan prioritas pada penanganan kesehatan, Labuan Bajo ini bisa menjadi satu destinasi yang paling siap untuk pulih saat pariwisata dan ekonomi kreatif mulai menggeliat lagi,” tuturnya.
( )
Dia menekankan pada satu tahun ke depan untuk dapat menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah dari segi kesiapan infrastruktur, interkoneksi, produk-produk wisata, calendar of events, dan dukungan pada kegiatan masyarakat agar pariwisata dan ekonomi kreatif ini lebih inklusif, lebih melibatkan masyarakat, berkelanjutan, dan berkeadilan.
Keempat hotel tersebut adalah Inaya Bay Komodo Hotel, Ayana Komodo Resort, The Jayakarta Suites Komodo, dan Plataran Komodo Resort and Spa.
Sandiaga menuturkan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan memperluas cakupan bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) di Labuan Bajo , terutama bagi pelaku restoran.
( )
"Kita ingin lebih banyak restoran (yang mendapat sertifikasi CHSE) tadi ada restoran yang kita datangi sudah sangat ingin mengikuti program tapi belum tersentuh, maka tahun ini kita akan jadwalkan untuk program sertifikasi CHSE," ujarnya, Jumat (8/1/2021).
Mengingat Labuan Bajo merupakan salah satu destinasi super prioritas (DSP), Sandiaga mengharapkan lebih banyak lagi pelaku parekraf yang terjangkau sertifikasi ini.
"Karena ini destinasi unggulan, kita ingin paling tidak 70 persen dari pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di sini bisa tersentuh program CHSE," ucap Sandiaga.
( )
Dia mengungkapkan, DSP Labuan Bajo diproyeksikan sebagai destinasi pariwisata berbasis alam dan budaya. Menurut Sandiaga, pengembangan wisata berbasis alam, budaya, dan religi ini diusulkan oleh perwakilan dari Keuskupan Ruteng.
"Tadi Bapak Uskup Ruteng menitipkan pengembangan wisata budaya dan religi, karena di sini ternyata ada beberapa situs yang menjadi bagian dari jelajah alam wisata edukasi sehingga pengembangannya ke depan akan dikerjasamakan tentunya dengan Keuskupan Ruteng," ucapnya.
Ke depan ini nantinya akan menjadi salah satu poin pengembangan pariwisata di NTT, khususnya di Labuan Bajo seiring dengan pengembangan pariwisata berbasis alam dan budaya setempat.
"Jadi wisata olahraga, wisata berbasis alam terbuka dan budaya hingga wisata edukasi ini menjadi salah satu yang kita siapkan agar Labuan Bajo menjadi destinasi kelas dunia. Dan karena tahun depan akan ada KTT G-20 dan tahun berikutnya ada Asean Summit kita harus isi dengan calendar of events sehingga Labuan Bajo akan jauh lebih siap," paparnya.
( )
Selain itu, Sandiaga mengungkapkan pihaknya akan mengajak masyarakat Labuan Bajo untuk ikut serta mengembangkan dan mempersiapkan berbagai potensi wisata yang ada di kota yang terletak di Kabupaten Manggarai Barat itu.
Dia juga mengimbau agar para pelaku wisata dan ekonomi kreatif serta warga masyarakat di Labuan Bajo untuk mematuhi protokol kesehatan K4 (Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, dan Kelestarian Lingkungan) atau CHSE.
"Jika kita mematuhi protokol kesehatan dan kita fokus dan prioritas pada penanganan kesehatan, Labuan Bajo ini bisa menjadi satu destinasi yang paling siap untuk pulih saat pariwisata dan ekonomi kreatif mulai menggeliat lagi,” tuturnya.
( )
Dia menekankan pada satu tahun ke depan untuk dapat menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah dari segi kesiapan infrastruktur, interkoneksi, produk-produk wisata, calendar of events, dan dukungan pada kegiatan masyarakat agar pariwisata dan ekonomi kreatif ini lebih inklusif, lebih melibatkan masyarakat, berkelanjutan, dan berkeadilan.
(ind)