Oleh karena itu, lembaga perbankan berperan penting memastikan kondisi ekonomi dalam keadaan stabil selama pandemi Covid-19 masih berlangsung.
“Di Asia, sebagian besar bank dalam kondisi yang baik sejauh ini. Rasio kecukupan modal secara keseluruhan telah meningkat atau tetap datar di sebagian besar negara dalam dekade terakhir,” ujar General Manager di BIS Agustin Carstens di Jakarta, Rabu (13/1/2021).
Baca Juga: Pertumbuhan Kredit Perbankan 2021 Diprediksi Masih Loyo
Baca Juga:
Rasio kecukupan modal secara keseluruhan relatif meningkat atau stagnan di sebagian besar negara, kecuali India dan Filipina.
"Sementara itu, tier 1 capital buffers menunjukkan tren peningkatan berkat didorong oleh regulasi yang kuat dari Bank for International Settlements (BIS) dan otoritas keuangan nasional," katanya.
Sayangnya, pandemi semakin memperburuk perekonomian, sehingga bank diprediksikan akan menghadapi persoalan peningkatan kredit macet. Meski demikian, suku bunga rendah dan peraturan yang lebih fleksibel kemungkinan akan menekan adanya risiko ini.
Baca Juga: Perbankan Didorong Konsolidasi, Pengamat: Supaya Makin Tangguh
Oleh karena itu, sejak awal tahun 2020 ketika pandemi Covid-19 berpotensi menyebabkan krisis ekonomi global, menyerukan pentingnya peran bank untuk mengatasi ancaman resesi yang telah di depan mata. Menurut Carstens, bank harus menjadi bagian dari solusi, bukan bagian dari masalah.
“Sekaranglah waktunya untuk memanfaatkan akumulasi penyangga neraca yang telah ditingkatkan saat masa keemasan sebelumnya," bebernya.
(akr)