Aplikasi MyPertamina Targetkan 50 Juta Pengguna
loading...
A
A
A
TANGERANG- PT Pertamina (Persero) menargetkan pengguna aplikasi, MyPertamina mencapai 50 juta hingga akhir tahun 2021. Saat ini, pengguna aplikasi tersebut mencapai 7,6 juta.
“Hingga 31 Desember 2020, MyPertamina mencapai 11,9 juta transaksi dengan nilai pendapatan Rp1,08 triliun,” ujar Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Mas'ud Khamid saat kunjungan ke Telkom Akses Command Center di Tangerang, Kamis (14/1).
Dia menjelaskan, pengguna MyPertamina terus dikejar karena perusahaan BUMN ini ingin mengetahui profil konsumen yang membeli produk Pertamina. "Kita ingin tahu profil pelanggan Pertamina. Puluhan tahun kita telah melayani masyarakat, tapi belum tahu siapa customer kita secara detail. Nah mulai sekarang kita sudah mengetahui profil pelanggan Pertamina. Dan berapa kebutuhan di setiap daerah sudah bisa kita atasi," katanya.
Menurut dia, melalui aplikasi MyPertamina, profiling pengguna BBM nonsubsidi dapat dilakukan. Data ini penting agar perusahaan bisa menyiapkan stok di daerah sesuai dengan kebutuhan konsumen terhadap produk Pertamina yang sering digunakan.
Selain itu, perusahaan juga bisa mengetahui konsumen yang biasa membeli BBM Premium dan BBM Solar yang di subsidi pemerintah. “Pendataan konsumen terhadap kedua produk tersebut agar di masa depan penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran,” paparnya. (Baca juga: Pertamina Perkuat Digitalisasi Sektor Hulu Hingga Hilir)
Khamid menambahkan, digitalisasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) telah tuntas dilakukan per 29 Desember 2020. “Sebanyak 5.518 SPBU semuanya telah di digitalisasi,” katanya.
Dia mengatakan, program digitalisasi SPBU merupakan upaya Pertamina untuk meningkatkan layanan kepada konsumen dengan memantau ketersediaan, penjualan BBM dan transaksi di SPBU dengan data yang real time. “Dengan sistem digital, seluruh proses penyediaan BBM di SPBU terpantau dengan baik dan data tersebut dapat diakses secara langsung oleh sejumlah pihak berwenang seperti Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan BPH Migas sehingga dapat saling mendukung untuk pengawasan penyaluran BBM, termasuk yang BBM bersubsidi seperti Biosolar (B30) dan Premium,” katanya.
Menurut dia, Pertamina telah melakukan digitalisasi di seluruh lini bisnis baik dari sisi hulu sampai hilir. Melalui digitalisasi SPBU, Pertamina memastikan layanan kepada pelanggan lebih aman, mudah dan cepat.
“Hingga 31 Desember 2020, MyPertamina mencapai 11,9 juta transaksi dengan nilai pendapatan Rp1,08 triliun,” ujar Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Mas'ud Khamid saat kunjungan ke Telkom Akses Command Center di Tangerang, Kamis (14/1).
Dia menjelaskan, pengguna MyPertamina terus dikejar karena perusahaan BUMN ini ingin mengetahui profil konsumen yang membeli produk Pertamina. "Kita ingin tahu profil pelanggan Pertamina. Puluhan tahun kita telah melayani masyarakat, tapi belum tahu siapa customer kita secara detail. Nah mulai sekarang kita sudah mengetahui profil pelanggan Pertamina. Dan berapa kebutuhan di setiap daerah sudah bisa kita atasi," katanya.
Menurut dia, melalui aplikasi MyPertamina, profiling pengguna BBM nonsubsidi dapat dilakukan. Data ini penting agar perusahaan bisa menyiapkan stok di daerah sesuai dengan kebutuhan konsumen terhadap produk Pertamina yang sering digunakan.
Selain itu, perusahaan juga bisa mengetahui konsumen yang biasa membeli BBM Premium dan BBM Solar yang di subsidi pemerintah. “Pendataan konsumen terhadap kedua produk tersebut agar di masa depan penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran,” paparnya. (Baca juga: Pertamina Perkuat Digitalisasi Sektor Hulu Hingga Hilir)
Khamid menambahkan, digitalisasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) telah tuntas dilakukan per 29 Desember 2020. “Sebanyak 5.518 SPBU semuanya telah di digitalisasi,” katanya.
Dia mengatakan, program digitalisasi SPBU merupakan upaya Pertamina untuk meningkatkan layanan kepada konsumen dengan memantau ketersediaan, penjualan BBM dan transaksi di SPBU dengan data yang real time. “Dengan sistem digital, seluruh proses penyediaan BBM di SPBU terpantau dengan baik dan data tersebut dapat diakses secara langsung oleh sejumlah pihak berwenang seperti Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan BPH Migas sehingga dapat saling mendukung untuk pengawasan penyaluran BBM, termasuk yang BBM bersubsidi seperti Biosolar (B30) dan Premium,” katanya.
Menurut dia, Pertamina telah melakukan digitalisasi di seluruh lini bisnis baik dari sisi hulu sampai hilir. Melalui digitalisasi SPBU, Pertamina memastikan layanan kepada pelanggan lebih aman, mudah dan cepat.
(aby)