Hari Ini IHSG Dibayangi Pelemahan Aksi Ambil Untung
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pengamat pasar modal Riska Afriani mengatakan, indeks harga saham gabungan (IHSG) akan ada potensi pelemahan pada perdagangan akhir pekan, Jumat (22/1/2021). Menurut dia, tekanan akan terjadi jelang penutupan sesi I.
"Saya lihat memang ada potensi pelemahan. Penguatan mungkin hanya di sesi I pembukaan. Tekanan akan terjadi pada sesi II menuju penutupan," ujarnya pada Market Opening IDX Channel, Jumat (22/1/2021). ( Baca juga:Akhir Pekan, IHSG Diprediksi Bergerak Malu-malu )
Dia melanjutkan, IHSG sudah mengalami penguatan yang cukup signifikan dalam tiga minggu terakhir sehingga mampu membentuk tren yang positif.
"Untuk hari ini saya lihat ada potensi profit taking terhadap IHSG sendiri. Jadi potensi penguatan ada, cuma rally juga terbatas dan saya lihat malah ada potensi penurunan ke profit taking," ungkapnya.
Riska menuturkan, investor asing cenderung masih wait and see pasca-dilantiknya Presiden Joe Biden. Investor masih menunggu kebijakan awal dari Joe Biden dalam mendukung pemulihan ekonomi serta upaya untuk mendapatkan lebih banyak vaksin Covid-19. ( Baca juga:Diterpa Pandemi, Minat Warga Bandung Mengakses Aplikasi Kesehatan Tinggi )
"Rilis data ketenagakerjaan Amerika mengungkap pengangguran awalnya 900.000 pada 16 Januari kemarin, hanya turun 26.000 dari minggu sebelumnya. Ini tidak terlalu signifikan, sehingga optimisme investor lebih kepada pemerintahan Biden yang mungkin bisa menjadi hal yang positif buat indeks," tandasnya.
"Saya lihat memang ada potensi pelemahan. Penguatan mungkin hanya di sesi I pembukaan. Tekanan akan terjadi pada sesi II menuju penutupan," ujarnya pada Market Opening IDX Channel, Jumat (22/1/2021). ( Baca juga:Akhir Pekan, IHSG Diprediksi Bergerak Malu-malu )
Dia melanjutkan, IHSG sudah mengalami penguatan yang cukup signifikan dalam tiga minggu terakhir sehingga mampu membentuk tren yang positif.
"Untuk hari ini saya lihat ada potensi profit taking terhadap IHSG sendiri. Jadi potensi penguatan ada, cuma rally juga terbatas dan saya lihat malah ada potensi penurunan ke profit taking," ungkapnya.
Riska menuturkan, investor asing cenderung masih wait and see pasca-dilantiknya Presiden Joe Biden. Investor masih menunggu kebijakan awal dari Joe Biden dalam mendukung pemulihan ekonomi serta upaya untuk mendapatkan lebih banyak vaksin Covid-19. ( Baca juga:Diterpa Pandemi, Minat Warga Bandung Mengakses Aplikasi Kesehatan Tinggi )
"Rilis data ketenagakerjaan Amerika mengungkap pengangguran awalnya 900.000 pada 16 Januari kemarin, hanya turun 26.000 dari minggu sebelumnya. Ini tidak terlalu signifikan, sehingga optimisme investor lebih kepada pemerintahan Biden yang mungkin bisa menjadi hal yang positif buat indeks," tandasnya.
(uka)