Tekanan Keuangan dan Digitalisasi Bisa Mengancam Perusahaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menurut Laporan Risiko Global 2021, terkait dengan akses teknologi dan keterampilan digital, kesenjangan antara mereka yang punya dan tidak punya berisiko kian melebar dan mempersulit ikatan sosial. Hal ini terutama akan memengaruhi generasi muda di seluruh dunia, karena kelompok ini menghadapi krisis global kedua dalam satu generasi dan bisa jadi kehilangan seluruh kesempatan dalam satu dekade ke depan.
Managing Director di World Economic Forum Saadia Zahidi mengatakan, tekanan keuangan, digital, dan reputasi yang disebabkan oleh Covid-19 juga mengancam banyak perusahaan dan tenaga kerja mereka menjadi tertinggal untuk pasar masa depan.
"Meskipun potensi perbedaan ini dapat mengakibatkan perpecahan masyarakat di berbagai negara, namun pandangan geopolitik yang semakin tegang dan rapuh juga akan menghalangi pemulihan global jika kekuatan tingkat menengah tidak memiliki suara di meja global," ujar dia dalam laporannya di Jakarta, Jumat (22/1/2021).
Percepatan transformasi digital menjanjikan keuntungan besar, seperti misalnya adanya hampir 100 juta pekerjaan baru pada tahun 2025. Akan tetapi pada saat yang sama, digitalisasi dapat menggantikan sekitar 85 juta pekerjaan.
"Karena 60% orang dewasa saat ini masih belum memiliki keterampilan dasar digital, risikonya adalah memperburuk ketidaksetaraan yang ada,” tambah Peter Giger, Chief Risk Officer Grup, Zurich Insurance Group.
Bahkan, jatuhnya perekonomian dan sosial dari Covid19 akan sangat berdampak besar pada cara organisasi berinteraksi dengan klien dan kolega untuk waktu yang lama, setelah peluncuran vaksin apa pun. Saat bisnis mentransformasi tempat kerja mereka, kerentanan yang baru akan mulai bermunculan.
Digitalisasi yang cepat terjadi meningkatkan eksposur cyber secara cepat, disrupsi rantai pasokan mengubah model bisnis secara radikal, dan peningkatan masalah kesehatan yang serius mengikuti karyawan saat peralihan ke bekerja jarak jauh
Maka dari itu setiap bisnis harus memperkuat dan terus meninjau strategi mitigasi risiko mereka jika ingin meningkatkan ketahanan mereka untuk mengatasi gangguan di masa depan.
Managing Director di World Economic Forum Saadia Zahidi mengatakan, tekanan keuangan, digital, dan reputasi yang disebabkan oleh Covid-19 juga mengancam banyak perusahaan dan tenaga kerja mereka menjadi tertinggal untuk pasar masa depan.
"Meskipun potensi perbedaan ini dapat mengakibatkan perpecahan masyarakat di berbagai negara, namun pandangan geopolitik yang semakin tegang dan rapuh juga akan menghalangi pemulihan global jika kekuatan tingkat menengah tidak memiliki suara di meja global," ujar dia dalam laporannya di Jakarta, Jumat (22/1/2021).
Percepatan transformasi digital menjanjikan keuntungan besar, seperti misalnya adanya hampir 100 juta pekerjaan baru pada tahun 2025. Akan tetapi pada saat yang sama, digitalisasi dapat menggantikan sekitar 85 juta pekerjaan.
"Karena 60% orang dewasa saat ini masih belum memiliki keterampilan dasar digital, risikonya adalah memperburuk ketidaksetaraan yang ada,” tambah Peter Giger, Chief Risk Officer Grup, Zurich Insurance Group.
Bahkan, jatuhnya perekonomian dan sosial dari Covid19 akan sangat berdampak besar pada cara organisasi berinteraksi dengan klien dan kolega untuk waktu yang lama, setelah peluncuran vaksin apa pun. Saat bisnis mentransformasi tempat kerja mereka, kerentanan yang baru akan mulai bermunculan.
Digitalisasi yang cepat terjadi meningkatkan eksposur cyber secara cepat, disrupsi rantai pasokan mengubah model bisnis secara radikal, dan peningkatan masalah kesehatan yang serius mengikuti karyawan saat peralihan ke bekerja jarak jauh
Maka dari itu setiap bisnis harus memperkuat dan terus meninjau strategi mitigasi risiko mereka jika ingin meningkatkan ketahanan mereka untuk mengatasi gangguan di masa depan.
(akr)