Harga Kedelai dan Daging Sapi Mahal, Pak Mentan Diperingatkan Siap-siap Dibully
loading...
A
A
A
JAKARTA - Komisi IV DPR menyoroti kenaikan harga kedelai dan daging sapi di pasar saat ini. Bahkan Ketua Komisi IV, Sudin memperingatkan, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo harus siap dibully masyarakat karena adanya lonjakan harga.
"Yang kami khawatirkan situasi pangan ke depan karena kita hadapi bulan puasa dan lebaran, ini 2021 haqqul yaqin harga sapi lebih naik dari hari ini, karena stok banyak dibawa ke Vietnam dari Australia, dari Vietnam dipotong dibawa ke China. Mentan siap-siap kalau nggak ada solusi, siap-siap di-bully lagi masalah daging," ujar Sudin, Senin (25/1/2021).
Ia meminta Kementerian Pertamina (Kementan) mencermati sebab terjadinya lonjakan kenaikan harga kedua komoditas tersebut. Dia mengutarakan, jika Kementan tidak melakukan langkah-langkah mitigasi untuk mengantisipasi kenaikan harga, maka dipastikan harga daging sapi akan melonjak dari harga saat ini. Kenaikan diprediksi terjadi saat bulan puasa dan lebaran 2021.
Anggota DPR asal Fraksi PDPI itu menuturkan, Kementan perlu fokus pada stabilitas harga komoditas dalam negeri. Bahkan, dia menilai, terjadi pergerakan harga daging sapi dan kedelai karena pemerintah terlena dengan impor dari luar negeri.
"Kita harus benar-benar mencermati, kenapa terjadi pergerakan harga sapi tahun 2020? Pertama terlenanya kita dengan impor, ini tugas Dirjen PKH (Peternakan dan Kesehatan Hewan), jangan pakai lagu lama, ini harus pakai lagu baru. Kenaikan harga dipicu kebakaran di Australia tahun 2019, kemudian tahun 2020 juga terjadi banjir," katanya.
Persoalan harga memang bukan ranah Kementan. Meski begitu, secara teknis Kementan bertanggungjawab terhadap tingkat produksi dalam negeri. "Kalau kedelai Kementan tidak pernah dilibatkan dalam regulasi, tetapi tugasnya adalah memproduksi kedelai, apabila dananya cukup," kata Sudin.
Tiga tahun terakhir anggaran yang dikeluarkan Ditjen Peternakan Kesehatan Hewan jumlahnya cukup besar dibanding direktorat lain di Kementan. Misalnya, pada 2020 pagu anggaran semula Rp 2,022 triliun menjadi Rp1,21 triliun.
Meski anggaran tercatat cukup besar, namun masalah kenaikan harga daging di pasar tetap menjadi masalah. Kementan dituntut untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Jika tidak, kinerja Menteri Pertanian dinilai gagal oleh masyarakat.
"Yang kami khawatirkan situasi pangan ke depan karena kita hadapi bulan puasa dan lebaran, ini 2021 haqqul yaqin harga sapi lebih naik dari hari ini, karena stok banyak dibawa ke Vietnam dari Australia, dari Vietnam dipotong dibawa ke China. Mentan siap-siap kalau nggak ada solusi, siap-siap di-bully lagi masalah daging," ujar Sudin, Senin (25/1/2021).
Ia meminta Kementerian Pertamina (Kementan) mencermati sebab terjadinya lonjakan kenaikan harga kedua komoditas tersebut. Dia mengutarakan, jika Kementan tidak melakukan langkah-langkah mitigasi untuk mengantisipasi kenaikan harga, maka dipastikan harga daging sapi akan melonjak dari harga saat ini. Kenaikan diprediksi terjadi saat bulan puasa dan lebaran 2021.
Anggota DPR asal Fraksi PDPI itu menuturkan, Kementan perlu fokus pada stabilitas harga komoditas dalam negeri. Bahkan, dia menilai, terjadi pergerakan harga daging sapi dan kedelai karena pemerintah terlena dengan impor dari luar negeri.
"Kita harus benar-benar mencermati, kenapa terjadi pergerakan harga sapi tahun 2020? Pertama terlenanya kita dengan impor, ini tugas Dirjen PKH (Peternakan dan Kesehatan Hewan), jangan pakai lagu lama, ini harus pakai lagu baru. Kenaikan harga dipicu kebakaran di Australia tahun 2019, kemudian tahun 2020 juga terjadi banjir," katanya.
Persoalan harga memang bukan ranah Kementan. Meski begitu, secara teknis Kementan bertanggungjawab terhadap tingkat produksi dalam negeri. "Kalau kedelai Kementan tidak pernah dilibatkan dalam regulasi, tetapi tugasnya adalah memproduksi kedelai, apabila dananya cukup," kata Sudin.
Tiga tahun terakhir anggaran yang dikeluarkan Ditjen Peternakan Kesehatan Hewan jumlahnya cukup besar dibanding direktorat lain di Kementan. Misalnya, pada 2020 pagu anggaran semula Rp 2,022 triliun menjadi Rp1,21 triliun.
Meski anggaran tercatat cukup besar, namun masalah kenaikan harga daging di pasar tetap menjadi masalah. Kementan dituntut untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Jika tidak, kinerja Menteri Pertanian dinilai gagal oleh masyarakat.
(akr)