Monggo Disimak, Arah APBN Jokowi di 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) menjelaskan arah kebijakan strategis Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2021. Jokowi meminta uang negara tahun ini digunakan untuk percepatan pemulihan dan akselerasi transformasi ekonomi nasional untuk mendukung sejumlah sektor strategis seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, ketahanan pangan, teknologi informasi, dan pariwisata.
Pernyataan Jokowi seiring dengan adanya pemangkasan pagu anggaran 2021 sejumlah kementerian dan lembaga (K/L) yang diputuskan melalui Surat Menteri Keuangan nomor S-30/MK.02/2021 tanggal 12 Januari 2021. Dalam beleid tersebut, keputusan refocusing dan realokasi anggaran dilakukan berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. Di mana, sumber penghematan berasal dari rupiah murni, lalu jenis belanja yang dapat dilakukan penghematan adalah belanja barang dan belanja modal.
Sementara, kegiatan yang tidak dikecualikan dari refocusing seperti sumber dana non rupiah murni, anggaran layanan perkantoran, anggaran keberlanjutan PEN, anggaran komitmen multiyears contract, dan prioritas pembangunan nasional pada 7 proyek strategis nasional. "Kebijakan strategis APBN 2021 diarahkan untuk mendukung percepatan pemulihan dan akselerasi pemulihan transformasi ekonomi terutama melalui sektor pendidikan, kesehatan, dan perlindungan infrastruktur ketahanan pangan, teknologi informasi, dan pariwisata," ujar Jokowi, Rabu (27/1/2021).
Kepala Negara mengaatakan bahwa, pemerintah terus bekerja keras untuk menghadapi pandemi. Indonesia, kata dia, harus terus menyiapkan strategi jangka panjang yang tepat, sambil terus mengawal pengendalian pandemi dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Terkait program PEN, dia memastikan akan terus melanjutkan program-program recovery atau pemulihan yang memungkinkan mampu mendorong kinerja industri, UMKM, serta meningkatkan daya beli masyarakat pada 2021.
Saat ini, ekonomi Tanah Air sudah memberikan indikator perbaikan. Adapun indikator-indikator tersebut tercermin dalam Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur pada Desember 2020 lalu yang masuk ke zona ekspansi. Selain itu, ada Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) serta harga-harga komoditas juga berangsur membaik, dan mulai naik didorong oleh adanya perbaikan permintaan (demand). "Di Desember 2020 kemarin (PMI manufaktur) mencapai angka pada posisi yang kembali normal seperti sebelum Covid-19, yakni 51,3," kata dia.
Pernyataan Jokowi seiring dengan adanya pemangkasan pagu anggaran 2021 sejumlah kementerian dan lembaga (K/L) yang diputuskan melalui Surat Menteri Keuangan nomor S-30/MK.02/2021 tanggal 12 Januari 2021. Dalam beleid tersebut, keputusan refocusing dan realokasi anggaran dilakukan berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati. Di mana, sumber penghematan berasal dari rupiah murni, lalu jenis belanja yang dapat dilakukan penghematan adalah belanja barang dan belanja modal.
Sementara, kegiatan yang tidak dikecualikan dari refocusing seperti sumber dana non rupiah murni, anggaran layanan perkantoran, anggaran keberlanjutan PEN, anggaran komitmen multiyears contract, dan prioritas pembangunan nasional pada 7 proyek strategis nasional. "Kebijakan strategis APBN 2021 diarahkan untuk mendukung percepatan pemulihan dan akselerasi pemulihan transformasi ekonomi terutama melalui sektor pendidikan, kesehatan, dan perlindungan infrastruktur ketahanan pangan, teknologi informasi, dan pariwisata," ujar Jokowi, Rabu (27/1/2021).
Kepala Negara mengaatakan bahwa, pemerintah terus bekerja keras untuk menghadapi pandemi. Indonesia, kata dia, harus terus menyiapkan strategi jangka panjang yang tepat, sambil terus mengawal pengendalian pandemi dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Terkait program PEN, dia memastikan akan terus melanjutkan program-program recovery atau pemulihan yang memungkinkan mampu mendorong kinerja industri, UMKM, serta meningkatkan daya beli masyarakat pada 2021.
Saat ini, ekonomi Tanah Air sudah memberikan indikator perbaikan. Adapun indikator-indikator tersebut tercermin dalam Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur pada Desember 2020 lalu yang masuk ke zona ekspansi. Selain itu, ada Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) serta harga-harga komoditas juga berangsur membaik, dan mulai naik didorong oleh adanya perbaikan permintaan (demand). "Di Desember 2020 kemarin (PMI manufaktur) mencapai angka pada posisi yang kembali normal seperti sebelum Covid-19, yakni 51,3," kata dia.
(nng)