Geber Bauran EBT 50% di 2050, Menteri Siti Nurbaya Dorong Hutan Energi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menargetkan bauran energi baru terbarukan (EBT) di tahun 2050 bisa mencapai 50%.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan, untuk mencapai target itu pihaknya antara lain tengah mendorong pengembangan hutan tanaman energi.
Hutan tanaman energi diyakini sebagai masa depan energi biomassa Indonesia. Hutan tanaman energi akan menjadi sumber bahan baku energi biomassa secara berkelanjutan bagi pembangkit tenaga listrik.
Terdapat 11 juta hektare (ha) Hutan Tanaman Industri (HTI) dimana dari luas tersebut yang bisa digunakan sekitar 400.000 ha pada 2021-2024. KLHK juga sudah mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 62 Tahun 2019 dengan konsep multi usaha.
"Jadi misalnya pemegang HTI yang sekarang kalau dia kesulitan, dia bisa multi usaha. Bisa juga ekowisata, hutan energi dan sebagainya. Presiden Jokowi juga berkali-kali menekankan hutan energi dan bioenergi. Fasilitasi regulasi dan dukungan perizinannya kami dorong dan kami bantu," ujarnya dalam MGN Summit 2021 Sustainable Energy, Kamis (28/1/2021).
Dia melanjutkan, ada pula potensi pembangkit listrik tenaga bioenergi dari kelapa sawit. Adapun luas kebun kelapa sawit sekitar 10 juta ha. "Ada potensi PLTU biomassa sebesar 1.600 MW dan potensi PLT biogas sebesar 1.200 MW. Ada juga yang didorong KLH pengembangan desa mandiri berbasis aren di Gorontalo," ungkapnya.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan, untuk mencapai target itu pihaknya antara lain tengah mendorong pengembangan hutan tanaman energi.
Hutan tanaman energi diyakini sebagai masa depan energi biomassa Indonesia. Hutan tanaman energi akan menjadi sumber bahan baku energi biomassa secara berkelanjutan bagi pembangkit tenaga listrik.
Terdapat 11 juta hektare (ha) Hutan Tanaman Industri (HTI) dimana dari luas tersebut yang bisa digunakan sekitar 400.000 ha pada 2021-2024. KLHK juga sudah mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 62 Tahun 2019 dengan konsep multi usaha.
"Jadi misalnya pemegang HTI yang sekarang kalau dia kesulitan, dia bisa multi usaha. Bisa juga ekowisata, hutan energi dan sebagainya. Presiden Jokowi juga berkali-kali menekankan hutan energi dan bioenergi. Fasilitasi regulasi dan dukungan perizinannya kami dorong dan kami bantu," ujarnya dalam MGN Summit 2021 Sustainable Energy, Kamis (28/1/2021).
Dia melanjutkan, ada pula potensi pembangkit listrik tenaga bioenergi dari kelapa sawit. Adapun luas kebun kelapa sawit sekitar 10 juta ha. "Ada potensi PLTU biomassa sebesar 1.600 MW dan potensi PLT biogas sebesar 1.200 MW. Ada juga yang didorong KLH pengembangan desa mandiri berbasis aren di Gorontalo," ungkapnya.
(fai)