Menyiapkan Generasi Kokoh

Jum'at, 29 Januari 2021 - 06:08 WIB
loading...
A A A
Keempat, mengembangkan talenta muda. Kemenaker sangat paham bahwa revolusi industri yang melahirkan otomatisasi dan disrupsi telah berdampak serius bagi dunia ketenagakerjaan. Jutaan pekerjaan akan hilang dan digantikan dengan pekerjaan-pekerjaan baru yang tumbuh. Untuk menjawab future job itu, Kemenaker merekrut, mengorganisir, mengembangkan dan memfasilitasi banyak talenta muda yang potensial agar mereka dapat masuk ke pasar kerja atau berwirausaha. “Langkah ini kami lakukan dengan membangun talent hub sebagai wadah pengembangan talenta, menyelenggarakan program-program pelatihan yang berorientasi masa depan, menyelenggarakan program kewirausahaan digital dan industri kreatif, dan membangun talent corner di daerah melalui BLK-BLK Kementerian Ketenagakerjaan,” kata Menteri Ida.

(Baca juga: Mau Dapat Penghargaan Pembangunan Daerah dari Bappenas? Simak Kriteria Penilaiannya )

Di tempat terpisah, Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Pungky Sumadi mengatakan, pandemi membukakan mata semua orang tentang pentingnya pemanfaatan teknologi informasi (TI). Bappenas pun mempersiapkan SDM yang terampil dalam perekonomian digital. Itulah sebabnya pemerintah melakukan investasi pengembangan jaringan internet, seperti Palapa Ring.

Selain itu, pemerintah memberikan bantuan sosial (bansos) dengan cara nontunai. Pola ini bukan sekadar untuk mempermudah skema penyaluran. Dengan bantuan nontunai, masyarakat menjadi bisa mengakses layanan jasa teknologi finansial (financial technology/fintech). Para pelaku usaha nantinya tinggal melakukan pengembangan lebih lanjut. Bappenas pun berusaha menghubungkan para petani pelaku usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan pasar di daerah lain bahkan berbeda negara. “Kami mempersiapkan masyarakat yang lebih baik dalam menghadapi peluang ekonomi gara-gara perkembangan TI. Termasuk menyiapkan sekolah-sekolah reguler dan kejuruan, serta latihan untuk UMKM. Kemudian mendorong paket kemitraan bahwa seorang petani kopi harus berpikir pasarnya bukan hanya di kota atau kabupaten sekitarnya saja, tapi bisa provinsi atau dunia,” tuturnya.

Berkembangnya TI dikhawatirkan menggerus penggunaan tenaga manusia? Pungky menepis hal itu. “Itu hanya kekhawatiran di atas kertas. Kalau kita enggak berbuat apa-apa dan membiarkan orang tidak boleh belajar TI, mungkin itu akan terjadi. Artinya, semua akan dikuasai artificial intelligence. Akan tetapi, apa iya manusia akan membiarkan dirinya seperti itu, kan enggak,” bantahnya.
(ynt)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1379 seconds (0.1#10.140)