Rekind Siap Wujudkan Teknologi Industri Pengolahan LTJ Milik Negara

Kamis, 28 Januari 2021 - 19:50 WIB
loading...
Rekind Siap Wujudkan Teknologi Industri Pengolahan LTJ Milik Negara
PT Rekayasa Industri (Rekind) bersama Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) berinisiatif mengembangkan rancangan teknologi pengolahan Logam Tanah Jarang (LTJ) skala komersial. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - PT Rekayasa Industri (Rekind) bersama Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) berinisiatif mengembangkan rancangan teknologi pengolahan Logam Tanah Jarang (LTJ) skala komersial. Inisiatif kerjasama ini menjadi tahapan awal dari upaya Rekind sebagai satu-satunya Perusahaan Engineering, Procurement, Construction, Commisinoning (EPCC) milik bangsa untuk berkontribusi dalam pembangunan ekosistem industri LTJ nasional.

Dalam mewujudkan teknologi industri pengolahan LTJ, Batan lebih dahulu mengembangkannnya dalam skala Laboratorium dan Pilot. Rekind bersama Batan bakal bersinergi untuk mengembangkan teknologi ini hingga tahapan skala komersial. Muaranya diharapkan mampu menggerakkan sendi-sendi sektor bisnis negara.



Kolaborasi antarlembaga milik negara tersebut direalisasikan melalui Penandatanganan kerjasama antara Direktur Pengembangan Usaha Rekind, Achmad Muchtasyar dengan Kepala Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir Batan, Ir. Yarianto Sugeng Budi Susilo, M.Si, di Pusat Teknologi Bahan Galian Nuklir, Jakarta, Kamis (28/1/2021).

“Kerjasama ini merupakan amanah besar yang diberikan negara kepada kami, sebagai upaya meningkatkan kemampuan perekonomian bangsa melalui perwujudan teknologi merah-putih untuk industri pengolahan LTJ. Rekind berkomitmen untuk hadir dengan kemampuan terbaiknya melalui kekuatan inovasi dan teknologi yang selama ini terus dikembangkan, terutama dalam menjawab kebutuhan di bidang energi baru terbarukan. Kami sangat bangga atas kepercayaan ini,” tegas Direktur Utama Rekind, Alex Dharma Balen.

LTJ merupakan mineral ikutan yang terdapat dalam pertambangan mineral utama. Salah satu contoh sumber deposit utamanya yaitu monazite, merupakan mineral ikutan yang ada pada pertambangan timah. Sampai sekarang baru tiga negara yang mengembangkannya di level bisnis, yaitu China, Australia dan Amerika Serikat.

Pemanfaatan LTJ menjadi perhatian Negara sejak 2018. Hal itu ditandai dengan dibentuknya konsorsium oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melalui Keputusannya Nomor 236/2018.

Di era digital sendiri, kehadiran LTJ merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dengan kehidupan manusia. Produk turunan dari kehadiran LTJ ini Mampu mendukung peran di sektor otomotif di masa depan, terutama dalam menyediakan magnet untuk motor pada mobil listrik.

Selain itu juga berpotensi menunjang pengembangan sektor energi melalui panel surya efisiensi tinggi dan baterai dengan kemampuan penyimpanan energi yang besar. LTJ juga memiliki peran besar dalam industri kesehatan, seperti pada alat Magnetic Resonane Imaging (MRI), serta industri pertahanan melalui cat anti radar.

Baca juga: Salut! Pemerintah Dikabarkan Mau Pangkas Impor Baja hingga 50%

“Maka dari itu, keterlibatan kami dalam mewujudkan teknologi industri ini merupakan bentuk kontribusi besar Rekind dalam menyiapkan Indonesia menghadapi era industri masa depan, karena LTJ memiliki produk yang bervariasi dan fleksibel untuk dikembangkan,” jelas Alex Dharma Balen.

Ditambahkan Direktur Pengembangan Usaha Rekind, Achmad Muchtasyar, kerjasama Rekind dan Batan akan fokus pada pengolahan monazite menjadi unsur LTJ yang sudah dimurnikan dan bahan material aktif untuk berbagai aplikasi turunannya.



“Rekind akan berperan dalam perancangan proses agar teknologi yang sudah dikembangkan Batan di skala pilot tersebut dapat beroperasi secara efektif dan efisien pada skala komersial. Kami mendukung upaya pemerintah yang sedang melakukan pemetaan potensi LTJ, sehingga ketika diperlukan teknologinya sudah siap,” sambungnya.

Semoga sinergi ini mampu memperoleh hasil maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan, serta mampu menambah kekuatan perekonomian negara di tengah situasi pandemi yang masih kuat menerpa dunia.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4577 seconds (0.1#10.140)