Tancap Gas, Barata Indonesia Ekspor Komponen Pembangkit ke Bahrain dan Brazil
loading...
A
A
A
JAKARTA - Memasuki bulan kedua tahun ini, PT Barata Indonesia (Persero) tancap gas melakukan ekspor komponen pembangkit listrik ke dua negara. Divisi Pembangkit Barata, lewat pabrik komponen turbin di Cilegon, melakukan ekspor ke Bahrain dan Brazil pada Rabu kemarin (27/1).
Ekspor ke Bahrain berupa dua komponen pembangkit andalan Barata Indonesia, yakni LP Outer Casing dan Condenser. Rencananya perangkat itu akan digunakan pada Pembangkit Lisrik Tenaga Gas Al Dur Phase II, yang dibangun di lokasi existing dekat site Al Dur Phase I IWPP Plant.
Sebelumnya, pembangkit itu juga menggunakan produk Barata Indonesia untuk penyediaan komponen Ppembangkit listrik. Nantinya pembangkit tersebut akan memiliki empat gas turbine generation (GTG) dengan empat heat recovery steam generator serta dua steam turbine. Untuk mengerjakan komponen tersebut, pabrik komponen turbin Cilegon membutuhkan waktu 60.000 jam kerja. ( Baca juga:Keder dengan Produk Indonesia, Mendag Lutfi Sebut 14 Negara Jadi Jail )
Sementara ekspor ke Brazil adalah komponen pembangkit steam turbine vondenser ke Pembangkit Listrik Parnaiba V, di Brasil. Menjadi membanggakan, karena tidak hanya sekedar ekspor, namun ekspor steam turbine condenser kali ini juga merupakan salah satu yang terbesar dan terpanjang yang pernah dikerjakan pabrik Cilegon dengan tonase hampir 500 ton. ( Baca juga:Presiden Sebut Jilid Pertama PPKM Tak Efektif, Ganjar Usul Digelar Serentak )
Direktur Operasi Barata Indonesia Bobby Sumardiat Atmosudirjo menjelaskan bahwa target perusahaan tidak berubah, yakni akan terus menjadi perusahaan manufaktur nasional yang berdaya saing hingga mancanegara. Perseroan berkomitmen memberikan nilai tambah bagi pemulihan ekonomi nasional melalui performa ekspor.
”Target kami tahun 2021 sebesar USD30 juta. Ini adalah semangat optimisme kami untuk terus menghasilkan produk-produk manufaktur yang tidak hanya kompeten, tapi berdaya saing global secara berkelanjutan," ujar Bobby, seperti dikutip dari IG Kementerian BUMN, Senin (1/2/2021).
Berdasarkan laporan keuangan perseroan tahun 2020, Barata berhasil mencatatkan performa penjualan sebesar Rp1,2 triliun dan kinerja ekspor sebesar Rp388,7 miliar.
Ekspor ke Bahrain berupa dua komponen pembangkit andalan Barata Indonesia, yakni LP Outer Casing dan Condenser. Rencananya perangkat itu akan digunakan pada Pembangkit Lisrik Tenaga Gas Al Dur Phase II, yang dibangun di lokasi existing dekat site Al Dur Phase I IWPP Plant.
Sebelumnya, pembangkit itu juga menggunakan produk Barata Indonesia untuk penyediaan komponen Ppembangkit listrik. Nantinya pembangkit tersebut akan memiliki empat gas turbine generation (GTG) dengan empat heat recovery steam generator serta dua steam turbine. Untuk mengerjakan komponen tersebut, pabrik komponen turbin Cilegon membutuhkan waktu 60.000 jam kerja. ( Baca juga:Keder dengan Produk Indonesia, Mendag Lutfi Sebut 14 Negara Jadi Jail )
Sementara ekspor ke Brazil adalah komponen pembangkit steam turbine vondenser ke Pembangkit Listrik Parnaiba V, di Brasil. Menjadi membanggakan, karena tidak hanya sekedar ekspor, namun ekspor steam turbine condenser kali ini juga merupakan salah satu yang terbesar dan terpanjang yang pernah dikerjakan pabrik Cilegon dengan tonase hampir 500 ton. ( Baca juga:Presiden Sebut Jilid Pertama PPKM Tak Efektif, Ganjar Usul Digelar Serentak )
Direktur Operasi Barata Indonesia Bobby Sumardiat Atmosudirjo menjelaskan bahwa target perusahaan tidak berubah, yakni akan terus menjadi perusahaan manufaktur nasional yang berdaya saing hingga mancanegara. Perseroan berkomitmen memberikan nilai tambah bagi pemulihan ekonomi nasional melalui performa ekspor.
”Target kami tahun 2021 sebesar USD30 juta. Ini adalah semangat optimisme kami untuk terus menghasilkan produk-produk manufaktur yang tidak hanya kompeten, tapi berdaya saing global secara berkelanjutan," ujar Bobby, seperti dikutip dari IG Kementerian BUMN, Senin (1/2/2021).
Berdasarkan laporan keuangan perseroan tahun 2020, Barata berhasil mencatatkan performa penjualan sebesar Rp1,2 triliun dan kinerja ekspor sebesar Rp388,7 miliar.
(uka)