Pasar Modal Ambles, Wimboh Ingatkan Investor Perlu Tahu Fundamental

Senin, 01 Februari 2021 - 23:18 WIB
loading...
Pasar Modal Ambles,...
Seiring meningkatnya investor di pasar modal, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso mengingatkan, perlunya edukasi kepada masyarakat. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Seiring meningkatnya investor di pasar modal , Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) , Wimboh Santoso mengingatkan, perlunya edukasi kepada masyarakat. Termasuk menjelaskan cara kerja bursa. Sehingga apabila ada risiko seperti koreksi, maka masyarakat tidak kaget.



Ketua OJK Wimboh Santoso mengatakan, jumlah total investor di pasar modal mencapai 3,88 juta investor (naik 56% yoy) dan terus bertambah menjadi 4 juta investor hingga 15 Januari 2021 dengan frekuensi transaksi yang mengalami tren kenaikan.

"Pasar SBN (Surat Berharga Negara) selama tahun 2020 mengalami penguatan dengan yield turun 105 bps. Namun penguatan yield UST di awal 2021 mendorong pelemahan pasar SBN sehingga yield SBN perlahan naik," katanya.

Mengantisipasi perkembangan tersebut, OJK bersama self regulatory organizations (SROs) dan pelaku Pasar Modal terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar lebih rasional dalam menentukan pilihan investasi.

"Melakukan edukasi agar bisa memahami produk di pasar modal sifatnya bisa volatile. Sehingga analisis fundamental perlu tahu. Jangan terbawa-bawa kepada analisis teknikal yang sewaktu-waktu bisa terkoreksi. Apabila sudah paham, pilihan jatuh pada investor,”

"Jangan sampai nanti apabila terkoreksi, kaget, dan akhirnya menimbulkan permasalahan di masyarakat,” sambung dia menambahkan.



Pertumbuhan pesat investor retail di pasar saham sejalan dengan program pendalaman pasar yang dilakukan OJK dengan dukungan seluruh pihak terkait. Namun demikian, perkembangan tersebut agar diimbangi dengan meningkatnya pemahaman yang memadai mengenai investasi, tidak sekadar mengikuti tren dan sumber dana bukan berasal dari pinjaman.

OJK mencermati rebound pasar saham melewati level 6000 di akhir 2020 dan di awal Januari, sempat menyentuh 6.435 (14-Jan). Namun akhir bulan Januari 2021 ditutup melemah di level 5.862,35 atau turun 1,95% ytd akibat rilis data ekonomi global.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1335 seconds (0.1#10.140)