Pasokan Daya Kendaraan Listrik Dari Mana? Ini Penjelasan PLN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini mengatakan, PLN memiliki peran di hilir sebagai penyuplai pasokan listrik dalam pengembangan industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV) seperti mobil listrik. Keterlibatan PLN dalam pengembangan ekosistem EV salah satunya adalah memastikan ketersediaan suplai listrik melalui pengembangan pembangkit 35 GW.
"Di situ kita akan memiliki electricity supply yang digunakan untuk baterai charging station," ujarnya, Selasa (2/2/2021).
Dia melanjutkan, PLN diminta ketersediaan listrik pada saat kendaraan berbasis listrik sudah banyak digunakan masyarakat. Untuk itu, PLN berperan dalam penyediaan infrastruktur pengisian daya seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).
"Kami menyiapkan terkait SPKLU dan SPBKLU untuk umum dan juga fasilitas lain yang kemudian dikembangkan bagaimana skema model bisnis SPKLU dan SPBKLU ke depannya," tuturnya.
Zulkifli menuturkan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan PLN menunjukkan bahwa mobil listrik kemungkinan 80% akan diisi daya listrik pada saat pemilik kendaraan pulang ke rumah. Sisanya 20% menyatakan akan mengisi daya di SPKLU. Terkait hal tersebut, PLN memberikan diskon 30% tarif rumah tangga untuk pengisian daya kendaraan listrik.
"Jadi mereka pulang ke rumah, beristirahat lalu melakukan pengisian daya mobilnya di dalam rumah dari malam hari hingga pagi hari. Sedangkan 20% akan melakukan pengisian daya di SPKLU. Karena itu, kami menyediakan baik di dalam rumah maupun di luar rumah bekerja sama dengan semua pihak agar value chain bisa berjalan sebaik-baiknya," jelasnya.
PLN juga mengembangkan aplikasi pengisian baterai berupa Charge.IN untuk mempermudah pengguna dalam mengontrol dan memonitor pengisian baterai mobil atau motor listrik di stasiun pengisian atau SPKLU."Dengan aplikasi Charge.IN maka pemilik kendaraan bisa mengontrol pengisian baterai di stasiun pengisian," tandasnya.
"Di situ kita akan memiliki electricity supply yang digunakan untuk baterai charging station," ujarnya, Selasa (2/2/2021).
Dia melanjutkan, PLN diminta ketersediaan listrik pada saat kendaraan berbasis listrik sudah banyak digunakan masyarakat. Untuk itu, PLN berperan dalam penyediaan infrastruktur pengisian daya seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).
"Kami menyiapkan terkait SPKLU dan SPBKLU untuk umum dan juga fasilitas lain yang kemudian dikembangkan bagaimana skema model bisnis SPKLU dan SPBKLU ke depannya," tuturnya.
Zulkifli menuturkan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan PLN menunjukkan bahwa mobil listrik kemungkinan 80% akan diisi daya listrik pada saat pemilik kendaraan pulang ke rumah. Sisanya 20% menyatakan akan mengisi daya di SPKLU. Terkait hal tersebut, PLN memberikan diskon 30% tarif rumah tangga untuk pengisian daya kendaraan listrik.
"Jadi mereka pulang ke rumah, beristirahat lalu melakukan pengisian daya mobilnya di dalam rumah dari malam hari hingga pagi hari. Sedangkan 20% akan melakukan pengisian daya di SPKLU. Karena itu, kami menyediakan baik di dalam rumah maupun di luar rumah bekerja sama dengan semua pihak agar value chain bisa berjalan sebaik-baiknya," jelasnya.
PLN juga mengembangkan aplikasi pengisian baterai berupa Charge.IN untuk mempermudah pengguna dalam mengontrol dan memonitor pengisian baterai mobil atau motor listrik di stasiun pengisian atau SPKLU."Dengan aplikasi Charge.IN maka pemilik kendaraan bisa mengontrol pengisian baterai di stasiun pengisian," tandasnya.
(nng)