Cara Erick Thohir Dorong Industri EV Baterai Indonesia Agar Mendunia

Rabu, 03 Februari 2021 - 11:41 WIB
loading...
A A A
Pada Desember 2020 lalu, kedua utusan Indonesia menggandeng perusahaan electric vehicle battery atau baterai kendaraan listrik asal Korea Selatan, LG Energy Solution Ltd. yang bekerja sama dengan konsorsium badan usaha milik negara (BUMN).

Investasi raksasa LG Consortium menjadikan Indonesia negara pertama di dunia yang mengintegrasikan industri baterai listrik dari pertambangan hingga baterai lithium mobil listrik.

Usai mendapati mitra, pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) menggenjot pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU). Realisasi tahap ini sudah berjalan pada 2021.

Sudah ada 32 titik SPKLU di 22 lokasi dan proyek percontohan (pilot project) 33 SPBKLU. Tahun ini juga kedua perseroan merencanakan ada pengembangan sistem penyimpanan energi atau Energy Storage System.

Pada 2023 mendatang, OEM mulai memproduksi EV di Indonesia. Kemudian, pada 2024 smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) ditargetkan mulai beroperasi yang dikembangkan oleh PT Aneka Tambang Tbk atau Antam dan pabrik Pabrik Precursor baterai dan katoda mulai beroperasi yang dikerjakan Pertamina dan MIND ID.

Sementara pada 2025, melalui Pertamina dan PLN Pabrik cell to pack mulai beroperasi. Tahapan selanjutnya adalah adopsi 100 persen kendaraan listrik seiring dengan pemberlakuan Ibu Kota baru di Kalimantan Timur. "Ibu Kota Baru, dengan target 100 persen adopsi EV," katanya.

( )

Kementerian BUMN memastikan Holding Indonesia Battery Corporation akan terbentuk pada semester I-2021. Holding tersebut diri dari Antam, Pertamina, PLN, dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau MIND.ID

Ketiga perseroan plat merah itu akan bergabung dan dinaungi MIND.ID. Wakil Menteri (Wamen) BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan, MIND.ID ada Antam akan fokus pada sektor hulu. Dimana, kedua perseroan akan bertanggung jawab pada penambangan dan memproses bahan baterai seperti nikel dan alumunium menjadi sulfat.

Sementara PLN dan Pertamina difokuskan pada sektor hilirnya. Tugas yang dikerjakan adalah pembentukan baterai, distribusinya, dan membuat penyimpanan di tingkat rumah tangga.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1064 seconds (0.1#10.140)