Sejumlah Aset Negara Disiapkan untuk Gaet Investor Global Lewat LPI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah tengah mempersiapkan langkah besar untuk mendorong investor global untuk berinvestasi di Indonesia melalui Indonesia Investment Authority (INA) atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI) . Tercatat sejumlah aset negara yang tengah diperbaharui untuk ditawarkan kepada investor.
Dalam catatan MNC Portal, tercatat beberapa aset tengah dipersiapkan pemerintah baik yang dikelola oleh BUMN Karya, Telekomunikasi dan Informasi, hingga sektor perbankan.
Baca Juga: Jokowi Kerek Target Investasi 2021 Jadi Rp900 Triliun, Menko Luhut: Itu Tidak Sulit
Di sektor infrastruktur fisik seperti bandara, pelabuhan, dan jalan tol akan menjadi fokus pemerintah. Ragam fasilitas itu dinilai strategis untuk menopang lalu lintas atau perjalanan di tingkat domestik dan internasional.
( )
Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko menuturkan, pembangunan infrastruktur tidak saja dilakukan oleh BUMN Karya, namun pemerintah memberikan tempat bagi perusahaan global untuk ambil andil dalam penggarapan proyek tersebut melalui LPI.
"Dalam dua tahun pertama, kami akan fokus pada aset infrastruktur, seperti yang saya sebutkan sebelumnya, seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan, saya pikir itu sangat jelas, kami ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperbaiki kualitas aset, dan juga meluaskan kapasitas dengan mitra global, untuk membawa trafik dan penciptaan nilai setelah pandemi," ujar dia dalam Mandiri investment forum, dikutip Kamis (4/2/2021).
Untuk sektor perbankan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah fokus memperoleh tambahan modal bagi PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI.
( )
Karena itu, manajemen BSI diarahkan untuk melakukan penerbitan saham baru (right issue). Dalam aksi korporasi itu, pihak BSI menargetkan investor global sebagai investor baru pemilik saham perseroan melalui LPI.
Tiko menuturkan, Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHETD) tersebut akan menambah dana BSI dalam jangkah menengah.
"Kami ingin melakukan rights issue dan tentunya jika ada match of interest kami akan sangat terbuka untuk bekerjasama dengan investor yang ingin mengambil block seed di BSI ke depannya," kata dia.
Sementara itu, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. atau Telkom tengah melakukan restrukturisasi bisnis. Salah satunya melepas anak usaha (spin off) di sektor infrastruktur.
( )
Langkah restrukturisasi bisnis tersebut untuk memperoleh dana segar dari para investor. Dalam skemanya, pemisahan tidak murni itu juga dilakukan melalui Sovereign Wealth Fund. Upaya spin off itu dinilai cukup strategis untuk jangka menengah kedepannya.
Pemerintah juga akan membuka kesempatan bagi investor untuk berinvestasi melalui perusahaan modal ventura atau venture capital (VC) yang dimiliki oleh perseroan plat merah diantaranya, MDI Ventures, BRI Ventures dan Mandiri Capital. Investasi akan difokuskan pada perusahaan startup.
Pemerintah tengah mempertimbangkan untuk menawarkan proyek energi terbarukan yang akan dan tengah digarap pemerintah melalui PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero) dan Geo Dipa Energi.
Dalam catatan MNC Portal, tercatat beberapa aset tengah dipersiapkan pemerintah baik yang dikelola oleh BUMN Karya, Telekomunikasi dan Informasi, hingga sektor perbankan.
Baca Juga: Jokowi Kerek Target Investasi 2021 Jadi Rp900 Triliun, Menko Luhut: Itu Tidak Sulit
Di sektor infrastruktur fisik seperti bandara, pelabuhan, dan jalan tol akan menjadi fokus pemerintah. Ragam fasilitas itu dinilai strategis untuk menopang lalu lintas atau perjalanan di tingkat domestik dan internasional.
( )
Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko menuturkan, pembangunan infrastruktur tidak saja dilakukan oleh BUMN Karya, namun pemerintah memberikan tempat bagi perusahaan global untuk ambil andil dalam penggarapan proyek tersebut melalui LPI.
"Dalam dua tahun pertama, kami akan fokus pada aset infrastruktur, seperti yang saya sebutkan sebelumnya, seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan, saya pikir itu sangat jelas, kami ingin menggunakan kesempatan ini untuk memperbaiki kualitas aset, dan juga meluaskan kapasitas dengan mitra global, untuk membawa trafik dan penciptaan nilai setelah pandemi," ujar dia dalam Mandiri investment forum, dikutip Kamis (4/2/2021).
Untuk sektor perbankan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah fokus memperoleh tambahan modal bagi PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI.
( )
Karena itu, manajemen BSI diarahkan untuk melakukan penerbitan saham baru (right issue). Dalam aksi korporasi itu, pihak BSI menargetkan investor global sebagai investor baru pemilik saham perseroan melalui LPI.
Tiko menuturkan, Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHETD) tersebut akan menambah dana BSI dalam jangkah menengah.
"Kami ingin melakukan rights issue dan tentunya jika ada match of interest kami akan sangat terbuka untuk bekerjasama dengan investor yang ingin mengambil block seed di BSI ke depannya," kata dia.
Sementara itu, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. atau Telkom tengah melakukan restrukturisasi bisnis. Salah satunya melepas anak usaha (spin off) di sektor infrastruktur.
( )
Langkah restrukturisasi bisnis tersebut untuk memperoleh dana segar dari para investor. Dalam skemanya, pemisahan tidak murni itu juga dilakukan melalui Sovereign Wealth Fund. Upaya spin off itu dinilai cukup strategis untuk jangka menengah kedepannya.
Pemerintah juga akan membuka kesempatan bagi investor untuk berinvestasi melalui perusahaan modal ventura atau venture capital (VC) yang dimiliki oleh perseroan plat merah diantaranya, MDI Ventures, BRI Ventures dan Mandiri Capital. Investasi akan difokuskan pada perusahaan startup.
Pemerintah tengah mempertimbangkan untuk menawarkan proyek energi terbarukan yang akan dan tengah digarap pemerintah melalui PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero) dan Geo Dipa Energi.
(ind)