Bulog Tak Dilibatkan dalam Holding BUMN Pangan, Ini Respon Buwas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah membentuk Holding BUMN klaster pangan. Dalam keanggotaannya dan induk holding tercatat ada sembilan perseroan plat merah yang tergabung.
Meski begitu, Erick tidak memasukan Perum Bulog yang bertugas dalam bidang manajemen logistik melalui pengelolaan persediaan, distribusi dan pengendalian harga beras, sebagai anggota holding.
Merespon hal itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas menuturkan, dirinya tidak mengetahui secara pasti alasan Menteri BUMN tidak memasukan Bulog ke dalam Holding BUMN Pangan. Namun, Buwas menyebut, ada rencana Kementerian BUMN akan menjadikan Bulog sebagai badan pangan.
( )
"Ada rencana program Bulog ini akan berubah. Saya tidak tahu berubahnya kapan dan untuk apa jadinya. Tapi, salah satunya menjadi badan pangan, sehingga dipisah oleh Pak Menteri. Jangan nanti sudah masuk klaster pangan, tiba-tiba harus keluar. Nah, ini jadi kacau balau," ujarnya, Kamis (4/2/2021).
Alasan lainnya adalah Bulog fokus pada tiga pilar yakni ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas. Saat ini, yang menjadi fokus manajemen adalah menjalankan tugasnya berdasarkan ketentuan yang berlaku.
"Tapi sementara, Bulog itu punya peran sebagai tiga pilar, kita punya tugas untuk negara. Jadi kalau kita dimasukkan ke dalam BUMN klaster pangan, memang kita nggak. Yang penting bagi saya, Bulog bisa bertugas sesuai tugasnya, sesuai undang-undang, kepentingan masyarakat, itu yang penting," katanya.
( )
Buwas sendiri menghargai keputusan Erick Thohir. "Jadi, kami tidak usah bagaimana-bagaimana, itu keputusan pemerintah, yang penting realisasinya Bulog itu bisa punya peran kepada kepentingan masyarakat," tutur dia.
Adapun perseroan yang bergabung dalam Holding BUMN Pangan adalah PT RNI, Berdikari, Perikanan Indonesia (Perindo), Perikanan Nusantara (Perinus), Pertani, Sang Hyang Seri, PT Bhanda Ghara Reksa (BGR Logistics), Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan PT Garam.
Meski begitu, Erick tidak memasukan Perum Bulog yang bertugas dalam bidang manajemen logistik melalui pengelolaan persediaan, distribusi dan pengendalian harga beras, sebagai anggota holding.
Merespon hal itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas menuturkan, dirinya tidak mengetahui secara pasti alasan Menteri BUMN tidak memasukan Bulog ke dalam Holding BUMN Pangan. Namun, Buwas menyebut, ada rencana Kementerian BUMN akan menjadikan Bulog sebagai badan pangan.
( )
"Ada rencana program Bulog ini akan berubah. Saya tidak tahu berubahnya kapan dan untuk apa jadinya. Tapi, salah satunya menjadi badan pangan, sehingga dipisah oleh Pak Menteri. Jangan nanti sudah masuk klaster pangan, tiba-tiba harus keluar. Nah, ini jadi kacau balau," ujarnya, Kamis (4/2/2021).
Alasan lainnya adalah Bulog fokus pada tiga pilar yakni ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilitas. Saat ini, yang menjadi fokus manajemen adalah menjalankan tugasnya berdasarkan ketentuan yang berlaku.
"Tapi sementara, Bulog itu punya peran sebagai tiga pilar, kita punya tugas untuk negara. Jadi kalau kita dimasukkan ke dalam BUMN klaster pangan, memang kita nggak. Yang penting bagi saya, Bulog bisa bertugas sesuai tugasnya, sesuai undang-undang, kepentingan masyarakat, itu yang penting," katanya.
( )
Buwas sendiri menghargai keputusan Erick Thohir. "Jadi, kami tidak usah bagaimana-bagaimana, itu keputusan pemerintah, yang penting realisasinya Bulog itu bisa punya peran kepada kepentingan masyarakat," tutur dia.
Adapun perseroan yang bergabung dalam Holding BUMN Pangan adalah PT RNI, Berdikari, Perikanan Indonesia (Perindo), Perikanan Nusantara (Perinus), Pertani, Sang Hyang Seri, PT Bhanda Ghara Reksa (BGR Logistics), Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dan PT Garam.
(ind)