Kisah Manis Para Mitra GrabFood, Teknologi Pembawa Rezeki

Selasa, 09 Februari 2021 - 11:39 WIB
loading...
Kisah Manis Para Mitra...
Keputusan Hally Luis untuk membuka outlet baru Martabak Yurich juga dipengaruhi setelah bergabung dengan GrabFood.
A A A
JAKARTA - Yurich Martabak dan Kebab House memulai kisah manisnya dengan menjual martabak kelas premium yang topping-nya bisa di mix and match sesuai keinginan pembeli. Adalah, Hally Luis (33) pria bujang yang mengaku punya hobi membuat kue, memulai usaha menjual martabak setelah tertantang dengan ide kekasihnya.

“Awalnya diajak pacar saya untuk mencicipi martabak yang kabarnya paling enak di Kota Medan. Setelah saya cicipi, saya katakan kalau saya bisa membuat martabak yang lebih enak,” ujarnya pria berkacamata tersebut.

Selanjutnya, Hally membuat martabak manis menggunakan bahan-bahan premium olahannya, lalu diberikan kepada kekasih. Setelah kekasihnya mencicipi, kekasihnya memberikan respon positif dan menyampaikan kalau sebaiknya martabak yang dibuat Hally dipasarkan juga. “Dia bilang kalau martabak yang saya buat itu enak, sayang kalau tidak coba untuk dijual, akhirnya dibukalah Martabak Yurich pada 2016,” katanya.

Setelah menjalankan usahanya selama 2 tahun, Hally merasa bahwa ia ingin menjangkau masyarakat yang lebih banyak agar dapat menikmati martabak buatannya. Hally memilih untuk bergabung dengan GrabFood di tahun 2018 untuk memperluas daya jangkau Martabak Yurich. “Sebelum bergabung dengan GrabFood, pembeli martabak Yurich mayoritas pembeli sekitar outlet saja, sekarang pembeli bisa dari mana saja,” ujar Hally.

Hasilnya bisa ditebak, setelah bergabung beberapa bulan dengan GrabFood omset Martabak Yurich meningkat sebesar 40%. Dia mengatakan pembelian Martabak Yurich yang diterima dari GrabFood per hari bisa sampai 190 pesanan. “Pembelian saat ini memang didominasi dari GrabFood, yang datang langsung membeli ke sini ada 100 pesanan saja,” ujarnya.

Tidak hanya omset meningkat yang dirasakan oleh Hally, setelah bergabung dengan GrabFood. Keputusan untuk membuka outlet baru Martabak Yurich juga dipengaruhi setelah bergabung dengan GrabFood. Dia mengatakan penentuan tempat untuk outlet yang baru ditentukan oleh sebaran orderan GrabFood yang dia terima. Kedepannya, Hally akan bergabung dengan GrabKitchen yang ada di Medan untuk semakin memperluas jangkauan martabaknya.

“Saya bisa menganalisa lokasi pesanan GrabFood yang tiap hari saya terima. Jadi saya mengetahui mayoritas orderan datang dari mana dan hal tersebut membantu saya menentukan lokasi outlet saya berikutnya. Semua jadi sangat mudah dan akurat berkat teknologi,” ujarnya.

Hally mengaku sudah menyiapkan inovasi dalam pengemasan martabaknya. Dia membungkus martabaknya dengan aluminium foil untuk menjaga suhu dan rasa dari martabak tidak berkurang. Dia menyadari perjalanan dari outletnya untuk sampai ke konsumen terkadang memakan jarak cukup jauh.

“Martabak itu enaknya dinikmati selagi hangat, saya ingin pelanggan Martabak Yurich tetap bisa menikmati martabaknya dalam kondisi terbaik. Waktu pengiriman cepat dari GrabFood juga sudah membantu menjaga kualitas makanan,” ujarnya.

Banyak hal yang berubah setelah bergabung dengan GrabFood, apalagi dengan fitur-fitur baru yang GrabFood sediakan dimana akhirnya memunculkan kreativitas dari pelanggan. Pelanggan Martabak Yurich yang menggunakan GrabFood saat ini sering melakukan mix and match berbagai topping keinginan mereka yang bisa mereka pilih langsung dari aplikasi saat melakukan pesanan. Mereka mengekspresikan selera mereka dengan mencampur berbagai topping mereka.

“Hasilnya banyak jenis martabak baru yang dihasilkan konsumen kami berkat fitur dari GrabFood. Yang paling unik misalnya adalah topping durian bakar dicampur dengan dengan keju, lalu ada taro dicampur dengan nutella, dan yang terakhir, krim keju dicampur dengan Ovomaltine dan Oreo,” ujar Hally.

Dia mengatakan kreativitas dari konsumen tersebut meyakinkannya untuk terus berinovasi menghasilkan sesuatu yang baru dan menarik termasuk menambah menu baru selain martabak manis. Martabak Yurich mulai menyediakan kebab di outletnya. Kreativitas konsumen malah semakin menjadi-jadi, para konsumennya meminta agar topping yang ada di martabak dicoba untuk ditambahkan ke dalam kebab pesanan mereka.

“Jadi sering ada yang pesan agar kebabnya ditambahi keju, jagung, ataupun coklat. Saya layani semua maunya konsumen, kalau harga bisa disesuaikan,” ujar pria klimis ini sambil tertawa.

Hally mengaku melakukan inovasi secara terus-menerus agar tetap dapat eksis dalam industri makanan. Dia menjelaskan kunci kesuksesannya adalah dengan membuat martabak dengan menggunakan pewarna dan perasa alami untuk menghasilkan kualitas makanan yang baik. Selain adonan, dia mengaku kalau topping dari martabaknya dibuat homemade sehingga hal tersebut menjadi pembeda dengan martabak manis lainnya.

“Bahan makanan yang premium menjadi kunci untuk membuat martabak yang enak, karena kualitas memang tidak bisa bohong. Bahkan ada bahan topping yang saya langsung impor dari Jepang,” ujarnya.

Martabak Yurich dinilai konsumen tidak manis berlebihan. Hal tersebut karena bahan baku diolah sendiri, sehingga dapat diukur secara efektif. Dia melakukan riset terus-menerus untuk menghasilkan menu baru yang disenangi konsumen. “Saya dan pacar sering melakukan riset bersama. Yang utama adalah martabak kami tidak boleh terlalu manis, karena warga Medan kurang suka yang terlalu manis,” katanya.

Hally mengatakan mimpinya ke depan adalah ingin membuka cabang lebih banyak kalau perlu sampai ke luar negeri. Dia sudah menyiapkan langkah seperti mendaftarkan merek ke instansi terkait dan belajar berbagai persyaratan yang dibutuhkan. “Prioritas saat ini tentu ekspansi di Indonesia, tapi inginnya juga sampai ke Australia dan Malaysia. Pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual menjadi pending,” paparnya.

Dia mengaku berbagai rencana besar tersebut tidak dapat terwujud tanpa dukungan dari keluarga dan orang-orang terkasih. Hally mengatakan pacarnya ikut dari nol mendirikan usaha Martabak Yurich. “Kekasih saya banyak terlibat di dalam pengembangan menu baru dan juga tester rasa martabak saya. Entah kenapa lidah pacar saya itu memang bisa mewakili keinginan konsumen di Medan,” ujarnya tertawa.

Del Manggo, UMKM Minuman Kekinian Sukses Ekspansi Berkat Teknologi
Usaha lain adalah pemilik Del Mango, Adnan Imran. Ada cerita menarik di balik pendirian usaha ini. Terinspirasi dari jus-jus buah Thailand yang unik saat dirinya berlibur di negeri gajah putih tersebut, kini Adnan telah meluncurkan tujuh jenis minuman dan lima dessert kekinian di Del Manggo.

"Ayo pak segera jalan, cuacanya agak panas," pintaku kepada bapak pengemudi GrabBike.

"Siap, Del Manggo yah? Memang pas panas-panas begini minum Del Manggo," sahut bapak pengemudi seakan tahu minuman kekinian ini.

Teriknya matahari tidak mengurungkan niatku untuk berangkat ke outlet di Jalan Boulevard tersebut. Tentu juga untuk mencoba Del Manggo, yang tetap hits sejak tahun 2017.

Sesampainya di sana, nampak jelas orang-orang dengan jaket hijau bertuliskan Grab memenuhi outlet Del Manggo. Jelas saja mereka adalah mitra pengantaran GrabFood yang menunggu pesanan untuk diantarkan kepada para pelanggan. Apalagi cuaca saat itu sedang terik-teriknya, memang cocok buat nge-GrabFood saja.

Del, nama panggilan Adnan Imran, pria kelahiran Makassar 6 November menamai usahanya dengan namanya sendiri "Del Manggo", agar mudah dikenali orang-orang katanya. Saya dan Adnan telah mengatur janji untuk bertemu hari ini.

"Silakan," sambut Adnan.

Saya pun duduk sambil berbincang, di sisi kiri tak henti mitra GrabFood saling bergantian mengambil pesanan mereka. "Sungguh luar biasa orderan Del Manggo hari ini," kata ku kepada Adnan.

"Grab memang sangat membantu, bisa kita lihat sendiri panjang antrian driver yang pesan Del Manggo. Sekitar 60 persen pesanan kita sebenarnya dari GrabFood sisanya itu customer langsung. Apalagi dengan cuaca panas seperti ini. Pernah, ada satu driver sampai pesan 40 cup, itu track record terbanyak driver Grab saat ini," jawab Adnan.

Kisah Manis Para Mitra GrabFood, Teknologi Pembawa Rezeki

Sambil berbincang santai, datanglah seorang pelayan membawa menu andalan Del Manggo ke meja kami.

"Slurpppp...slurppp," nikmatnya jus mangga dipadu dengan cream lezat ala Del Manggo dan potongan buah mangga, sukses menghilangkan rasa haus.

Meskipun banyak yang berjualan minuman sejenis ini, Del Manggo tetap mempertahankan eksistensinya. "Mengapa? Karena kualitas yang sangat dipertahankan. Mulai dari pemilihan buah yang segar dan manis, kemudian pengembangan inovasi produk dan pelayanan. Yang awalnya kita hanya ada menu Del Manggo, sekarang sudah ada avocado, mango lychee, dan beberapa macam dessert. Dan dengan adanya GrabFood, sangat membantu pengembangan pelayanan kami," ujarnya.

Eksisnya Del Manggo saat ini bukan hal mudah bagi Del. Saat pertama kali ia merintis usahanya, Del hanya berjualan di pinggir jalan. Pelanggan pertamanya pun merupakan teman-temannya.

Semuanya berawal sejak Del berlibur di Thailand. Di sana, Del melihat jus mangga dengan metode pembuatan yang cukup sederhana dengan tambahan potongan mangga sebagai topping di atasnya membuatnya menjadi unik kelihatan.

Kisah Manis Para Mitra GrabFood, Teknologi Pembawa Rezeki


"Kan kalau di Makassar itu penjual jus buah di blender saja, nah di Thailand ini unik karena ditambah potongan buah di atasnya. Tapi waktu di Thailand itu saya belum ada pikiran untuk jual, saat di Jakarta saya lihat sudah booming sampai saya lihat antrian orang-orang. Nah, di Makassar belum ada, jadi akhirnya saya coba jual dan ternyata respon masyarakat baik, karena mereka penasaran, apalagi lokasi saya memang strategis pas di pinggir jalan, sehingga semua bisa lihat," kata Del.

"Ternyata antusias masyarakat dengan minuman ini cukup tinggi. Apalagi saat itu memang lagi hits-nya. Hari pertama saya menghabiskan sekitar 10 kg mangga. Hari kedua saya coba bawa 20 kg, ternyata habis lagi, akhirnya saya coba naikkan terus. Alhamdulillah habis," kenangnya.

Tak berselang lama, minuman yang dijual Del menjadi terkenal. Saking hits-nya, banyak usaha serupa yang muncul. "Ini kan minuman musiman. Bahkan di jalan tempat saya jual dulu, ada sekitar tujuh outlet yang jual minuman semacam ini," katanya sambil tertawa.

Sudah berjalan 3 tahun sejak Del memulai usahanya. Kini ia telah memiliki 3 outlet, 2 di Jl. Boulevard dan 1 di Jl. Hertasning. Dari seluruh outlet yang ada, Del mampu menjual 1000 cup per harinya. Ini menandakan bagaimana masyarakat begitu menyukai Del Manggo.

Semua berawal sejak Del Manggo terdaftar di GrabFood. "Sebenarnya Grab itu jawaban dari pengusaha ataupun masyarakat biasa. Bagaimana kita bisa membeli makanan lebih simple, praktis, dan bahkan lebih cepat, akhirnya yang merasakan dampak positifnya juga pengusaha. Jadi memang timing-nya juga pas, saat Grab mulai ekspansi, kita juga mulai buka," terangnya.

"Apalagi di tengah kota saat cuaca panas, membuat orang malas keluar kantor, ya tinggal pakai Grab. Jadi penjualan meningkat. Jikalau tanpa Grab, setengah mati berkembang apalagi kita sebagai pelaku UMKM, brand lokal mau bersaing setengah mati, untunglah ada Grab," bebernya.

Del mengaku dirinya akan membuka dua cabang lagi tahun depan. Katanya, untuk lebih menjangkau lagi para pelanggannya. Tentu menjadi kabar baik, ongkos kirim bisa lebih murah jika pesan via GrabFood.

"Kalau keluar daerah kita belum sih, untuk ekspansinya itu kita sesuai visi misi Del Manggo, di tahun 2020 kita sudah menjadi brand nasional, 2024 itu artinya brand kita sudah paten dan diakui," tuturnya.

Sebelum kututup obrolanku dengan Del, ia menyampaikan harapannya untuk Grab ke depan agar bisa tetap eksis, khususnya membantu para pelaku usaha untuk bisa lebih berkembang. "Yah, semoga bisa terus membantu dalam meningkatkan perekonomian masyarakat," pungkasnya.
(srf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1329 seconds (0.1#10.140)