Stok Bawang Putih Menipis, Harga Terus Merangkak

Rabu, 10 Februari 2021 - 12:19 WIB
loading...
Stok Bawang Putih Menipis, Harga Terus Merangkak
Stok bawang putih menipis sehingga mengakibatkan harganya terus merangkak naik. (Foto: Dok. Sindonews)
A A A
JAKARTA - Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) dan Kementerian Pertanian (Kementan) khawatir stok bawang putih dalam negeri di awal bulan Maret mulai terbatas. Dengan begitu harga akan melonjak tinggi di bulan Maret seperti di tahun-tahun sebelumnya.

Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto mengungkapkan stok bawang putih yang ada belum bisa memenuhi kebutuhan, dan stok impor mulai menipis. Dia memprediksi mulai akhir Maret atau awal April terjadi kekurangan pasokan bawang putih.

(Baca juga:Harga Bawang Putih Mau Naik Lagi, KPPU Bilang Sudah Biasa Bro!)

Menurutnya, Kementan sudah menerbitkan sejumlah Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) untuk antisipasi kekurangan ini, dan kelanjutan proses impor sekarang berada di ranah Kementerian Perdagangan (Kemendag).

“Kita prediksi April sudah mengalami shortage untuk kebutuhan bawang putih,” ujar Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR beberapa waktu lalu.

(Baca juga:Duh Bang Jago! Harga Bawang Putih Siap Terbang Nyusul Daging Sapi)

Sementara itu, Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) mulai merasakan potensi kenaikan harga bawang putih terjadi lagi tahun ini karena keran impor yang selalu telat dibuka oleh Kemendag.

Agar tidak terjadi kenaikan harga yang bisa membebankan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 ini, KPPU meminta Kemendag agar segera menerbitkan Surat Persetujuan Impor (SPI) bagi sejumlah perusahaan yang telah mendapatkan RIPH dari Kementan.

(Baca juga:IPB University Temukan Teknologi yang Bisa Tingkatkan Produksi Bawang Putih)

Deputi Bidang Kajian dan Advokasi KPPU Taufik Ariyanto mendorong Kemendag untuk mengkaji stok bawang putih saat ini yang mulai menipis stoknya. “Semoga bisa dihindari tidak terjadi kenaikan harga bawang putih di bulan Maret dan awal April bila Kemendag merespon cepat terbitkan SPI,” katanya.

KPPU mencatat, stok bawang putih pada awal 2021 antara 150.000 ton hingga 178.000 ton. Bila perhitungan konsumsi nasional per bulan sebesar 45.000 ton, maka konsumsi untuk Januari-Maret 2021 mencapai 135.000 ton.

(Baca juga:Bawang Putih Ternyata Ampuh Mengobati Pilek)

“Artinya, pada awal April stok hanya berkisar sebanyak 15.000-43.000 ton saja atau lebih besar permintaan konsumsi dari pada stok yang ada. Kalau tak berbenah dari sekarang bakal terjadi kelangkaan bawang putih yang berakibat pada naiknya harga bawang di pasar,” katanya.

Hal senada disampaikan Wakil Ketua KPPU Guntur Syahputra Saragih. Menurutnya, permasalahan di komoditas bawang putih bersumber dari kelancaran arus importasi. Dia berharap baik Kemendag maupun Kementan bisa belajar dari kejadian di tahun-tahun lalu. “Jangan hambat pemberian izin impor baik RIPH maupun SPI,” katanya.

(Baca juga:Kenali Ragam Manfaat Bawang Putih, Atasi Kolesterol Hingga Hipertensi)

Terpisah, Wakil Ketua Perkumpulan Pedagang Bawang Nusantara (PPBN) Mulyadi menyebut saat ini harga bawang putih di tingkat importir sudah menyentuh Rp20.000 per kilogram (kg). Sementara harga di pedagang pasar sudah mendekati Rp30.000 per kg. Sedangkan harga eceran tertinggi (HET) bawang putih sudah ditetapkan di harga Rp32.000 per kg.

Apabila terus merangkak naik lagi, harga bawang putih akan di atas HET dalam waktu singkat. “Kalau stok cukup harusnya harga stabil, tapi kalau ada kenaikan logikanya stok mulai berkurang,” ujar Mulyadi.
(dar)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1344 seconds (0.1#10.140)