Inggris dan Uni Eropa Bercerai, Saatnya Genjot Ekspor Kopi RI, Teh hingga Kakao
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan menggenjot ekspor komoditas kopi , teh, serta kakao ke Inggris. Langkah ini diambil setelah Inggris tercatat secara resmi berpisah dari Uni Eropa per 31 Januari 2021.
"Kita punya peluang cukup besar, dengan post brexit ini justru memudahkan Indonesia masuk ke pasar Eropa," ujar Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kemendag Olvy Andrianita dalam konferensi pers secara virtual.
Kemendag menilai, ketiga komoditas tersebut adalah produk pertanian yang konsumsinya mengalami peningkatan selama pandemi Covid-19. Untuk itu, para pelaku usaha harus bisa memanfaatkan peluang pasar di Inggris dan sekitarnya.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Kasan memaparkan, neraca perdagangan Indonesia terhadap Inggris mengalami surplus pada 2020, namun ekspor ke tiga komoditas tersebut masih rendah.
"Kita akan terus mendorong supaya pasar inggris dari 3 komoditas ini untuk dimaksimalkan. Sebab ada pencabutan lockdown yang sudah berjalan dari Januari. Itu tandanya akan ada relaksasi kegiatan, termasuk aktivitas ekonomi yang mungkin kita juga harus siap-siap memasoknya," ujar kasan
Berdasarkan data, Atase Perdagangan KBRI London ekspor kopi tujuan Inggris di 2020 hanya sekitar USD 39 juta atau hanya 4,8% dari total ekspor kopi Indonesia. Ekspor teh ke Inggris sebesar USD 1,07 juta atau hanya 1,11% dari total ekspor teh Indonesia. Ekspor kakao ke Inggris di 2020 sebesar USD51.000 atau hanya 0,004% dari total ekspor kakao Indonesia.
Menurut Atase Perdagangan KBRI London Mochamad Rizalu Akbar mengatakan pasar kopi, teh dan kakao di Inggris sangat besar. Konsumsi kopi di Inggris bisa mencapai 95 juta cangkir per hari, konsumsi teh mencapai 165 juta cangkir per hari, dan konsumen di Inggris bisa membelanjakan USD3,28 per minggu untuk produk cokelat.
"Jadi sangat besar potensinya akan ketiga produk ini," terangnya
Meski begitu, untuk memasuki pasar Inggris tidaklah mudah, para eksportir mengikuti berbagai ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah Inggris. Mulai dari ketentuan terkait labelling, packaging, keamanan makanan, pengawasan kesehatan, dan lainnya.
"Kita punya peluang cukup besar, dengan post brexit ini justru memudahkan Indonesia masuk ke pasar Eropa," ujar Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kemendag Olvy Andrianita dalam konferensi pers secara virtual.
Kemendag menilai, ketiga komoditas tersebut adalah produk pertanian yang konsumsinya mengalami peningkatan selama pandemi Covid-19. Untuk itu, para pelaku usaha harus bisa memanfaatkan peluang pasar di Inggris dan sekitarnya.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Kasan memaparkan, neraca perdagangan Indonesia terhadap Inggris mengalami surplus pada 2020, namun ekspor ke tiga komoditas tersebut masih rendah.
"Kita akan terus mendorong supaya pasar inggris dari 3 komoditas ini untuk dimaksimalkan. Sebab ada pencabutan lockdown yang sudah berjalan dari Januari. Itu tandanya akan ada relaksasi kegiatan, termasuk aktivitas ekonomi yang mungkin kita juga harus siap-siap memasoknya," ujar kasan
Berdasarkan data, Atase Perdagangan KBRI London ekspor kopi tujuan Inggris di 2020 hanya sekitar USD 39 juta atau hanya 4,8% dari total ekspor kopi Indonesia. Ekspor teh ke Inggris sebesar USD 1,07 juta atau hanya 1,11% dari total ekspor teh Indonesia. Ekspor kakao ke Inggris di 2020 sebesar USD51.000 atau hanya 0,004% dari total ekspor kakao Indonesia.
Menurut Atase Perdagangan KBRI London Mochamad Rizalu Akbar mengatakan pasar kopi, teh dan kakao di Inggris sangat besar. Konsumsi kopi di Inggris bisa mencapai 95 juta cangkir per hari, konsumsi teh mencapai 165 juta cangkir per hari, dan konsumen di Inggris bisa membelanjakan USD3,28 per minggu untuk produk cokelat.
"Jadi sangat besar potensinya akan ketiga produk ini," terangnya
Meski begitu, untuk memasuki pasar Inggris tidaklah mudah, para eksportir mengikuti berbagai ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah Inggris. Mulai dari ketentuan terkait labelling, packaging, keamanan makanan, pengawasan kesehatan, dan lainnya.
(akr)