Kolaborasi Perusahaan Migas dan Pemprov Ini, Mampu Menjaga Ketahanan Pangan
loading...
A
A
A
PEKANBARU - Awal Februari lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang 2020 mengalami kontraksi minus 2,07% secara year on year. Pandemi Covid 19, menurut Kepala BPS Suhariyanto, menjadi binag keladi utama merosotnya kondisi ekonomi di tahun lalu.
Pertumbuhan ekonomi yang negatif ini mencerminkan kondisi serupa di berbagai daerah di Indonesia. Di Provinsi Riau misalnya, BPS mencatat pertumbuan ekonomi di provinsi ini turun sebesar 1,12%. Secara spasial, pada tahun 2020 Provinsi Riau berkontribusi sebesar 4,62% terhadap perekonomian nasional. Provinsi Riau juga tercatat menjadi provinsi dengan PDRB terbesar ke-6 di Indonesia atau PDRB terbesar kedua di luar Pulau Jawa.
Baca Juga : Airlangga: Berada di Jalur yang Benar, Prospek Ekonomi Kita Cerah
Meski di Bumi Lancang Kuning ini kondisi ekonominya merosot, bukan berarti tidak ada kegiatan ekonomi yang meningkat. Di sektor pertanian misalnya sepanjang 2020 malah tumbuh sebesar 11,71 %. Dari sebelumnya Rp15, 5 triliun menjadi Rp19,2 triliun. Program ketahanan pangan yang menjadi fokus Provinsi Riau sejak merebaknya pandemi Covid 19, mulai memperlihatkan hasilnya. ketahanan pangan memang jadi salah satu prioritas program Pemprov Riau di tengah pandemi. Maklum saja, menghadapi ancaman dari virus yang mematikan ini hampir semua negara memperkuat stok pangan di dalam negerinya masing-masing.
Pemerintah Indonesia pun bergerak cepat dengan menginstruksikan semua kepala daerah, khususnya yang tergolong rawan ketahanan pangan untuk memperhatikan betul stok bahan pangan baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Salah satu provinsi dengan kondisi ketahanan pangan yang rawan adalah Riau. Khususnya di masa di masa pandemi, karena hampir semua bahan pangan untuk kebutuhan provinsi ini dipasok dari daerah tetangga. Sebagai gambaran, produksi beras Riau pada 2019 baru bisa mencukupi sekitar 23,6% dari kebutuhan atau sebanyak 147.090 Ton dari total konsumsi sebanyak 623.274 ton. Diprediksi pada 2024 kebutuhan beras akan mencapai 662.475 ton untuk konsumsi penduduk Riau yang mencapai 7,4 juta orang.
Pemerintah Provinsi Riau baru bisa menargetkan 50% produksi beras untuk kebutuhan konsumsi pada 2024. Luas baku sawah saat ini seluas 62.689 hektare dan baru sekitar 23 persen atau 14.321 hektare yang sudah ditanami dua kali setahun. Sementara sisanya 48.369 hektare berpotensi untuk ditanami padi dua kali setahun sampai 2024. Pandemi pun memicu seluruh elemen di Riau, khusunya perusahaan swasta, untuk berpartisipasi dalam menjaga ketahanan pangan. Salah satu perusahan swasta yang berkontibusi terhadap pertumbuhan sektor pertanian di Riau adalah PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI).
Perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dari Pemerintah Indonesia yang mengoperasikan Blok Rokan di Riau ini bersama Pemprov Riau menggas Program Chevron untuk Riau Sehat dan Sejahtera (Cherish). PT CPI mendesain Program Cherish untuk mendukung upaya penanggulangan dampak pandemi COVID-19, sekaligus berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di Riau.
Program tersebut meliputi tiga kegiatan utama yakni Program Ketahanan Pangan; Pembentukan Kelurahan Siaga COVID-19; dan Pembangunan Sumur Air Bersih. Pendanaan program ini langsung berasal dari Korporasi Chevron.
Dalam Program Ketahanan Pangan, PT CPI memberikan bantuan kepada 20 kelompok tani (Poktan) yang tersebar di enam kabupaten/kota, yakni Pekanbaru, Kampar, Siak, Bengkalis, Dumai, dan Rokan Hilir. Bantuan yang diberikan berupa sarana produksi pertanian, pelatihan, dan pendampingan sesuai identifikasi kebutuhan masing-masing Poktan. Kegiatan Ketahanan Pangan telah berjalan sekitar enam bulan, terhitung mulai Agustus 2020. Kegiatan pemantauan (monitoring) terus dilakukan untuk memastikan keberlanjutan program.
Platform Digital Untuk Petani
Program Cherish di bidang ketahanan pangan ini pun terbukti telah membuahkan hasil. Buktinya, salah satu kelompok tani penerima bantuan, yakni Kelompok Tani Palas Mandiri, Rumbai Barat, Pekanbaru, berhasil menuai panen cabe dan jagung (20/2/2021). Tak hanya cabe dan jagung, sebelumnya di Bulan Desember 2020, melalui program program ketahanan pangan yang digagas PT CPI juga menghasilkan panen raya padi di Desa Petapahan, Tapung, Kampar.
Menurut GM Corporate Affairs Asset PT CPI Sukamto Tamrin, Pandemi COVID-19 telah menimbulkan dampak terhadap perekonomian masyarakat cukup besar. Chevron Indonesia pun berinisiatif untuk mendukung program pemerintah untuk memperkuat kestabilan penyediaan pangan dan membantu pemulihan ekonomi masyarakat, khususnya bidang pertanian masyarakat. “Panen cabe dan jagung ini merupakan bukti keberhasilan dari kolaborasi kita bersama,” imbuhnya. Panen cabe dan jagung di Kelompok Tani Palas Mandiri terhampar di lahan seluas sekitar tujuh hektar.
Walikota Pekanbaru Dr. Firdaus mengapresiasi upaya yang telah dilakukan PT CPI untuk membantu pemerintahd aerah memperkuat ketahanan pangan. “Kita harus cerdas melihat potensi yang ada di sekitar kita, khususnya dalam ketahanan pangan. Apa yang dilakukan PT CPI merupakan sebuah langkah yang bagus dan sangat membantu pemerintah dalam mengatasi masalah pangan di tengah pandemi,”ujar Walikota Pekanbaru.
Bukan hanya bantuan untuk bertani saja, PT CPI juga memahami salah satu kelemahan dari petani adalah kurang memiliki akses ke pasar. Untuk itu bersama Pemprov Riau, Chevron Indonesia meluncurkan website PetaniRiau.ID yang menjadi platform digital bagi pemasaran produk-produk petani Riau.
Seluruh kelompok tani di bawah Program Cherish telah mendapatkan pelatihan dan pendampingan pemasaran secara digital. Platform ini diharapkan dapat membantu komunitas petani dalam membangun alur sistem distribusi produk, meningkatkan hasil produksi dan penjualan. Dalam program ini, PT CPI bekerja sama dengan dua mitra pelaksana, yakni Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau (LPPM Unri) dan Center for Entrepreneurship and Third Sector Universitas Trisakti (CECT Trisakti).
Program Cherish, tidak hanya tertuju di sektor pertanian saja. Program ini juga meliputi pembentukan Kelurahan Siaga COVID-19 bekerja sama dengan Yayasan Kemanusiaan Madani Indonesia (YKMI); dan pembangunan sumur air bersih bermitra dengan LPPM Universitas Muhammadiyah Riau. Keduanya bertujuan mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di masyarakat agar dapat mengurangi penyebaran COVID-19. Kegiatan Kelurahan Siaga COVID-19 menyasar enam desa di Pekanbaru dan Bengkalis, sedangkan pembangunan sumur air bersih dilakukan di Rokan Hilir, Kampar, dan Siak.
Baca Juga : Mencegah Munculnya Zona Merah, Melalui Kelurahan Siaga
Pada masa pandemi ini, SKK Migas - PT CPI telah menyalurkan lebih dari 2.000 pakaian dekontaminasi (hazmat); 99.000 masker; 6.000 botol hand sanitizer; 73 tempat tidur dan matras medis; termometer inframerah; dan 8.050 paket sembako yang disalurkan melalui gugus tugas di tingkat kabupaten, kota, dan provinsi. Kerjasama antara Pemerintah Provinsi Riau dan PT CPI yang juga melibatkan perguruan tinggi ini semoga dapat menginspirasi pemerintah daerah dan perusahaan swasta yang lain untuk berkolaborasi memajukan daerah-daerah lain di Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi yang negatif ini mencerminkan kondisi serupa di berbagai daerah di Indonesia. Di Provinsi Riau misalnya, BPS mencatat pertumbuan ekonomi di provinsi ini turun sebesar 1,12%. Secara spasial, pada tahun 2020 Provinsi Riau berkontribusi sebesar 4,62% terhadap perekonomian nasional. Provinsi Riau juga tercatat menjadi provinsi dengan PDRB terbesar ke-6 di Indonesia atau PDRB terbesar kedua di luar Pulau Jawa.
Baca Juga : Airlangga: Berada di Jalur yang Benar, Prospek Ekonomi Kita Cerah
Meski di Bumi Lancang Kuning ini kondisi ekonominya merosot, bukan berarti tidak ada kegiatan ekonomi yang meningkat. Di sektor pertanian misalnya sepanjang 2020 malah tumbuh sebesar 11,71 %. Dari sebelumnya Rp15, 5 triliun menjadi Rp19,2 triliun. Program ketahanan pangan yang menjadi fokus Provinsi Riau sejak merebaknya pandemi Covid 19, mulai memperlihatkan hasilnya. ketahanan pangan memang jadi salah satu prioritas program Pemprov Riau di tengah pandemi. Maklum saja, menghadapi ancaman dari virus yang mematikan ini hampir semua negara memperkuat stok pangan di dalam negerinya masing-masing.
Pemerintah Indonesia pun bergerak cepat dengan menginstruksikan semua kepala daerah, khususnya yang tergolong rawan ketahanan pangan untuk memperhatikan betul stok bahan pangan baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Salah satu provinsi dengan kondisi ketahanan pangan yang rawan adalah Riau. Khususnya di masa di masa pandemi, karena hampir semua bahan pangan untuk kebutuhan provinsi ini dipasok dari daerah tetangga. Sebagai gambaran, produksi beras Riau pada 2019 baru bisa mencukupi sekitar 23,6% dari kebutuhan atau sebanyak 147.090 Ton dari total konsumsi sebanyak 623.274 ton. Diprediksi pada 2024 kebutuhan beras akan mencapai 662.475 ton untuk konsumsi penduduk Riau yang mencapai 7,4 juta orang.
Pemerintah Provinsi Riau baru bisa menargetkan 50% produksi beras untuk kebutuhan konsumsi pada 2024. Luas baku sawah saat ini seluas 62.689 hektare dan baru sekitar 23 persen atau 14.321 hektare yang sudah ditanami dua kali setahun. Sementara sisanya 48.369 hektare berpotensi untuk ditanami padi dua kali setahun sampai 2024. Pandemi pun memicu seluruh elemen di Riau, khusunya perusahaan swasta, untuk berpartisipasi dalam menjaga ketahanan pangan. Salah satu perusahan swasta yang berkontibusi terhadap pertumbuhan sektor pertanian di Riau adalah PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI).
Perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dari Pemerintah Indonesia yang mengoperasikan Blok Rokan di Riau ini bersama Pemprov Riau menggas Program Chevron untuk Riau Sehat dan Sejahtera (Cherish). PT CPI mendesain Program Cherish untuk mendukung upaya penanggulangan dampak pandemi COVID-19, sekaligus berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di Riau.
Program tersebut meliputi tiga kegiatan utama yakni Program Ketahanan Pangan; Pembentukan Kelurahan Siaga COVID-19; dan Pembangunan Sumur Air Bersih. Pendanaan program ini langsung berasal dari Korporasi Chevron.
Dalam Program Ketahanan Pangan, PT CPI memberikan bantuan kepada 20 kelompok tani (Poktan) yang tersebar di enam kabupaten/kota, yakni Pekanbaru, Kampar, Siak, Bengkalis, Dumai, dan Rokan Hilir. Bantuan yang diberikan berupa sarana produksi pertanian, pelatihan, dan pendampingan sesuai identifikasi kebutuhan masing-masing Poktan. Kegiatan Ketahanan Pangan telah berjalan sekitar enam bulan, terhitung mulai Agustus 2020. Kegiatan pemantauan (monitoring) terus dilakukan untuk memastikan keberlanjutan program.
Platform Digital Untuk Petani
Program Cherish di bidang ketahanan pangan ini pun terbukti telah membuahkan hasil. Buktinya, salah satu kelompok tani penerima bantuan, yakni Kelompok Tani Palas Mandiri, Rumbai Barat, Pekanbaru, berhasil menuai panen cabe dan jagung (20/2/2021). Tak hanya cabe dan jagung, sebelumnya di Bulan Desember 2020, melalui program program ketahanan pangan yang digagas PT CPI juga menghasilkan panen raya padi di Desa Petapahan, Tapung, Kampar.
Menurut GM Corporate Affairs Asset PT CPI Sukamto Tamrin, Pandemi COVID-19 telah menimbulkan dampak terhadap perekonomian masyarakat cukup besar. Chevron Indonesia pun berinisiatif untuk mendukung program pemerintah untuk memperkuat kestabilan penyediaan pangan dan membantu pemulihan ekonomi masyarakat, khususnya bidang pertanian masyarakat. “Panen cabe dan jagung ini merupakan bukti keberhasilan dari kolaborasi kita bersama,” imbuhnya. Panen cabe dan jagung di Kelompok Tani Palas Mandiri terhampar di lahan seluas sekitar tujuh hektar.
Walikota Pekanbaru Dr. Firdaus mengapresiasi upaya yang telah dilakukan PT CPI untuk membantu pemerintahd aerah memperkuat ketahanan pangan. “Kita harus cerdas melihat potensi yang ada di sekitar kita, khususnya dalam ketahanan pangan. Apa yang dilakukan PT CPI merupakan sebuah langkah yang bagus dan sangat membantu pemerintah dalam mengatasi masalah pangan di tengah pandemi,”ujar Walikota Pekanbaru.
Bukan hanya bantuan untuk bertani saja, PT CPI juga memahami salah satu kelemahan dari petani adalah kurang memiliki akses ke pasar. Untuk itu bersama Pemprov Riau, Chevron Indonesia meluncurkan website PetaniRiau.ID yang menjadi platform digital bagi pemasaran produk-produk petani Riau.
Seluruh kelompok tani di bawah Program Cherish telah mendapatkan pelatihan dan pendampingan pemasaran secara digital. Platform ini diharapkan dapat membantu komunitas petani dalam membangun alur sistem distribusi produk, meningkatkan hasil produksi dan penjualan. Dalam program ini, PT CPI bekerja sama dengan dua mitra pelaksana, yakni Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau (LPPM Unri) dan Center for Entrepreneurship and Third Sector Universitas Trisakti (CECT Trisakti).
Program Cherish, tidak hanya tertuju di sektor pertanian saja. Program ini juga meliputi pembentukan Kelurahan Siaga COVID-19 bekerja sama dengan Yayasan Kemanusiaan Madani Indonesia (YKMI); dan pembangunan sumur air bersih bermitra dengan LPPM Universitas Muhammadiyah Riau. Keduanya bertujuan mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di masyarakat agar dapat mengurangi penyebaran COVID-19. Kegiatan Kelurahan Siaga COVID-19 menyasar enam desa di Pekanbaru dan Bengkalis, sedangkan pembangunan sumur air bersih dilakukan di Rokan Hilir, Kampar, dan Siak.
Baca Juga : Mencegah Munculnya Zona Merah, Melalui Kelurahan Siaga
Pada masa pandemi ini, SKK Migas - PT CPI telah menyalurkan lebih dari 2.000 pakaian dekontaminasi (hazmat); 99.000 masker; 6.000 botol hand sanitizer; 73 tempat tidur dan matras medis; termometer inframerah; dan 8.050 paket sembako yang disalurkan melalui gugus tugas di tingkat kabupaten, kota, dan provinsi. Kerjasama antara Pemerintah Provinsi Riau dan PT CPI yang juga melibatkan perguruan tinggi ini semoga dapat menginspirasi pemerintah daerah dan perusahaan swasta yang lain untuk berkolaborasi memajukan daerah-daerah lain di Indonesia.
(eko)