Alhamdulillah, Di Saat Wabah Kinerja Bank Syariah Melesat
loading...
A
A
A
Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan pada tiga bulan pertama tahun ini belum terlihat dampak dari wabah covid 19 pada bank yang dipimpinnya. Bahkan, perseroan mencatat peningkatan aset 16,19% menjadi Rp 51,13 triliun dibandingkan Kuartal I 2019 senilai Rp 44 triliun.
Salah satu penompang kinerja BNI Syariah di awal tahun in adalah transaksi melalui electronic channel BNI Syariah. Tercatat transaksi di electronic channel mencapai 40,9 juta transaksi. Angka tersebut tumbuh sebesar 8% dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yaitu sebesar 37,9 juta transaksi. Adapun nilai transaksi nasabah melalui electronic channel pada Kuartal I-2020 mencapai Rp 33,5 triliun atau tumbuh sebesar 17,6% dibandingkan Kuartal I-2019 dengan nominal Rp 28,5 triliun.
ATM masih menjadi channel yang paling sering digunakan nasabah dengan proporsi transaksi sebesar 74,2 persen dari jumlah transaksi pada kuartal I-2020 melalui electronic channel atau sejumlah 30,4 juta transaksi. Channel dengan pertumbuhan paling signifikan adalah mobile banking yang tumbuh sebesar 142,3% dari 4 juta transaksi pada Kuartal I-2019 menjadi 9,8 juta transaksi pada Kuartal I-2020.
Melihat indikator kinerja di Kuartal I Abdullah optimistis BNI Syariah masih tumbuh pada pada tahun ini. Dijelaskan olehnya, BNI Syariah telah membuat proyeksi dengan merebaknya virus covid 19 ini. Membuat simulasi dari yang paling ringan, sedang, dan berat dengan stress analysis. Pada tantangan yang paling berat, stress analysis menunjukkan BNI Syariah masih bisa tumbuh.
BCA Syariah
Tidak semua bank syariah mencatatkan pertumbuhan laba yang besar. BCA Syariah pada Kuartal I 2020 ini berhasil membukukan laba senilai Rp13,7 miliar naik tipis dari periode sama tahun lalu Rp12,4 miliar.
Selama tiga bulan pertama tahun 2020, BCA Syariah juga mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 7,85% . Dari Rp 5,46 triliun per Maret 2019 menjadi Rp 5,89 triliun pada akhir Maret 2020.
Sementara, pembiayaan tumbuh sebesar 19,83%. Dari Rp 4,73 triliun di kuartal I 2020 menjadi Rp 5,67 triliun per akhir Maret 2020. Pertumbuhan pembiayaan tersebut juga berhasil mendorong kenaikan aset cukup tinggi yaitu 19,75% secara year on year (yoy) menjadi Rp 8,35 triliun.
Pesiden Direktur BCA Syariah John Kosasih mengatakan nasabah masih memercayakan dananya untuk disimpan di perseroan. Meskipun DPK hingga saat ini masih bertumbuh, BCA Syariah terus berupaya untuk melakukan asset and liabilities management.
Diakui olehnya, saat ini bank cukup sulit untuk menyalurkan pembiayaan, sehingga diupayakan tidak terjadi kelebihan dana. BCA Syariah juga berupaya tetap menyalurkan pembiayaan meski selektif, dengan menyasar sektor industri kimia untuk disinfektan maupun industri masker.
John mengingatkan perlambatan kinerja akibat dari wabah corona akan mulai terlihat pada Semester II 2020. Diprediksi pada periode ini merupakan puncak dampak dari penyebaran wabah virus corona (Covid-19).
Salah satu penompang kinerja BNI Syariah di awal tahun in adalah transaksi melalui electronic channel BNI Syariah. Tercatat transaksi di electronic channel mencapai 40,9 juta transaksi. Angka tersebut tumbuh sebesar 8% dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yaitu sebesar 37,9 juta transaksi. Adapun nilai transaksi nasabah melalui electronic channel pada Kuartal I-2020 mencapai Rp 33,5 triliun atau tumbuh sebesar 17,6% dibandingkan Kuartal I-2019 dengan nominal Rp 28,5 triliun.
ATM masih menjadi channel yang paling sering digunakan nasabah dengan proporsi transaksi sebesar 74,2 persen dari jumlah transaksi pada kuartal I-2020 melalui electronic channel atau sejumlah 30,4 juta transaksi. Channel dengan pertumbuhan paling signifikan adalah mobile banking yang tumbuh sebesar 142,3% dari 4 juta transaksi pada Kuartal I-2019 menjadi 9,8 juta transaksi pada Kuartal I-2020.
Melihat indikator kinerja di Kuartal I Abdullah optimistis BNI Syariah masih tumbuh pada pada tahun ini. Dijelaskan olehnya, BNI Syariah telah membuat proyeksi dengan merebaknya virus covid 19 ini. Membuat simulasi dari yang paling ringan, sedang, dan berat dengan stress analysis. Pada tantangan yang paling berat, stress analysis menunjukkan BNI Syariah masih bisa tumbuh.
BCA Syariah
Tidak semua bank syariah mencatatkan pertumbuhan laba yang besar. BCA Syariah pada Kuartal I 2020 ini berhasil membukukan laba senilai Rp13,7 miliar naik tipis dari periode sama tahun lalu Rp12,4 miliar.
Selama tiga bulan pertama tahun 2020, BCA Syariah juga mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 7,85% . Dari Rp 5,46 triliun per Maret 2019 menjadi Rp 5,89 triliun pada akhir Maret 2020.
Sementara, pembiayaan tumbuh sebesar 19,83%. Dari Rp 4,73 triliun di kuartal I 2020 menjadi Rp 5,67 triliun per akhir Maret 2020. Pertumbuhan pembiayaan tersebut juga berhasil mendorong kenaikan aset cukup tinggi yaitu 19,75% secara year on year (yoy) menjadi Rp 8,35 triliun.
Pesiden Direktur BCA Syariah John Kosasih mengatakan nasabah masih memercayakan dananya untuk disimpan di perseroan. Meskipun DPK hingga saat ini masih bertumbuh, BCA Syariah terus berupaya untuk melakukan asset and liabilities management.
Diakui olehnya, saat ini bank cukup sulit untuk menyalurkan pembiayaan, sehingga diupayakan tidak terjadi kelebihan dana. BCA Syariah juga berupaya tetap menyalurkan pembiayaan meski selektif, dengan menyasar sektor industri kimia untuk disinfektan maupun industri masker.
John mengingatkan perlambatan kinerja akibat dari wabah corona akan mulai terlihat pada Semester II 2020. Diprediksi pada periode ini merupakan puncak dampak dari penyebaran wabah virus corona (Covid-19).