Digitalisasi, Transformasi Strategis PLN di Tengah Pandemi Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung satu tahun, tak sekadar memberikan pengaruh secara ekonomi, tetapi juga mengubah kebiasaan hidup masyarakat dunia. Saat ini, masyarakat lebih memilih menggunakan platform digital untuk kegiatan yang menunjang kehidupannya. Terutama saat melakukan kegiatan pembayaran, maupun transaksi keuangan lainnya. Situasi tersebut membuat PT Perusahaan Listrik Negara (Persero)/PLN, melakukan transformasi dengan mengembangkan platform digital untuk menunjang bisnisnya.
(Baca Juga : Isi Baterai Mobil Listrik Kini Semakin Mudah dan Murah )
Transformasi digital di PLN Group dilakukan dengan berorientasi pada layanan ke konsumen. “Untuk pengisian baterai kendaraan listrik misalnya, kami menghadirkan aplikasi Charge.IN, dimana pemilik kendaraan bisa mengontrol dan memonitor pengisian baterai mobil atau motor listrik di stasiun-stasiun pengisian atau SPKLU,”ujar Executive Vice President Corporate Communication and CSR PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Agung Murdifi kepada SINDOnews Jumat (26/2/2021).
Dia mengungkapkan, pemilik kendaraan listrik juga dapat mengetahui lokasi SPKLU terdekat. Aplikasi ini baru tersedia di Play Store untuk sistem Android. “Namun sebentar lagi aplikasi ini juga akan tersedia di Appstore untuk iOS,”ungkapnya. PLN terus melakukan transformasi melalui penguatan platform digital. Jauh sebelum pandemi melanda, PLN sudah mengembangkan platform digital PLN Mobile yang ditujukan untuk memudahkan masyarakat menikmati berbagai layanan kelistrikan.
(Baca Juga : Transaksi Bank Digital Melonjak, BNC Gandeng 3 Perusahaan Teknologi )
Aplikasi berbasis Android dan iOS yang diluncurkan beberapa waktu lalu tersebut menyuguhkan beragam fitur seperti mobile customer self service yang terintegrasi dengan aplikasi penga¬duan dan keluhan terpadu. Juga aplikasi pelayanan pelanggan terpusat. Dengan aplikasi tersebut, pelanggan maupun masyarakat bisa memantau secara real time penanganan keluhan yang disampaikan. Misalnya pengaduan saat terjadi kendala di sistem kelistrikan di rumah maupun di tempat umum.
Dengan aplikasi tersebut sta¬tus tracking regu pelayanan teknik dapat dilihat secara realtime. Melalui aplikasi PLN Mobile ter¬sebut, pelanggan dapat mengetahui sederet informasi yang dibutuhkan, mulai dari tagihan rekening listrik, transaksi token, riwayat pemakaian daya listrik (kWh), lokasi pembayaran melalui bank terdekat, dan status permohonan dan pengaduan. Aplikasi PLN Mobile sejatinya sudah diluncurkan Oktober 2016 lalu. Namun, terus dikembangkan untuk memberikan layanan maksimal kepada masyarakat. Dengan aplikasi PLN Mobile , pelanggan pascabayar bisa langsung membayar tagihan listriknya dan bagi pelanggan prabayar bisa membeli token langsung dari Aplikasi yang sudah terpasang di telepon pintarnya.
Cara pembayarannya juga dipastikan tidak membuat pelanggan repot karena bisa memilih berbagai akses seperti virtual account, debit online, kredit via Doku, E-Wallet, dan channel pembayaran lain seperti LinkAja, OVO, GOPAY. Untuk mengajukan tambah daya tegangan listrik pun bisa dilakukan di aplikasi PLN Mobile, sehingga pelanggan perlu lagi repot-repot datang ke kantor PLN. Bahkan, pelanggan bisa mengunggah foto pemakaian kWh meter setiapbulan tanpa menunggu petugas pencatat meter dating untuk melakukan pencatatan. Pelanggan kategori pascabayar, juga tidak perlu lagi menyimpan struk pembayaran. Sebab, dalam aplikasi PLN Mobile tersedia fitur riwayat penggunaan listrik yang menampilkan rincian pembayaran dan energi listik (kWh) pelanggan setiap bulannya.
Dengan pengembangan platform digital tersebut, segala hal yang berkaitan dengan kelistrikan bisa diselesaikan dengan usapan jari di layar telepon pintar. Pakar Marketing Inventure Indonesia, Yuswohady menilai, dengan melakukan transformasi melalui platform digital tersebut, PLN menjadi lebih efisien. Ditambah lagi, dengan perubahan gaya hidup masyarakat sat ini yang serba digital, segala hal yang berkaitan dengan kelistrikan bisa diakses dari mana saja, termasuk hingga ke pelosok desa. “Selain akan membuat PLN lebih efisien, tentunya transformasi tersebut akan memudahkan masyarakat dalam menikmati layanan kelistrikan,”tegasnya kepada SINDOnews.
Dia menambahkan, hingga kini, masyarakat masih enggan untuk melakukan transaksi secara konvensional. Misalnya melakukan pembayaran tagihan listrik ke kantor PLN, maupun melalui channel Anjungan Tunai Mandiri (ATM). ‘’Di masa pandemi saat ini masyarakat sudah melakukan migrasi ke platform digital,”ujarnya. Sehingga, lanjut dia, PLN harus terus memperkuat dan terus melakukan inovasi dengan layanan digital. Dengan adanya PLN Mobile, kata Yuswohady, banyak proses bisnis konvensional yang berubah bahkan hilang. Sehingga dari sisi biaya operasional, PLN bisa mendapatkan banyak penghematan.
“Momentumnya tepat, karena PLN tak perlu lagi mengedukasi masyarakat untuk menggunakan platform digital. Seperti yang dilakukan GoJek dulu, itu biayanya mahal bisa mencapai triliunan,”ungkapnya. Ke depa, lanjut dia, agar terus bisa mengikuti perkembangan jaman, perlu disiapkan sumber daya manusia (SDM) yang bisa beradaptasi dengan platform digital. “Misalnya dengan banyak merekrut karyawan milenial. Karena milenial dan Gen Z dalam beberapa tahun ke depan akan menentukan,”paparnya.
Memperluas Proses Digitalisasi
Transformasi melalui digitalisasi tak hanya dilakukan untuk pelanggan rumah tangga saja, tetapi juga dilakukan untuk pelanggan lain. Anak usaha PLN yakni PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) meluncurkan PJB Access. Aplikasi ini dihadirkan untuk memudahkan mitra PJB dalam berbisnis pembangkit listrik hingga layanan pelatihan. Aplikasi tersebut menyediakanlayanan PJB iCORE yang berisi sistem Advanced Analytics menggunakan teknologi Internet of Things, Machine Learning, Big Data menjadi suatu sistem Artificial Intelligence.
Tujuannya, untuk meningkatkan performance pembangkit secara realtime agar menjadi pembangkit yang kompetitif. Ada pula fitur PJB EAM atau Enterprise Asset Management. Kemudian PJB Maintenance, Review, and Overhaul (MRO) sebagai layanan untuk menjaga keandalan mesin di pembangkit PLTU dan non pembangkit PLTU lainnya. Aplikasi tersebut juga berisi PJB Strategic Partenership yang merupakan kanal untuk kerja sama PJB dengan produsen listrik swasta (IPP).
Juga PJB Green Energy yang menyediakan layanan bisnis energi hijau seperti PLTS Terapung Cirata, co-firing batu bara, dan solar panel atap bagi industri, dan fitur PJB Learn. “Kami memiliki akademi yang memberikan pelatihan intensif dan eksklusif dalam bentuk bundling tentang bisnis pembangkit,” ungkap Direktur Utama PJB, Sugiyanto.
Transformasi digital yang dilakukan PLN tersebut mendapat apresiasi dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Dalam Webinar Smart Grid: Implementation of Smart Grid, Jakarta, Jumat (26/2/2021), Menteri ESDm mengungkapkan, dengan penggunaan teknologi digital di gardu induk membuat otomatisasi dan sistem pengaturan yang efisien. Sehingga sangat cocok digunakan dalam memanfaatkan energi baru terbarukan di daerah tertinggal, terdepan dan terluar dengan memanfaatkan sumber daya setempat. "Pengembangan teknologi ini memungkinkan keterlibatan masyarakat di dalamnya,”katanya.
(Baca Juga : Isi Baterai Mobil Listrik Kini Semakin Mudah dan Murah )
Transformasi digital di PLN Group dilakukan dengan berorientasi pada layanan ke konsumen. “Untuk pengisian baterai kendaraan listrik misalnya, kami menghadirkan aplikasi Charge.IN, dimana pemilik kendaraan bisa mengontrol dan memonitor pengisian baterai mobil atau motor listrik di stasiun-stasiun pengisian atau SPKLU,”ujar Executive Vice President Corporate Communication and CSR PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Agung Murdifi kepada SINDOnews Jumat (26/2/2021).
Dia mengungkapkan, pemilik kendaraan listrik juga dapat mengetahui lokasi SPKLU terdekat. Aplikasi ini baru tersedia di Play Store untuk sistem Android. “Namun sebentar lagi aplikasi ini juga akan tersedia di Appstore untuk iOS,”ungkapnya. PLN terus melakukan transformasi melalui penguatan platform digital. Jauh sebelum pandemi melanda, PLN sudah mengembangkan platform digital PLN Mobile yang ditujukan untuk memudahkan masyarakat menikmati berbagai layanan kelistrikan.
(Baca Juga : Transaksi Bank Digital Melonjak, BNC Gandeng 3 Perusahaan Teknologi )
Aplikasi berbasis Android dan iOS yang diluncurkan beberapa waktu lalu tersebut menyuguhkan beragam fitur seperti mobile customer self service yang terintegrasi dengan aplikasi penga¬duan dan keluhan terpadu. Juga aplikasi pelayanan pelanggan terpusat. Dengan aplikasi tersebut, pelanggan maupun masyarakat bisa memantau secara real time penanganan keluhan yang disampaikan. Misalnya pengaduan saat terjadi kendala di sistem kelistrikan di rumah maupun di tempat umum.
Dengan aplikasi tersebut sta¬tus tracking regu pelayanan teknik dapat dilihat secara realtime. Melalui aplikasi PLN Mobile ter¬sebut, pelanggan dapat mengetahui sederet informasi yang dibutuhkan, mulai dari tagihan rekening listrik, transaksi token, riwayat pemakaian daya listrik (kWh), lokasi pembayaran melalui bank terdekat, dan status permohonan dan pengaduan. Aplikasi PLN Mobile sejatinya sudah diluncurkan Oktober 2016 lalu. Namun, terus dikembangkan untuk memberikan layanan maksimal kepada masyarakat. Dengan aplikasi PLN Mobile , pelanggan pascabayar bisa langsung membayar tagihan listriknya dan bagi pelanggan prabayar bisa membeli token langsung dari Aplikasi yang sudah terpasang di telepon pintarnya.
Cara pembayarannya juga dipastikan tidak membuat pelanggan repot karena bisa memilih berbagai akses seperti virtual account, debit online, kredit via Doku, E-Wallet, dan channel pembayaran lain seperti LinkAja, OVO, GOPAY. Untuk mengajukan tambah daya tegangan listrik pun bisa dilakukan di aplikasi PLN Mobile, sehingga pelanggan perlu lagi repot-repot datang ke kantor PLN. Bahkan, pelanggan bisa mengunggah foto pemakaian kWh meter setiapbulan tanpa menunggu petugas pencatat meter dating untuk melakukan pencatatan. Pelanggan kategori pascabayar, juga tidak perlu lagi menyimpan struk pembayaran. Sebab, dalam aplikasi PLN Mobile tersedia fitur riwayat penggunaan listrik yang menampilkan rincian pembayaran dan energi listik (kWh) pelanggan setiap bulannya.
Dengan pengembangan platform digital tersebut, segala hal yang berkaitan dengan kelistrikan bisa diselesaikan dengan usapan jari di layar telepon pintar. Pakar Marketing Inventure Indonesia, Yuswohady menilai, dengan melakukan transformasi melalui platform digital tersebut, PLN menjadi lebih efisien. Ditambah lagi, dengan perubahan gaya hidup masyarakat sat ini yang serba digital, segala hal yang berkaitan dengan kelistrikan bisa diakses dari mana saja, termasuk hingga ke pelosok desa. “Selain akan membuat PLN lebih efisien, tentunya transformasi tersebut akan memudahkan masyarakat dalam menikmati layanan kelistrikan,”tegasnya kepada SINDOnews.
Dia menambahkan, hingga kini, masyarakat masih enggan untuk melakukan transaksi secara konvensional. Misalnya melakukan pembayaran tagihan listrik ke kantor PLN, maupun melalui channel Anjungan Tunai Mandiri (ATM). ‘’Di masa pandemi saat ini masyarakat sudah melakukan migrasi ke platform digital,”ujarnya. Sehingga, lanjut dia, PLN harus terus memperkuat dan terus melakukan inovasi dengan layanan digital. Dengan adanya PLN Mobile, kata Yuswohady, banyak proses bisnis konvensional yang berubah bahkan hilang. Sehingga dari sisi biaya operasional, PLN bisa mendapatkan banyak penghematan.
“Momentumnya tepat, karena PLN tak perlu lagi mengedukasi masyarakat untuk menggunakan platform digital. Seperti yang dilakukan GoJek dulu, itu biayanya mahal bisa mencapai triliunan,”ungkapnya. Ke depa, lanjut dia, agar terus bisa mengikuti perkembangan jaman, perlu disiapkan sumber daya manusia (SDM) yang bisa beradaptasi dengan platform digital. “Misalnya dengan banyak merekrut karyawan milenial. Karena milenial dan Gen Z dalam beberapa tahun ke depan akan menentukan,”paparnya.
Memperluas Proses Digitalisasi
Transformasi melalui digitalisasi tak hanya dilakukan untuk pelanggan rumah tangga saja, tetapi juga dilakukan untuk pelanggan lain. Anak usaha PLN yakni PT Pembangkit Jawa Bali (PJB) meluncurkan PJB Access. Aplikasi ini dihadirkan untuk memudahkan mitra PJB dalam berbisnis pembangkit listrik hingga layanan pelatihan. Aplikasi tersebut menyediakanlayanan PJB iCORE yang berisi sistem Advanced Analytics menggunakan teknologi Internet of Things, Machine Learning, Big Data menjadi suatu sistem Artificial Intelligence.
Tujuannya, untuk meningkatkan performance pembangkit secara realtime agar menjadi pembangkit yang kompetitif. Ada pula fitur PJB EAM atau Enterprise Asset Management. Kemudian PJB Maintenance, Review, and Overhaul (MRO) sebagai layanan untuk menjaga keandalan mesin di pembangkit PLTU dan non pembangkit PLTU lainnya. Aplikasi tersebut juga berisi PJB Strategic Partenership yang merupakan kanal untuk kerja sama PJB dengan produsen listrik swasta (IPP).
Juga PJB Green Energy yang menyediakan layanan bisnis energi hijau seperti PLTS Terapung Cirata, co-firing batu bara, dan solar panel atap bagi industri, dan fitur PJB Learn. “Kami memiliki akademi yang memberikan pelatihan intensif dan eksklusif dalam bentuk bundling tentang bisnis pembangkit,” ungkap Direktur Utama PJB, Sugiyanto.
Transformasi digital yang dilakukan PLN tersebut mendapat apresiasi dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Dalam Webinar Smart Grid: Implementation of Smart Grid, Jakarta, Jumat (26/2/2021), Menteri ESDm mengungkapkan, dengan penggunaan teknologi digital di gardu induk membuat otomatisasi dan sistem pengaturan yang efisien. Sehingga sangat cocok digunakan dalam memanfaatkan energi baru terbarukan di daerah tertinggal, terdepan dan terluar dengan memanfaatkan sumber daya setempat. "Pengembangan teknologi ini memungkinkan keterlibatan masyarakat di dalamnya,”katanya.
(ton)