Survei Membuktikan: 74% Bantuan Tunai UMKM Dipakai Buat Modal Kerja
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah mengucurkan bantuan tunai kepada UMKM di masa pandemi. Bantuan pandemi Covid-19 terbanyak yang diterima UMKM Agrikultur adalah Banpres BPUM/BLT UMKM. Manajer riset Katadata Insight Center, Vivi Zabkie mengatakan, 18% responden pelaku usaha UMKM mengaku menerima bantuan ini.
“Banpres UMKM (BPUM) umumnya diterima utuh (2,4 juta rupiah per UMKM). Sejumlah responden (3%) mengaku jumlah bantuan dipotong untuk sumbangan, administrasi dan lain-lain. Selama pandemi Covid-19, UMKM masih dapat mengakses bantuan reguler. Terbanyak dalam bentuk pelatihan,” kata Vivi dalam Katadata Forum Virtual Series dengan tema “Mengukur Efektivitas Bantuan Presiden bagi UMKM Agrikultur”, Selasa (2/3/3031).
Di masa pandemi, UMKM agrikultur mengalami penurunan volume produksi dan omzet. Berdasarkan survei yang dilakukan Katadata Insight Center (KIC), 54% UMKM agrikultur yang menjadi responden mengungkapkan volume produksi turun di atas 30%. Bahkan, 42% UMKM agrikultur terpaksa harus mengurangi karyawan.
Vivi menambahkan, sebagian besar bantuan tunai dipakai oleh UMKM untuk modal usaha (74%). Namun, terdapat sekitar 10% UMKM Agrikultur menggunakan bantuan untuk kebutuhan sehari-hari. UMKM Agrikultur menilai sosialisasi bantuan Pandemi Covid-19 yang dapat mereka akses masih kurang.
“Bantuan Banpres UMKM cukup cepat menjangkau UMKM, namun seperti disampaikan dalam survei ini, keberadaan bantuan ini serta cara mengaksesnya perlu disosialisasi lebih luas lagi. Terutama bagi UMKM Agrikultur yang mungkin tidak terjangkau akses informasi lebih baik dari UMKM lain yang berada di wilayah perkotaan,” jelas Vivi.
Digitalisasi pada UMKM Agrikultur diperkirakan akan terus berlanjut, minat pada pemasaran online cukup tinggi. Vivi menambahkan, 43% responden pelaku usaha UMKM yang saat ini masih memasarkan produknya secara offline menyatakan berminat melakukannya namun belum bisa memastikan kapan. Sedangkan 20% responden mengaku dalam waktu dekat akan segera beradaptasi pada digitalisasi pemasaran ini.
Pelaku usaha UMKM mengakui pemasaran digital dinilai berpengaruh pada omzet. 43% pelaku usaha UMKM mengatakan saat ini omzetnya disumbang lebih besar oleh pemasaran secara online.
Survei UMKM Agrikultur dilakukan terhadap 214 pengusaha UMKM pada 6-15 Februari 2021. Survei ini dilakukan melalui telepon (telesurvey) dengan pengambilan sampel teknis purposive sampling.
Direktur Bisnis Mikro Bank Rakyat Indonesia (BRI), Supari mengungkapkan, saat bulan keenam pandemi pengusaha UMKM sudah mulai jatuh, sehingga datangnya bantuan dari pemerintah pada Agustus 2020 membuat pengusaha kembali bangkit.
“Bantuan itu sudah sangat tepat sekalI untuk membuat mereka (pengusaha) survive, karena pemerintah menggelontorkan bansos yang menciptakan daya beli masyarakat, dan didorong dengan menggunakan daya hibah,” jelas Supari.
“Banpres UMKM (BPUM) umumnya diterima utuh (2,4 juta rupiah per UMKM). Sejumlah responden (3%) mengaku jumlah bantuan dipotong untuk sumbangan, administrasi dan lain-lain. Selama pandemi Covid-19, UMKM masih dapat mengakses bantuan reguler. Terbanyak dalam bentuk pelatihan,” kata Vivi dalam Katadata Forum Virtual Series dengan tema “Mengukur Efektivitas Bantuan Presiden bagi UMKM Agrikultur”, Selasa (2/3/3031).
Di masa pandemi, UMKM agrikultur mengalami penurunan volume produksi dan omzet. Berdasarkan survei yang dilakukan Katadata Insight Center (KIC), 54% UMKM agrikultur yang menjadi responden mengungkapkan volume produksi turun di atas 30%. Bahkan, 42% UMKM agrikultur terpaksa harus mengurangi karyawan.
Vivi menambahkan, sebagian besar bantuan tunai dipakai oleh UMKM untuk modal usaha (74%). Namun, terdapat sekitar 10% UMKM Agrikultur menggunakan bantuan untuk kebutuhan sehari-hari. UMKM Agrikultur menilai sosialisasi bantuan Pandemi Covid-19 yang dapat mereka akses masih kurang.
“Bantuan Banpres UMKM cukup cepat menjangkau UMKM, namun seperti disampaikan dalam survei ini, keberadaan bantuan ini serta cara mengaksesnya perlu disosialisasi lebih luas lagi. Terutama bagi UMKM Agrikultur yang mungkin tidak terjangkau akses informasi lebih baik dari UMKM lain yang berada di wilayah perkotaan,” jelas Vivi.
Digitalisasi pada UMKM Agrikultur diperkirakan akan terus berlanjut, minat pada pemasaran online cukup tinggi. Vivi menambahkan, 43% responden pelaku usaha UMKM yang saat ini masih memasarkan produknya secara offline menyatakan berminat melakukannya namun belum bisa memastikan kapan. Sedangkan 20% responden mengaku dalam waktu dekat akan segera beradaptasi pada digitalisasi pemasaran ini.
Pelaku usaha UMKM mengakui pemasaran digital dinilai berpengaruh pada omzet. 43% pelaku usaha UMKM mengatakan saat ini omzetnya disumbang lebih besar oleh pemasaran secara online.
Survei UMKM Agrikultur dilakukan terhadap 214 pengusaha UMKM pada 6-15 Februari 2021. Survei ini dilakukan melalui telepon (telesurvey) dengan pengambilan sampel teknis purposive sampling.
Direktur Bisnis Mikro Bank Rakyat Indonesia (BRI), Supari mengungkapkan, saat bulan keenam pandemi pengusaha UMKM sudah mulai jatuh, sehingga datangnya bantuan dari pemerintah pada Agustus 2020 membuat pengusaha kembali bangkit.
“Bantuan itu sudah sangat tepat sekalI untuk membuat mereka (pengusaha) survive, karena pemerintah menggelontorkan bansos yang menciptakan daya beli masyarakat, dan didorong dengan menggunakan daya hibah,” jelas Supari.