Membuat Pengguna Jalan Tol Aman dan Nyaman Lewat Genggaman

Minggu, 07 Maret 2021 - 16:23 WIB
loading...
Membuat Pengguna Jalan...
Inovasi Jasa Marga agar Pengguna Tol Aman dan Nyaman. Dok Sindonews
A A A
JAKARTA - Hari itu Ibu Ratih Yang tinggal di Kawasan Tangerang Selatan, harus segera ke Semarang untuk menemui putrinyanya yang tengah menimba ilmu di kota tersebut. Terpaksa ia pun harus mengendarai sendiri mobilnya.

Memasuki tol Ruas Palimanan-Kanci, mobil matic-nya mengalami masalah. Terpaksa harus menepi ke bahu jalan. Baru beberapa saat menepi, ada mobil lain yang juga ikut berhenti di belakangnya. Ada tiga orang laki-laki di dalam mobil itu dengan gelagat yang mencurikagan.

Panik dan takut akan terjadi sesuatu, Ibu Ratih buru-buru memanfaatkan aplikasi Travoy 3.0 dengan memanfaatkan fitur panic shake, untuk meminta bantuan kepada petugas jalan tol. Melalui fitur tersebut, dengan hanya menggoyangkan goyangkan (mengocokan) gadget yang ada digenggamannya, sudah bisa menghubungi petugas jalan tol yang dikelola oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Tak menunggu lama petugas jalan tol sudah berada di lokasi tempat Ibu Ratih berhenti. Melihat ada petugas patroli yang datang, mobil dengan pengendara yang mencurigakan tadi, langsung kabur.



Ternyata memang mobil yang dikendarai Ibu mengalami sedikit ganguan teknis. Oleh petugas patroli ganguan itu bisa diatasi, sehinga Ibu Ratih pun bisa melanjutkan perjalanannya menuju Semarang. “Aplikasi Travoy 3.0 ini sangat membantu pengguna jalan tol seperti saya ini yang sering berkendara sendiri,”ujarnya kepada Sindonews saat menceritakan pengalamannya itu.

Ibu dua anak ini pun mengapresiasi inovasi yang dilakukan pihak pengelola jalan tol, PT Jasa Marga , untuk meningkatkan pelayanan serta rasa aman kepada pengguna jalan dengan mengunakan aplikasi Travoy 3.0. “Ini keren banget,”katanya.

Aplikasi Travoy 3.0, memang baru saja diperkenalkan oleh Jasa Marga, awal Maret ini.“Aplikasi ini diluncurkan bersamaan dengan peringatan HUT Ke 43 Jasa Marga, 1 Maret lalu “kata Corporate Secretary Jasa Marga, M. Agus Setiawan.

Agus mengatakan, Travoy 3.0 layaknya asisten bagi pengguna jalan tol yang membuat perjalanan menjadi lebih aman, nyaman dan menyenangkan. Berbagai fitur tertanam diaplikasi ini seperti daftar tarif tol, panic shake, travpost, derek online, pantauan kondisi lalu lintas melalui CCTV hingga informasi mengenai rest area.

Fitur panic shake, menurut Agus, memang disiapkan untuk mengantisipasi adanya panggilan darurat dari pengguna jalan tol yang ada dalam keadaan bahaya, seperti yang dialami oleh Ibu Ratih tadi. Hanya dengan menggoyangkan gadget yang dimiliki, sudah bisa menghubungi petugas jalan tol.



Ditambahkan oleh Operation & Maintenance Management Group Head Jasa Marga Atika Dara Prahita, Travoy 3.0 merupakan pengembangan dari aplikasi Travoy yang sebelumnya telah diluncurkan sejak tahun 2019 lalu. Aplikasi ini juga diintegrasikan dengan aplikasi yang juga dikelola oleh Jasa Marga lainnya, JMCARe.

Penggabungan JMCare dengan Travoy yang kemudian melahirkan Travoy 3.0. Aplikasi ini sudah dapat diunduh oleh pengguna jalan tol, baik untuk pengguna iOS maupun Android.

Di saat peringatan HUT ke 43, Jasa Marga juga memperkenalkan Pusat Kendali (Command Center ) lalu lintas jalan tol berbasis Intelligent Transportation System (ITS). Sistem pusat kendali jalan tol seperti ini merupakan yang pertama dan terlengkap di Indonesia. Keunggulan JMTC terletak pada sistem ITS yang dapat mengintegrasikan seluruh peralatan informasi dan komunikasi di jalan tol yang dikelola oleh Jasa Marga Group.

JMTC merupakan penyempurnaan dari Jasa Marga Traffic Information Center (JMTIC), pusat informasi dan komunikasi lalu lintas jalan tol yang telah beroperasi sejak tahun 2005. Saat ini JMTC didukung oleh 1.705 CCTV, 65 Smart CCTV, 204 VMS, dan 22 Remote Traffic Monitoring System (RTMS) yang tersebar di jalan tol di seluruh Indonesia yang dikelola oleh Jasa Marga.

Melalui pusat kendali jalan tol ini, Jasa Marga dapat berkoordinasi dengan para stakeholder, seperti Korlantas Polri, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian PUPR untuk mengambil keputusan rekayasa lalu lintas. Kapan harus menerapkan contra flow, ramp metering, atau one way secara proporsional, mengikuti kondisi real di lapangan.

Pengguna aplikasi Travoy 3.0 secara otomatis terhubung dengan berbagai informasi yang disampaikan JMTC. Ini bisa terwujud karena JMTC dilengkapi dengan Advanced Traveller Information System (ATIS), yang dapat memberikan informasi kepada pengguna jalan tol baik sebelum maupun selama dalam perjalanan.

Tak hanya itu, JMTC juga dilengkapi Advanced Traffic Management System (ATMS) yang mampu menganalisa kondisi kepadatan di jalan tol melalui kecepatan rata-rata kendaraan. Serta mampu menghitung volume kendaraan. Apabila kecepatan kendaraan mendekati kecepatan minimum dan volume kendaraan mendekati kapasitas maksimal suatu ruas jalan tol, sistem ini memberikan peringatan dini kepada petugas untuk dapat melakukan pengaturan lalu lintas.

Bangkit Lebih Cepat

Pusat kendali jalan tol yang dikembangkan Jasa Marga ini juga tergolong canggih. Mampu mendeteksi secara dini gangguan lalulintas dengan mengidentifikasi perubahan kecepatan kendaraan. Selain itu dapat memberikan data pelanggaraan lalu lintas di jalan tol secara elektronik (Electronic Traffic Law Enforcement/ETLE). Seperti melanggar batas kecepatan kendaraan, melanggar batas mauatan barang dan sebagainya. Kendaraan yang melanggar tersebut dapat dengan cepat dikenali, sebab sistem di JMTC sudah bisa mendeteksi plat nomer kendaraan.

Mengetahui kondisi jalan juga jadi perhatian utama jasa marga dalam meningkatkan pelayanan kepada para penguna jalan bebas hambatan. Untuk mengukur data asset dan kondisi jalan dengan lebih akurat efektif dan efisien Jasa Marga menggunakan teknologi Hawkeye 2000.

Teknologi ini berupa mobil pintar yang dilengkapi dengan berbagi sensor sehingga bisa melakukan survei ketidakrataan jalan, meneliti data karakteristik jalan, hingga mendeteksi kerusakan jalan. Kehadiran Hawkeye 2000 menjadi penting, karena mendukung pemeliharaan dan pengoperasian jalan tol. Sekaligus memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna jalan tol.

Memasuki usainya yang ke 43 ini berbagai inovasi memang terus dihadirkan Jasa Marga. Semua ini menurut Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur, merupakan ikhtiar untuk mewujudkan Visi Jasa Marga, “Menjadi Perusahaan Jalan Tol Nasional Terbesar, Terpercaya, dan Berkesinambungan”. “Untuk itu Jasa Marga terus konsisten melakukan transformasi dan inovasi di semua lini bisnis,”ujarnya. Subakti menegaskan, transformasi dan inofasi yang dilakukan Jasa Marga ini juga ditujukan untuk menghadapi tantangan ke depan yang semakin berat.


Teknologi akan mengambil peran yang makin besar dalam bisnis pengelolaan jalan tol. Seperti diketahui, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) akan mulai menerapkan ssitem pembayaran nontunai nir sentuh atau Metode Multi-Lane Free Flow (MLFF) mulai awal 2022. Seluruh operator jalan tol, termasuk jasa marga harus siap dengan perubahan ini.

Pembayaran nontunai dengan teknologi MLFF akan memudahkan pengguna jalan karena melalui jalan tol tanpa hambatan, solusi ini juga dapat meningkatkan efisiensi dan pendapatan tol, serta mengurangi tingkat kemacetan pada jam-jam padat.
Sebagai pengelola jalan tol terbesar di negeri ini, Jasa Marga pun diajak bekerjasama oleh Roatex Ltd Zrt Hongaria, untuk mengembangkan MLFF d Indonesia. Roatex perusahaan asal Hongaria yang telah ditetapkan oleh BPJT sebagai pememang tender penerapan MLFF di Indonesia.

Ajakan dari Roatex ini pun disambut baik oleh Jasa Marga. Subakti Syukur, mengatakan pihaknya siap siap dan menyambut baik ajakan kerjasama dari Roatex. Kesiapan Jasa Marga itu juga didukung oleh pusat riset dan pengembangan inovasi, Internet of Thinks (IoT) Laboratory.

Laboratorium ini didirikan perseroan untuk mengembangkan beragam pelayanan digital seperti transkasi keuangan, keamanan berkendara, traffic monitoring system dan lain-lain. Dipersaiapkan juga untuk mendukung bisnis jalan tol di masa depan. Melalui IoT Laboratory ini menunjukkan Jasa Marga sudah jauh-jauh hari mengantisipasi tawaran kerjasa sama seperti yang diajukan Roatex.

Tantangan bisnis ke depan akan semakin berat, apalagi Pandemi Covid 19 masih belum berakhir. Merebaknya virus yang mematikan itu, membuat ekonomi national terpuruk. Dampaknya juga dirasakan oleh Jasa Marga. Hal itu diakui oleh Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur. “Dampak pandemi Covid-19 cukup memberikan imbas pada kinerja perseroan,”ujarnya.
Kebijakan bekerja, belajar dan beribadah dari rumah, serta PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di berbagai daerah, membuat volume kendaraan yang melintasi jalan tol merosot. Imbasnya pendapatan dan laba yang dibukukan Jasa Marga pun ikut turun.

Subakti Syukur memperkirakan kinerja Jasa Marga di tahun 2020 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya (2019). Pendapatan tol diproyeksikan lebih rendah 20% dari tahun 2019 sejalan dengan turunnya volume lalu lintas. " Laba bersih perusahaan juga turun secara proporsional," ujarnya.

Sebagai gambaran pada 2019, membukukan total pendapatan sebesar Rp 26,34 triliun. Pendapatan dari jalan tol berkontribusi sebesar Rp 10,13 triliun. Sedangkan, laba bersih yang berhasil dikantongi tercatat sebesar Rp 2,2 triliun.

Memasuki 2020, hingga kuartal III-2020 kinerja jasa marga memang lebih rendah dbandingkan dengan kuartal III/2019. Laba Bersih Jasa Marga sepanjang kuartal III-2020 tercatat Rp157,6 miliar, turun sebesar 89,50% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp1,50 triliun. Begitu juga dengan pendapatan, yang turun sedalam 50,13%. Dari Rp21,15 triliun di kurtal III-2019 menjadi Rp10,54 triliun.

Tahun 2021 ini, Jasa Marga telah menyusun rencana. Belanja modal atau Capex disiapkan sebesar Rp 7,75 triliun. Anggaran capex akan digunakan untuk pengembangan lini bisnis jalan tol. Pendapatan tol dan usaha lain perusahaan ditargetkan masih akan mengalami pertumbuhan sebesar 14% dan 4% dari prognosa 2020.

Meskipun pada waktu yang bersamaan, sejalan dengan telah beroperasinya ruas-ruas tol baru, beban bunga perusahaan juga mengalami peningkatan sebesar 33% dari prognosa 2020. Perseroan terus berusaha untuk menekan laju pertumbuhan beban melalui langkah efisiensi pada semua lini, sehingga EBITDA ditargetkan dapat tetap bertumbuh sebesar 12% dari prognosa 2020.

Mendung pasti akan berlalu, begitu juga dengan Pandemi Covid 19 juga pasti akan berakhir. Jalan Tol akan memegang peranan penting dalam menggerakan roda ekonomi pascapandemi. Saat kondisi ekonomi kembali normal, berbagai inovasi yang telah dilakukan Jasa Marga pasti berkontribusi besar terhadap perusahaan, sehingga membuat BUMN ini bangkit lebih cepat. Teknologi modern yang digunakan untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna jalan tol juga akan mendongkrak kinerja Jasa Marga lebih tinggi.
(eko)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1479 seconds (0.1#10.140)