Investasi Triliunan, Proyek Strategis Nasional Smelter PT Ceria Ditargetkan Rampung 2024

Senin, 08 Maret 2021 - 02:01 WIB
loading...
Investasi Triliunan,...
Pabrik bijih nikel milik PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. (Foto: Ist)
A A A
JAKARTA - Setelah ditetapkan masuk dalam Program Pembangunan Smelter sebagai salah satu Proyek Strategis nasional (PSN) , PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) terus bergerak mempercepat pembangunan pabrik bijih nikel di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Proyek Pembangunan Pabrik Nikel Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan HPAL yang ditargetkan rampung dan mulai beroperasi pada 2024.

Menurut Deputi Direktur PT CNI, Djen Rizal, sejauh ini perusahaan terus menggenjot pembangunan infrastruktur strategis di lokasi smelter. Untuk mempercepat pembangunan infrastruktur pabrik, PT CNI telah menggandeng sejumlah BUMN Indonesia, yakni PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT PP.

(Baca juga:Smelter Nikel Berkontribusi Besar Tarik Duit Asing ke Indonesia)

“Pembangunan smelter tetap on progress dan kami optimistis smelter bisa selesai sesuai target meskipun sempat terkendala oleh pandemi Covid-19,” ujar Djen dalam keterangan tertulisnya, Minggu (7/3/2021).

Sebagai referensi, kerja sama CNI dan WIKA fokus pada pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian RKEF Produksi 3 dan 4 (2x27 MVA). Kontrak kerja sama di bidang Engineering, Procurement, and Construction (EPC) itu senilai Rp2,8 triliun.

(Baca juga:Pemerintah Targetkan 4 Smelter Beroperasi Tahun Ini)

WIKA mendapat kepercayaan sebagai pelaksana proyek tersebut berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, harga, kualifikasi, dan verifikasi oleh CNI.

Pabrik feronikel tersebut akan terdiri dari dua lajur produksi, masing-masing lajur akan ditunjang dengan fasilitas produksi utama yaitu Rotary Dryer berkapasitas 196 ton per jam (wet base), dan Rotary Kiln berkapasitas 178 ton per jam (wet base).

(Baca juga:Prioritas Menteri ESDM, dari Smelter hingga Mobil Listrik)

Kemudian, Electric Furnace berkapasitas 72 MVA serta peralatan penunjang lainnya dengan target penyelesaian proyek pada 2023 dan mampu mencapai kapasitas produksi sebesar 27.800 ton Ni per tahun (Ferronickel 22% Ni).

Selain itu kerja sama keduanya juga berfokus pada sinergi Engineering, Procurement, and Construction (EPC) Proyek Nickel Laterite Hydrometallurgy beserta power plant dengan estimasi nilai kontrak sebesar USD1,1 miliar.

(Baca juga:Pekerja Bakar Pabrik Smelter Nikel di Konawe, Stafsus Sampaikan Pesan Menaker Ida)

Proyek Pembangunan Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian Kobalt dengan Teknologi (HPAL) yang menjadi inti pada kerja sama dengan CNI-WIKA tersebut diproyeksikan memiliki kapasitas produksi per tahun sebesar 100.000 ton per tahun Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) (40% Ni dan 4 per Co dalam MHP) dan 158.000 ton per tahun konsetrat Chromium.

Sementara kerja sama CNI dan PP fokus pada pembangunan pabrik peleburan (smelter) Feronikel Fase 2 (jalur produksi 2) dan Fase 4 (jalur produksi 5 dan 6).

(Baca juga:Freeport Didekati Investor China untuk Bangun Smelter di Weda Bay, Halmahera)

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Wahyu Utomo melalui Surat kepada CNI Nomor: T/I/PW/68/D.VI.M.EKON.KPPIP/12/2020 tanggal 4 Desember 2020, perihal status PSN Smelter Nikel CNI, menerangkan bahwa program pembangunan smelter merupakan salah satu PSN yang tercantum dalam lampiran Peraturan Presiden No 109/2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden No 3/2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN.

Dijelaskan, dalam rapat terbatas evaluasi PSN yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo pada Mei 2020, program pembangunan smelter terdiri dari 22 proyek smelter yang tersebar di Indonesia.

(Baca juga:Ingkar Janji Bangun Smelter, Menteri ESDM Tegur Freeport)

Salah satu dari 22 smelter yang termasuk dalam program pembangunan smelter adalah pabrik pengolahan komoditi bijih nikel di Kabupaten Kolaka, Sulawei Tenggara yang dikembangkan oleh CNI.

“Kami menerangkan bahwa proyek smelter nikel CNI di Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan bagian dari program pembangunan smelter sebagai salah satu PSN,” tandasnya.
(dar)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2403 seconds (0.1#10.140)