Stok Cukup, Rektor IPB: Tak Ada Alasan untuk Impor Beras
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria menolak rencana pemerintah untuk mengimpor beras. Pasalnya, sesuai data Badan Pusat Statistika (BPS) stok beras hingga kini masih dalam jumlah cukup sehingga memang tidak ada alasan untuk membuka kran impor beras .
“Berdasarkan indikator produksi, konsumsi, dan neraca apalagi kita lihat indikator harga di lapangan cenderung menurun. Oleh karena itu memang tidak ada alasan bagi kita untuk melakukan impor beras karena stok cukup,” ujar Arif Satria di Bogor dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews.com, Senin (8/3/2021).
(Baca juga:Impor Beras hanya untuk Stok Dianggap Tidak Masuk Akal)
Arif mengungkapkan BPS telah merilis data potensi produksi beras pada bulan Januari hingga April 2021 ada sekitar 14 juta ton atau naik 26% dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Tidak hanya itu, panen raya juga memiliki potensi surplus pada Januari hingga Aprilsekitar 4,8 juta ton beras.
“Panen raya ini bisa memberikan surplus. Yang penting bagi kita adalah bagaimana kita mampu melakukan penyerapan gabah dari para petani,” tegasnya.
(Baca juga:Pak Jokowi! Impor Beras Itu Menyakitkan Hati Petani)
Arif menyarankan justru yang perlu dilakukan langkah strategis dalam menyambut panen raya yang sebentar lagi memasuki puncak. Sinergi antara Kementerian Pertanian (Kementan), Bulog dan berbagai instansi pun harus dilakukan dan transparansi dalam berbagai pengambilan keputusan produk pangan pokok ini menjadi penting.
“Karena begitu impor terjadi, maka dampaknya akan sangat serius terhadap harga dan itu akan merugikan petani. Saya kira kita harus menghargai petani yang sudah bersusah payah, berjerih payah dan bekerja keras untuk memberikan kepada kita suplai pangan,” ucapnya.
(Baca juga:Mendag Lutfi Jelaskan Kontradiksi Impor Beras Satu Juta Ton)
Perlu diketahui, BPS mencatat produksi beras pada 2020 sebesar 31,33 juta ton. Jumlah ini mengalami kenaikan sekitar 21.460 ton atau 0,07% dibandingkan 2019 yang mencapai 31,31 juta ton.
Adapun potensi produksi periode Januari–April 2021 diperkirakan mencapai 14,54 juta ton beras atau mengalami kenaikan sebesar 3,08 juta ton (26,84%) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 11,46 juta ton.
“Berdasarkan indikator produksi, konsumsi, dan neraca apalagi kita lihat indikator harga di lapangan cenderung menurun. Oleh karena itu memang tidak ada alasan bagi kita untuk melakukan impor beras karena stok cukup,” ujar Arif Satria di Bogor dalam keterangan tertulis yang diterima Sindonews.com, Senin (8/3/2021).
(Baca juga:Impor Beras hanya untuk Stok Dianggap Tidak Masuk Akal)
Arif mengungkapkan BPS telah merilis data potensi produksi beras pada bulan Januari hingga April 2021 ada sekitar 14 juta ton atau naik 26% dibandingkan periode yang sama tahun 2020. Tidak hanya itu, panen raya juga memiliki potensi surplus pada Januari hingga Aprilsekitar 4,8 juta ton beras.
“Panen raya ini bisa memberikan surplus. Yang penting bagi kita adalah bagaimana kita mampu melakukan penyerapan gabah dari para petani,” tegasnya.
(Baca juga:Pak Jokowi! Impor Beras Itu Menyakitkan Hati Petani)
Arif menyarankan justru yang perlu dilakukan langkah strategis dalam menyambut panen raya yang sebentar lagi memasuki puncak. Sinergi antara Kementerian Pertanian (Kementan), Bulog dan berbagai instansi pun harus dilakukan dan transparansi dalam berbagai pengambilan keputusan produk pangan pokok ini menjadi penting.
“Karena begitu impor terjadi, maka dampaknya akan sangat serius terhadap harga dan itu akan merugikan petani. Saya kira kita harus menghargai petani yang sudah bersusah payah, berjerih payah dan bekerja keras untuk memberikan kepada kita suplai pangan,” ucapnya.
(Baca juga:Mendag Lutfi Jelaskan Kontradiksi Impor Beras Satu Juta Ton)
Perlu diketahui, BPS mencatat produksi beras pada 2020 sebesar 31,33 juta ton. Jumlah ini mengalami kenaikan sekitar 21.460 ton atau 0,07% dibandingkan 2019 yang mencapai 31,31 juta ton.
Adapun potensi produksi periode Januari–April 2021 diperkirakan mencapai 14,54 juta ton beras atau mengalami kenaikan sebesar 3,08 juta ton (26,84%) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 11,46 juta ton.
(dar)