50% Energi Terbarukan di Indonesia Berasal dari Matahari

Senin, 08 Maret 2021 - 14:33 WIB
loading...
50% Energi Terbarukan...
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang terletak di tengah perbukitan Desa Semangki, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Foto/Dok SINDOphoto/Muchtamir Zaide
A A A
JAKARTA - Pemerintah menetapkan target bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 dan 31% di tahun 2050. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, untuk mencapai target tersebut, pemerintah telah memetakan sumber energi terbarukan di berbagai wilayah Indonesia. Dari potensi sebesar 400 gigawatt (GW) energi terbarukan yang dimiliki Indonesia, sekitar 50% bersumber dari matahari.

"Kita petakan di mana yang paling besar tingkat radiasi mataharinya. Ternyata ada juga bayu terutama di daerah-daerah Timur-Selatan Indonesia. Contohnya Nusa Tenggara Timur yang sumber tingkat radiasinya tinggi. Ini yang sedang kami hitung," ujarnya dalam Forum Teknologi dan Inovasi Energi Masa Depan yang bertajuk "Imagining Indonesia’s Energy Future", Senin (8/3/2021).



Meski potensinya besar, pengembangan energi terbarukan dari sumber daerah tersebut membutuhkan investasi yang besar karena transmisi yang dibutuhkan akan panjang. Tantangan lainnya, untuk mendukung keandalan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), tingkat pemakaiannya hanya 5-6 jam.

"Kalau sudah tidak ada matahari biasanya sudah redup. Jadi harus ada backup, katakanlah baterai. Baterai ini masih mahal. Dulu solar panel juga mahal, tetapi sekarang jadi murah," ungkap Arifin.

Dia menuturkan, untuk menghadapi tantangan tersebut, pihaknya melakukan terobosan dengan mengombinasikan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan PLTS.

"Kita sendiri sudah mencoba PLTS di atas waduk. Waduk-waduk yang punya PLTA ini bisa dikombinasikan dengan PLTS. Siangnya pakai surya, malamnya pakai air. Itu sudah kita petakan," tuturnya.



Menurut dia, potensi energi yang bisa dihasilkan mencapai 2.000 GW. Sementara hanya 5% dari permukaan waduk yang digunakan untuk kebutuhan energi agar tidak memberikan dampak terhadap biota yang ada di sana.

"Kalau kita hitung semua, kita masih punya potensi hampir 20.000 MW. Cuma lokasi waduk-waduk ini jauh. Ini memang jadi tantangan. Paling penting ada respons demand-nya supaya masuk pada skala-skala yang ekonomis. Langkah-langkah ini yang sedang kita petakan," jelasnya.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1560 seconds (0.1#10.140)