Hasil Referendum Swiss Buka Jalan Ekspor CPO RI di Eropa

Selasa, 09 Maret 2021 - 14:39 WIB
loading...
Hasil Referendum Swiss Buka Jalan Ekspor CPO RI di Eropa
Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menyambut positif hasil referendum Swiss mengenai IE-CEPA. Dalam referendum itu, mayoritas rakyat Swiss setuju terhadap kesepakatan perdagangan antara Indonesia dan European Free Trade Association (EFTA) yang terdiri dari Swiss, Norwegia, Islandia dan Lietchtenstein.

Sebanyak 51,6% publik Swiss setuju IE CEPA disahkan dan diimplementasikan. Hasil ini memberikan harapan cerah bagi peningkatan ekspor dan keberterimaan produk Indonesia di negara-negara Eropa.

“Kita sangat menyambut positif, ini adalah hasil yang memberikan harapan cerah bagi ekspor Indonesia di Eropa,” kata Wamendag menjawab pertanyaan wartawan, Selasa (9/3/2021).



Kegembiraan Wamendag mengenai hasil referendum ini cukup beralasan. Selama ini publik Swiss dikenal sangat kritis terhadap isu-isu lingkungan, kesehatan dan sosial yang biasanya menjadi alasan bagi pemberlakuan hambatan bagi produk-produk dari negara lain.

Salah satu produk yang dikritisi oleh publik Swiss adalah mengenai isu kelapa sawit Indonesia. Beberapa lembaga swadaya masyarakat di Swiss bahkan beberapa waktu lalu secara resmi mengampanyekan isu negatif soal sawit yang juga menjadi agenda salah satu referendum.

Jerry yang pernah memberikan pernyataan langsung kepada publik Swiss mengenai kelapa sawit Indonesia mengatakan bahwa publik Swiss memang menerima pernyataan yang kurang seimbang mengenai produk andalan Indonesia itu.



Dalam wawancara dengan media yang cukup berpengaruh di Swiss Jerry mengatakan bahwa Indonesia mempunyai standar dan peta jalan untuk kelapa sawit yang ramah lingkungan dan memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

Jerry juga meyakinkan bahwa kelapa sawit dari aspek lingkungan justru lebih efisien karena satu hektar kelapa sawit menghasilkan produk yang setara dengan hasil 6 hektar produk minyak nabati yang lain.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2291 seconds (0.1#10.140)