2 BUMN Melantai di Bursa Saham Tahun Ini, Kartika Ungkap Statusnya

Rabu, 10 Maret 2021 - 18:48 WIB
loading...
2 BUMN Melantai di Bursa Saham Tahun Ini, Kartika Ungkap Statusnya
Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko membeberkan dua anak usaha perseroan pelat merah yang akan melantai ke pasar modal Indonesia pada 2021. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membeberkan dua anak usaha perseroan pelat merah yang akan IPO atau melantai ke pasar modal Indonesia pada 2021. Salah satunya adalah PT Pertamina Geothermal (Persero), anak usaha PT Pertamina (Persero) .

Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko menyebut, langkah Initial Public Offering (IPO) pada tahun ini menjadi peluang bagi perseroan negara tersebut. Meski begitu, dia tidak merinci alasan Pertamina Geothermal melangkah ke Bursa Efek Indonesia pada tahun ini.



Selain anak usaha Pertamina, PT Telkom Indonesia (Persero) juga akan mengantar anak usahanya Go Public. "Tahun 2021 ini dua perusahaan berpeluang IPO dari perusahaan Telkom terbesar di Indonesia dan juga Pertamina Geothermal," kata dia dalam gelaran Market Outlook 2021 Rabu (10/3/2021).

Setidaknya akan ada 8-12 perseroan yang bakal mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga beberapa tahun mendatang. Merespon hal tersebut, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee menilai, rencana IPO perusahaan BUMN disebut akan dibanjiri peminat oleh investor Indonesia. Tercatat, ada dua faktor yang mendorong tingginya minat para investor.

"Faktor pertama, memang saham-saham BUMN lebih dipercaya oleh publik, ini biasanya lebih diminati. Faktor kedua adalah BUMN ini lebih dikenal biasanya perusahaan-perusahaannya dan lebih bisa dipercaya karena punya pemerintah," ujar Hans saat dihubungi MNC Portal Indonesia.



Perusahaan plat merah yang telah go public bisnisnya berpeluang memiliki sustainable atau berkelanjutan yang lebih tinggi, meskipun ada yang mengalami kerugian dan memiliki kinerja tidak bagus.

"Nah kalau di swasta kadang-kadang ga seperti itu, bisnisnya bagus mendadak ada masalah, kemudian bisa aja bentar-bentar perusahaannya hilang sehingga sahamnya Rp50. Biasanya BUMN sangat dipegang pemerintah cenderung ga akan seperti itu. Jadi, itu yang menyebabkan biasanya BUMN lebih dipercaya, lebih disukai oleh investor di Indonesia," kata dia.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1434 seconds (0.1#10.140)