Jadi Faktor Pendorong Ekonomi, Bisnis UMKM Perlu Diproteksi

Jum'at, 19 Maret 2021 - 22:00 WIB
loading...
Jadi Faktor Pendorong...
Ilustrasi. FOTO/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Proteksi risiko bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) harus menjadi bagian dari program pemberdayaan UMKM . Proteksi bertujuan meringankan dan mempercepat pemulihan usaha ketika terjadi hal yang tidak diinginkan, seperti kebakaran hingga bencana alam.

CEO BRI Insurance Fankar Umran mengatakan, selama ini pemberdayaan UMKM memberi penekanan pada sisi pembiayaan, sementara proteksi tidak begitu dipikirkan. Padahal, ketika UMKM terpapar risiko, maka sangat sulit untuk mendapatkan pendanaan atau menjadi unbankable.

“Kalau terpapar (risiko) maka sulit dibiayai, turunlah (bantuan pemerintah. Ada Rp80 triliun kemarin, dana pemerintah untuk kebencanaan, termasuk pemulihan UMKM. Kalau itu diasuransikan, pemerintah tidak perlu turun tangan sebesar itu,” ujarnya dalam keterangannya, Jumat (19/3/2021).



Fankar menuturkan, di Indonesia lebih banyak membahas mengenai single risk event dan tidak memberikan tempat yang layak kepada catastrophic event seperti kejadian bencana. Akibatnya, ketika terjadi bencana banyak pelaku UMKM yang sulit untuk kembali bangkit dengan cepat.

Untuk itu, katanya, menjaminkan risiko catastrophic event sangat penting dibandingkan dengan pilihan mengelola risiko lain. Mentransfer risiko, tegasnya, sangat penting karena pelaku usaha membayar premi kecil untuk mendapatkan jaminan yang besar, sekaligus mempercepat pemulihan dan menghindari rentenir.

“Kalau lihat profil masyarakat yang terjebak rentenir itu kadang menjamin rumahnya. Padahal bunga sangat besar. Pilihannya ialah UMKM harus dilindungi dari sisi kegagalan risiko karena faktor eksternal,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur Bisnis Mikro Bank BRI Supari mengatakan, pihaknya menjadi salah satu yang terkena dampak dari pandemi Covid-19. Pasalnya, sekitar 82% portofolionya adalah sektor UMKM.



“Pada bulan kedua mereka sudah tidak punya tabungan lagi, modal kerja sudah dipakai untuk biaya hidup. Sekarang sudah 1 tahun pandemi, BRI terus membantu untuk meningkatkan daya saing mereka,” katanya.

Supari menyebutkan, tantangan UMKM Indonesia antara lain sekitar 90% masih pada level tradisional, serta rasio wirausahawan yang hanya 3,46%, atau lebih kecil dibandingkan dengan Singapura yang sekitar 7%.

Menurutnya, kontribusi sektor UMKM untuk ekspor juga masih kecil, yakni hanya 14,37% atau lebih rendah dari Vietnam yang sebesar 17%, Thailand 27,4%, ataupun Filipina sebanyak 13,2%.

BRI juga aktif berkontribusi lebih dalam percepatan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Perseroan, katanya, sangat aktif menyalurkan sejumlah program pemulihan ekonomi yang digulirkan pemerintah, seperti restrukturisasi, KUR dan lainnya.

“UMKM memang sangat rentan. Ada yang bisa bertahan, ada yang menemukan titik efisiensi baru sehingga bisa bangkit, ada juga kelompok yang justru tumbuh,” jelasnya.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan UMKM memiliki peran sangat penting dalam perekonomian nasional. Untuk itu, pemerintah terus berupaya untuk mengembangkan usaha para pelaku UMKM.

Perry menjelaskan, pemerintah telah menyiapkan empat program untuk mengembangkan UMKM. Pertama, memberikan kewirausahaan kepada pelaku UMKM melalui bantuan teknis mulai dari produksi, pembukuan keuangan, hingga pemasaran.

Kedua, membantu akses keuangan. Ketiga, mendorong UMUM untuk menggunakan layanan digital atau digitalisasi. Keempat, memperluas pemasaran UMKM.

Apalagi, instruksi Presiden sangat jelas melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia. Selain itu, terdapat program berwisata di Indonesia saja, sehingga mendorong pemasaran produk UMKM.

“Kita tahu bersama peran penting UMKM ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, karena jumlah unit usaha yang besar dan membuka lapangan kerja, sehingga Presiden dan pemerintah mendukung penuh pengembangan UMKM,” katanya.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0932 seconds (0.1#10.140)