Kendalikan Harga Pangan Jelang Ramadhan
loading...
A
A
A
Optimistis Harga Terkendali
Di bagian lain, Badan Urusan Logistik (Bulog) yang menjadi lembaga penyangga kebutuhan pangan nasional kini mulai sibuk menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Instansi ini pun terus melakukan penyerapan gabah dari petani untuk mengamankan cadangan beras.
Sekretaris Perusahaan Bulog Awaludin Iqbal mengatakan, stok beras yang dikuasai lembaganya mencapai 907.000 ton. Stok tersebut akan bertambah seiring dengan panen raya bulan ke waktu ke depan.
“Kami sedang fokus melakukan penyerapan produksi petani yang sedang panen,” ujar Awaludin di Jakarta kemarin.
Bulog merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan pemerintah untuk menstabilkan harga ketika ada lonjakan di pasar. Salah satu caranya dengan operasi pasar di daerah-daerah.
“Bulog diperintahkan untuk melakukan operasi pasar sepanjang tahun. Namanya, ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag). Jadi ini untuk mengantisipasi gejolak harga di tingkat konsumen,” tutur Awaludin.
Untuk harga beras, Bulog meyakini tidak akan ada gejolak. Pasalnya, Ramadan tahun ini bertepatan dengan masa panen raya. Selain itu, Bulog selalu melakukan KPSH sepanjang waktu. “Jadi untuk beras pasti akan terkendali,” ucapnya.
Pengamat Indef Agus Herta Sumarto mengatakan, Ramadhan kali ini adalah yang kedua dijalani masyarakat saat pandemi. Jika tahun lalu daya beli turun drastis maka tahun ini diperkirakan berangsur normal.
Meski demikian, dia menilai, kenaikan harga tidak bisa serta merta dijadikan indikator kenaikan daya beli masyarakat. “Jika kenaikan harga tersebut disebabkan oleh naiknya harga-harga input/faktor produksi seperti biaya transport dan bahan baku yang naik maka kenaikan harga tersebut tidak mencerminkan naiknya daya beli, malah sebaliknya, menurunkan daya beli,” kata dia.
Di bagian lain, Badan Urusan Logistik (Bulog) yang menjadi lembaga penyangga kebutuhan pangan nasional kini mulai sibuk menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Instansi ini pun terus melakukan penyerapan gabah dari petani untuk mengamankan cadangan beras.
Sekretaris Perusahaan Bulog Awaludin Iqbal mengatakan, stok beras yang dikuasai lembaganya mencapai 907.000 ton. Stok tersebut akan bertambah seiring dengan panen raya bulan ke waktu ke depan.
“Kami sedang fokus melakukan penyerapan produksi petani yang sedang panen,” ujar Awaludin di Jakarta kemarin.
Bulog merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ditugaskan pemerintah untuk menstabilkan harga ketika ada lonjakan di pasar. Salah satu caranya dengan operasi pasar di daerah-daerah.
“Bulog diperintahkan untuk melakukan operasi pasar sepanjang tahun. Namanya, ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag). Jadi ini untuk mengantisipasi gejolak harga di tingkat konsumen,” tutur Awaludin.
Untuk harga beras, Bulog meyakini tidak akan ada gejolak. Pasalnya, Ramadan tahun ini bertepatan dengan masa panen raya. Selain itu, Bulog selalu melakukan KPSH sepanjang waktu. “Jadi untuk beras pasti akan terkendali,” ucapnya.
Pengamat Indef Agus Herta Sumarto mengatakan, Ramadhan kali ini adalah yang kedua dijalani masyarakat saat pandemi. Jika tahun lalu daya beli turun drastis maka tahun ini diperkirakan berangsur normal.
Meski demikian, dia menilai, kenaikan harga tidak bisa serta merta dijadikan indikator kenaikan daya beli masyarakat. “Jika kenaikan harga tersebut disebabkan oleh naiknya harga-harga input/faktor produksi seperti biaya transport dan bahan baku yang naik maka kenaikan harga tersebut tidak mencerminkan naiknya daya beli, malah sebaliknya, menurunkan daya beli,” kata dia.
(ynt)