Perhatikan Produksi Dalam Negeri

Selasa, 23 Maret 2021 - 06:44 WIB
loading...
A A A
"Walaupun Indonesia negara besar, selama lebih tiga dasawarsa atau hampir empat dasawarsa Indonesia adalah daging dan sapi dari Australia. Nah kalau memang kita sudah bergantung pada satu negara, terjadinya kompetitor, kita masih impor, otomatis kan perubahan harga terjadi. Daging dari Australia kan ada kenaikan, kalau begitu ada dong dampaknya ke sapi-sapi lokal naik," ujar Asnawi kepada KORAN SINDO, kemarin.

Dia mengungkapkan, sapi timbang hidup yang diimpor dari Australia sebelum Juli 2020 harganya sebesar USD2,8 per kilogram dikalikan sekitar Rp14.000 sehingga setara sekitar Rp39.200. Ketika masuk Agustus hingga September 2020 harganya sebesar USD3,2 per kilogram dikalikan sekitar Rp14.000 sehingga setara Rp44.800.

Dia menggariskan, para pedagang daging sapi termasuk di pasar-pasar Indonesia tidak pernah berniat menaikkan harga apalagi menjelang Ramadan 2021. Menurut Asnawi, selama masa pandemi Covid-19 termasuk menjelang Ramadan kali ini para pedagang daging malah lebih banyak tidak balik modal.

Bahkan kata dia, sudah ada lima perusahaan importir daging yang gulung tikar alias bangkrut. Sejumlah pedagang daging sapi di pasar-pasar banyak yang tidak berdagang. r ratna purnama/sabir laluhu
(bai)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0966 seconds (0.1#10.140)