Sektor Pertambangan Seret IHSG ke Zona Membara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) berada di zona merah pada pembukaan perdagangan pagi hari ini (30/3/2021). IHSG tertekan 0,05% dan berada di level 6.163.
Technical Analyst PT Indo Premier Sekuritas Mino menuturkan, terkoreksinya sektor pertambangan membawa IHSG masih terus mengalami tekanan. ( Baca juga:IHSG Diprediksi Lunglai, Simak 6 Saham Rekomendasi Hari Ini )
“Kemarin memang di awal-awal perdagangan indeks kita sempat menghijau. Tapi menjelang akhir perdagangan sektor pertambangan, khususnya logam mineral mengalami tekanan yang luar biasa. Ini yang membuat sektor mining terkoreksi 2,1% dan yang membawa indeks akhirnya berakhir di zona merah. Jadi, di kita sendiri ini lebih spesifik ke harga komoditas,” tuturnya dalam acara Market Opening IDX Channel, Selasa (30/3/2021).
Menurut dia, sentimen negatif dari sektor pertambangan, khususnya mineral logam adalah terkait kesepakatan disuplainya 100 ribu juta ton bahan baku untuk baterai. Hal ini menyebabkan kekhawatiran market.
“Jadi membuat kekhawatiran bahwa supply market bahan baku baterai itu merendah. Ini membuat harga nikel sempat ke level 19.600 per ton di 19 Februari-an dan akhir-akhir ini turun ke level 16.300-an,” ujar Mino. ( Baca juga:KPK Panggil Ketua Komisi VIII Yandri Susanto Terkait Kasus Bansos COVID-19 )
Lanjutnya, melemahnya sektor logam mineral menjadi pengaruh yang spesifik bagi IHSG. Walau pun, ekspetasi global juga memberikan sedikit pengaruh terhadap pergerakan IHSG.
Technical Analyst PT Indo Premier Sekuritas Mino menuturkan, terkoreksinya sektor pertambangan membawa IHSG masih terus mengalami tekanan. ( Baca juga:IHSG Diprediksi Lunglai, Simak 6 Saham Rekomendasi Hari Ini )
“Kemarin memang di awal-awal perdagangan indeks kita sempat menghijau. Tapi menjelang akhir perdagangan sektor pertambangan, khususnya logam mineral mengalami tekanan yang luar biasa. Ini yang membuat sektor mining terkoreksi 2,1% dan yang membawa indeks akhirnya berakhir di zona merah. Jadi, di kita sendiri ini lebih spesifik ke harga komoditas,” tuturnya dalam acara Market Opening IDX Channel, Selasa (30/3/2021).
Menurut dia, sentimen negatif dari sektor pertambangan, khususnya mineral logam adalah terkait kesepakatan disuplainya 100 ribu juta ton bahan baku untuk baterai. Hal ini menyebabkan kekhawatiran market.
“Jadi membuat kekhawatiran bahwa supply market bahan baku baterai itu merendah. Ini membuat harga nikel sempat ke level 19.600 per ton di 19 Februari-an dan akhir-akhir ini turun ke level 16.300-an,” ujar Mino. ( Baca juga:KPK Panggil Ketua Komisi VIII Yandri Susanto Terkait Kasus Bansos COVID-19 )
Lanjutnya, melemahnya sektor logam mineral menjadi pengaruh yang spesifik bagi IHSG. Walau pun, ekspetasi global juga memberikan sedikit pengaruh terhadap pergerakan IHSG.
(uka)