Terungkap! RI Punya Potensi Gas Besar di Maluku Selain Blok Masela
loading...
A
A
A
JAKARTA - Potensi migas di Maluku tidak hanya Blok Masela akan tetapi masih punya potensi gas lain yang siap digarap yakni Blok Seram Non Bula dikelola oleh konsorsium yang dipimpin oleh Citic Seram Energy Limited.
Direktur Maluku Energi Abadi Musalam Latuconsina menjelaskan bahwa potensi gas wilayah kerja Seram Non Bula dapat mendukung pasokan gas berbagai sektor utamanya proyek strategis Lumbung Ikan Nasional serta memasok pembangkit eksisting dan baru di Provinsi Maluku. Ada beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dengan total kapasitas 70 Megawatt (MW).
Baca Juga: Garap Infrastruktur Gas, Pertagas Gandeng Maluku Energi Abadi
Adapun jumlah potensi gas yang ada di Seram Nom Bula mencapai lebih dari 2 Trilliun Cubic Feet (TCF). Namun demikian isu utama rencana pengelolaan potensi tersebut adalah keberpihakan pemerintah kepada daerah diharapkan mampu menciptakan pasar gas bersumber dari Lapangan Gas di Maluku.
"Penemuan cadangan gas pada 2012 di Pulau Seram memiliki potensi hampir 3 TCF namun demikian belum dapat perhatian untuk dikembangkan. Padahal cadangan sangat besar," ungkap Musalam disela konferensi pers penandatanganan nota kesepahaman kerjasama dengan Pertagas di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (30/3/2021).
Berdasarkan potensi pihaknya menargetkan dibangun PLTMG tambahan sehingga total kapasitas yang akan tersedia dalam lima tahun bisa mencapai 500 Megawatt (MW) dengan total kebutuhan investasi mencapai Rp12 triliun.
"Target kami ada program BUMD Maluku Energi Abadi, kurang lebih 5 tahun ke depan dari 2021-2025. Kami punya target sesuai dengan potensi gas yang ada di Pulau Seram itu bisa ekuivalen dengan 500 MW pada periode 2021-2025. Itu target kami," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Pertagas Wiko Migantoro menyatakan potensi yang ada di Maluku membuat peluang bisnis gas semakin terbuka. Namun demikian tantangan utama memonetisasi cadangam gas memang ada dalam keekonomian yang dipengaruhi oleh ketersediaan infrastruktur.
Baca Juga: Ahok Apresiasi Pertamina Tangani Kebakaran Kilang Balongan
Selain industri, pembangkit listrik juga menjadi target untuk penyaluran gas hanya saja perlu koordinasi lebih lanjutin dengan PLN. Pertagas akan mulai mengkaji pemanfaatan gas yang kini sudah tersedia sekitar 3 juta kaki kubik per hari (mmscfd) untuk disalurkan ke industri kayu lapis. Untuk itu, kemungkinan besar tahap awal akan dibangun pipa disekitar wilayah kerja Seram Non Bula.
"Kita upayakan dari kajian kita tadi ada produksi minyak 1.700-1.800 barel minyak per hari, barangkali ada gas associated-nya 2-3 mmscfd ini kan bisa kita monitize. Kelistrikan itu bicara lagi nanti sama PLN. Industri kayu 3-5 mmscfd. Ada potensi sumber 3 TCF, tapi ini nggak bisa jadi apa-apa kalau misalnya marketnya belum terbentuk," ujar Wiko.
Direktur Maluku Energi Abadi Musalam Latuconsina menjelaskan bahwa potensi gas wilayah kerja Seram Non Bula dapat mendukung pasokan gas berbagai sektor utamanya proyek strategis Lumbung Ikan Nasional serta memasok pembangkit eksisting dan baru di Provinsi Maluku. Ada beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dengan total kapasitas 70 Megawatt (MW).
Baca Juga: Garap Infrastruktur Gas, Pertagas Gandeng Maluku Energi Abadi
Adapun jumlah potensi gas yang ada di Seram Nom Bula mencapai lebih dari 2 Trilliun Cubic Feet (TCF). Namun demikian isu utama rencana pengelolaan potensi tersebut adalah keberpihakan pemerintah kepada daerah diharapkan mampu menciptakan pasar gas bersumber dari Lapangan Gas di Maluku.
"Penemuan cadangan gas pada 2012 di Pulau Seram memiliki potensi hampir 3 TCF namun demikian belum dapat perhatian untuk dikembangkan. Padahal cadangan sangat besar," ungkap Musalam disela konferensi pers penandatanganan nota kesepahaman kerjasama dengan Pertagas di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (30/3/2021).
Berdasarkan potensi pihaknya menargetkan dibangun PLTMG tambahan sehingga total kapasitas yang akan tersedia dalam lima tahun bisa mencapai 500 Megawatt (MW) dengan total kebutuhan investasi mencapai Rp12 triliun.
"Target kami ada program BUMD Maluku Energi Abadi, kurang lebih 5 tahun ke depan dari 2021-2025. Kami punya target sesuai dengan potensi gas yang ada di Pulau Seram itu bisa ekuivalen dengan 500 MW pada periode 2021-2025. Itu target kami," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Pertagas Wiko Migantoro menyatakan potensi yang ada di Maluku membuat peluang bisnis gas semakin terbuka. Namun demikian tantangan utama memonetisasi cadangam gas memang ada dalam keekonomian yang dipengaruhi oleh ketersediaan infrastruktur.
Baca Juga: Ahok Apresiasi Pertamina Tangani Kebakaran Kilang Balongan
Selain industri, pembangkit listrik juga menjadi target untuk penyaluran gas hanya saja perlu koordinasi lebih lanjutin dengan PLN. Pertagas akan mulai mengkaji pemanfaatan gas yang kini sudah tersedia sekitar 3 juta kaki kubik per hari (mmscfd) untuk disalurkan ke industri kayu lapis. Untuk itu, kemungkinan besar tahap awal akan dibangun pipa disekitar wilayah kerja Seram Non Bula.
"Kita upayakan dari kajian kita tadi ada produksi minyak 1.700-1.800 barel minyak per hari, barangkali ada gas associated-nya 2-3 mmscfd ini kan bisa kita monitize. Kelistrikan itu bicara lagi nanti sama PLN. Industri kayu 3-5 mmscfd. Ada potensi sumber 3 TCF, tapi ini nggak bisa jadi apa-apa kalau misalnya marketnya belum terbentuk," ujar Wiko.
(nng)