Pertamina Gas Dukung Program 500 MW di Maluku
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina Gas (Pertagas) selaku bagian dari Subholding Gas turut andil dalam program 500 megawatt (MW) Maluku dan Program Pengembangan Tenaga Kerja Nasional Daerah (TKND) Maluku. Hal itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Pertagas dengan BUMD Maluku, PT Maluku Energi Abadi (Perseroda).
Penandatangan dilakukan oleh Direktur Utama Pertagas Wiko Migantoro dan Direktur Utama PT Maluku Energi Abadi Musalam Latuconsina. MoU ini untuk rencana kerjasama pengembangan dan pembangunan infrastruktur gas bumi di Provinsi Maluku.
Baca Juga: PGN Perkuat Pasokan Gas di Kilang Pertamina
Program 500 MW Maluku diluncurkan untuk mendukung program kerja Kementerian ESDM dan SKK Migas dalam menyedian akses dan pasokan energi yang cukup untuk masyarakat Maluku. Serta mendorong percepatan pencapaian target produksi 1 BOPD dan 12 MMSCFD gas di tahun 2030, melalui dukungan terhadap percepatan pengembangan infrastruktur gas di Pulau Seram, Provinsi Maluku. Wiko mengatakan setelah penandatanganan ini akan langsung dilakukan kajian mengenai potensi gas yang bisa dimonetisasi.
Selama ini sebenarnya Pertagas telah mensuplai gas untuk kebutuhan gas di mall kota Ambon. Hanya saja menggunakan ISO Tank yang dipasok dari Tangguh, Papua. "Potensi di Maluku banyak kita tahu bahwa gas ini tidak bisa dimanfatkam kalau tidak ada infrastruktur atau pola komersial, ini peran kami buat infrastruktur paling efisien, supaya gas di Maluku termonetisasi," kata Wiko di Jakarta, Selasa (30/4).
Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk., (PGN) Suko Hartono menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Maluku atas kepercayaannya terhadap Pertamina Group untuk mendukung program gasifikasi pembangkit di provinsi Maluku. “Kerjasama ini sejalan dengan visi dari Subholding Gas Pertamina Yaitu memaksimalkan gas dalam journey transisi energi yang berkelanjutan, serta menjadi sumbangsih Pertamina Group dalam memeratakan pembangunan infrastruktur energi khususnya gas alam di Provinsi Maluku," ujarnya.
Gubernur Maluku Murad Ismail menyampaikan rasa optimisnya bahwa dengan diluncurkannya program 500 MW ini, selain akan menjadikan Maluku sebagai negeri yang terang benderang, juga diharapkan dapat memberikan nilai tambah ekonomi secara kongkrit kepada seluruh masyarakat Maluku, hingga akhirnya Maluku terlepas dari kemiskinan. Pengembangan gas ditargetkan akan memberikan solusi di bidang ketenagalistrikan dengan menyediakan suplai gas untuk PLTMG milik PLN yang sampai saat ini masih menggunakan high speed diesel, karena belum mendapatkan pasokan gas.
“Pemanfaatan gas bumi nasional akan mendorong efisiensi produksi energi listrik, yang secara nyata akan mampu menjadi pendorong perekonomian Provinsi Maluku dengan ketersediaan energi listrik yang bersaing dan berkelanjutan,” jelasnya.
Sementara itu Musalam menjelaskan bahwa potensi gas wilayah kerja Seram Non Bula diyakini dapat mendukung pasokan gas untuk proyek strategis Lumbung Ikan Nasional serta memasok pembangkit eksisting dan baru di Provinsi Maluku dan sekitarnya sesuai RUPTL 2018-2028. Menurutnya setara dengan total kapasitas 500 MW dengan total nilai investasi sebesar Rp 12 triliun.
Dia juga menjelaskan isu utama dari rencana pengelolaan potensi tersebut adalah keberpihakan Pemerintah kepada daerah dimana darinya diharapkan mampu menciptakan pasar gas Maluku yang bersumber dari Lapangan Gas di Maluku, sehingga slogan circular economy di Maluku “dari katong par katong” dapat diwujudkan.
“Bidang energi sangat membutuhkan kecukupan SDM, barang, dan jasa, apabila direspon sinergis antara BUMD, Pengembangan dan Mitra Stretegis maka dapat memberdayakan asset daerah khususnya menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyatakat di Provinsi Maluku dan sekitarnya,” ujarnya.
Keberadaan proyek strategis di bidang energi di Maluku seperti Blok Masela, Blok Non Bula dan 500 MW Maluku ini juga mendorong diluncurkannya Program Pengembangan Tenaga Kerja Daerah Maluku (Maluku TKND Development Program). Selain bidang energi Program TKND Maluku juga berpeluang besar menggerakkan asset daerah Maluku lainnya yaitu bidang Perikanan (Maluku Lumbung Ikan Nasional), dan bidang Pariwisata (Banda Neira).
Lihat Juga: Tingkatkan Kinerja Operasi, Ini Langkah Subholding Gas Jaga Keandalan Pipa Minyak dan BBM
Penandatangan dilakukan oleh Direktur Utama Pertagas Wiko Migantoro dan Direktur Utama PT Maluku Energi Abadi Musalam Latuconsina. MoU ini untuk rencana kerjasama pengembangan dan pembangunan infrastruktur gas bumi di Provinsi Maluku.
Baca Juga: PGN Perkuat Pasokan Gas di Kilang Pertamina
Program 500 MW Maluku diluncurkan untuk mendukung program kerja Kementerian ESDM dan SKK Migas dalam menyedian akses dan pasokan energi yang cukup untuk masyarakat Maluku. Serta mendorong percepatan pencapaian target produksi 1 BOPD dan 12 MMSCFD gas di tahun 2030, melalui dukungan terhadap percepatan pengembangan infrastruktur gas di Pulau Seram, Provinsi Maluku. Wiko mengatakan setelah penandatanganan ini akan langsung dilakukan kajian mengenai potensi gas yang bisa dimonetisasi.
Selama ini sebenarnya Pertagas telah mensuplai gas untuk kebutuhan gas di mall kota Ambon. Hanya saja menggunakan ISO Tank yang dipasok dari Tangguh, Papua. "Potensi di Maluku banyak kita tahu bahwa gas ini tidak bisa dimanfatkam kalau tidak ada infrastruktur atau pola komersial, ini peran kami buat infrastruktur paling efisien, supaya gas di Maluku termonetisasi," kata Wiko di Jakarta, Selasa (30/4).
Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk., (PGN) Suko Hartono menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Maluku atas kepercayaannya terhadap Pertamina Group untuk mendukung program gasifikasi pembangkit di provinsi Maluku. “Kerjasama ini sejalan dengan visi dari Subholding Gas Pertamina Yaitu memaksimalkan gas dalam journey transisi energi yang berkelanjutan, serta menjadi sumbangsih Pertamina Group dalam memeratakan pembangunan infrastruktur energi khususnya gas alam di Provinsi Maluku," ujarnya.
Gubernur Maluku Murad Ismail menyampaikan rasa optimisnya bahwa dengan diluncurkannya program 500 MW ini, selain akan menjadikan Maluku sebagai negeri yang terang benderang, juga diharapkan dapat memberikan nilai tambah ekonomi secara kongkrit kepada seluruh masyarakat Maluku, hingga akhirnya Maluku terlepas dari kemiskinan. Pengembangan gas ditargetkan akan memberikan solusi di bidang ketenagalistrikan dengan menyediakan suplai gas untuk PLTMG milik PLN yang sampai saat ini masih menggunakan high speed diesel, karena belum mendapatkan pasokan gas.
“Pemanfaatan gas bumi nasional akan mendorong efisiensi produksi energi listrik, yang secara nyata akan mampu menjadi pendorong perekonomian Provinsi Maluku dengan ketersediaan energi listrik yang bersaing dan berkelanjutan,” jelasnya.
Sementara itu Musalam menjelaskan bahwa potensi gas wilayah kerja Seram Non Bula diyakini dapat mendukung pasokan gas untuk proyek strategis Lumbung Ikan Nasional serta memasok pembangkit eksisting dan baru di Provinsi Maluku dan sekitarnya sesuai RUPTL 2018-2028. Menurutnya setara dengan total kapasitas 500 MW dengan total nilai investasi sebesar Rp 12 triliun.
Dia juga menjelaskan isu utama dari rencana pengelolaan potensi tersebut adalah keberpihakan Pemerintah kepada daerah dimana darinya diharapkan mampu menciptakan pasar gas Maluku yang bersumber dari Lapangan Gas di Maluku, sehingga slogan circular economy di Maluku “dari katong par katong” dapat diwujudkan.
“Bidang energi sangat membutuhkan kecukupan SDM, barang, dan jasa, apabila direspon sinergis antara BUMD, Pengembangan dan Mitra Stretegis maka dapat memberdayakan asset daerah khususnya menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyatakat di Provinsi Maluku dan sekitarnya,” ujarnya.
Keberadaan proyek strategis di bidang energi di Maluku seperti Blok Masela, Blok Non Bula dan 500 MW Maluku ini juga mendorong diluncurkannya Program Pengembangan Tenaga Kerja Daerah Maluku (Maluku TKND Development Program). Selain bidang energi Program TKND Maluku juga berpeluang besar menggerakkan asset daerah Maluku lainnya yaitu bidang Perikanan (Maluku Lumbung Ikan Nasional), dan bidang Pariwisata (Banda Neira).
Lihat Juga: Tingkatkan Kinerja Operasi, Ini Langkah Subholding Gas Jaga Keandalan Pipa Minyak dan BBM
(nng)