Jelang Ramadhan dan Lebaran, Pedagang Butuh 46.000 Ton Daging Sapi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) masih membutuhkan 46.758 ton daging sapi . Jumlah itu terdiri dari sapi siap potong sebanyak 14.350 ekor dan daging sapi beku 26.740 ton.
Ketua APDI Asnawi menyebut, jumlah itu untuk memenehi kebutuhan masyarakat saat menjelang Ramadhan dan Lebaran. Kementerian Pertanian (Kementan) memperkirakan kebutuhan daging sapi secara nasional mencapai 60.000 ton. ( Baca juga:Puasa Mendekat, Impor Daging Sapi Asal Brasil Sudah Merapat )
"Dalam posisi ini, untuk mendekati H-2 Ramadhan hingga H-4 Idul Fitri, kurang lebih kita membutuhkan adalah 46.758 ton yang terdiri dari dua unsur. Unsur pertama sapi siap potong sebanyak 14.350 ekor. Sedangkan untuk daging beku dalam bentuk sapi 26.740 ton," ujar Asnawi dalam sesi wawancara dengan IDX Channel, Rabu (31/3/2021).
Kementan mencatat, jumlah populasi sapi di Indonesia sebanyak 18 juta ekor. Namun, jumlah ini masih bersifat general. Artinya, belum dikalkulasi dengan kebutuhan konsumsi secara nasional. Saat ini, ketersedian daging sapi masih diangka 69,4%. Itu berarti pemerintah masih harus menyediakan stok daging sapi di kisaran 30,6%.
APDI menilai, langkah alternatif untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan dasar masyarakat itu dengan melakukan impor dari sejumlah negara. Pemerintah sendiri sudah menugaskan PT Berdikari (Persero) untuk melaksanakan impor daging sapi dari Brasil. Diperkirakan sebanyak 20.000 ton daging sapi asal Negeri Samba akan masuk sebelum Lebaran.
Untuk tahap awal, saat ini otiritas terkait sudah mendatangkan 19 kontainer yang berisi komoditas dasar ke Indonesia melalui Pelabuhan Pandegiling, Surabaya, Jawa Timur. Informasi ini diperoleh APDI dari sejumlah kementerian, termasuk PT Berdikari (Persero) selaku badan usaha yang ditugaskan pemerintah untuk melaksanakan impor daging sapi.
"Saat ini kelangkaan atau kekurangan ketersediaan pangan, salah satunya kita melakukan impor daging, tapi yang diamanahkan pemerintah kepada PT Berdikari kurang lebih 20.000 ton untuk satu tahun ini," katanya.
Langkah impor akan terus dilakukan pemerintah hingga memenuhi standar kebutuhan yang ditetapkan. Dalam kajian pihaknya, Asnawi mencatat, tingkat konsumsi daging sapi saat Ramadhan dan Idul Fitri sangat tinggi. Untuk tiga provinsi seperi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, tingkat konsumsi daging sapi mencapai 60 persen dari tingkat konsumsi nasional.
Meski begitu, langkah impor masih mendapat penolakan dari pihak lain. Dari data yang dihimpun MNC Portal Indonesia, stok daging sapi hingga Mei 2021 untuk wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya masih defisit sebanyak 9.424 ton. ( Baca juga:Video Nissa Sabyan Elus Perut Viral, Komentar Mbah Mijan soal Mau Punya Cucu Bikin Warganet Bereaksi )
Padahal, April-Mei kebutuhan konsumsi daging sapi pasti meningkat terkait Ramadhan dan Lebaran. Untuk menutupi kekurangan daging sapi tersebut, pemerintah telah menugaskan PT Berdikari selaku perusahaan pelat merah untuk melaksanakan impor sekitar 20.000 ton daging sapi dari Brasil yang dilaksanakan secara bertahap selama April hingga Desember 2021.
Ketua APDI Asnawi menyebut, jumlah itu untuk memenehi kebutuhan masyarakat saat menjelang Ramadhan dan Lebaran. Kementerian Pertanian (Kementan) memperkirakan kebutuhan daging sapi secara nasional mencapai 60.000 ton. ( Baca juga:Puasa Mendekat, Impor Daging Sapi Asal Brasil Sudah Merapat )
"Dalam posisi ini, untuk mendekati H-2 Ramadhan hingga H-4 Idul Fitri, kurang lebih kita membutuhkan adalah 46.758 ton yang terdiri dari dua unsur. Unsur pertama sapi siap potong sebanyak 14.350 ekor. Sedangkan untuk daging beku dalam bentuk sapi 26.740 ton," ujar Asnawi dalam sesi wawancara dengan IDX Channel, Rabu (31/3/2021).
Kementan mencatat, jumlah populasi sapi di Indonesia sebanyak 18 juta ekor. Namun, jumlah ini masih bersifat general. Artinya, belum dikalkulasi dengan kebutuhan konsumsi secara nasional. Saat ini, ketersedian daging sapi masih diangka 69,4%. Itu berarti pemerintah masih harus menyediakan stok daging sapi di kisaran 30,6%.
APDI menilai, langkah alternatif untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan dasar masyarakat itu dengan melakukan impor dari sejumlah negara. Pemerintah sendiri sudah menugaskan PT Berdikari (Persero) untuk melaksanakan impor daging sapi dari Brasil. Diperkirakan sebanyak 20.000 ton daging sapi asal Negeri Samba akan masuk sebelum Lebaran.
Untuk tahap awal, saat ini otiritas terkait sudah mendatangkan 19 kontainer yang berisi komoditas dasar ke Indonesia melalui Pelabuhan Pandegiling, Surabaya, Jawa Timur. Informasi ini diperoleh APDI dari sejumlah kementerian, termasuk PT Berdikari (Persero) selaku badan usaha yang ditugaskan pemerintah untuk melaksanakan impor daging sapi.
"Saat ini kelangkaan atau kekurangan ketersediaan pangan, salah satunya kita melakukan impor daging, tapi yang diamanahkan pemerintah kepada PT Berdikari kurang lebih 20.000 ton untuk satu tahun ini," katanya.
Langkah impor akan terus dilakukan pemerintah hingga memenuhi standar kebutuhan yang ditetapkan. Dalam kajian pihaknya, Asnawi mencatat, tingkat konsumsi daging sapi saat Ramadhan dan Idul Fitri sangat tinggi. Untuk tiga provinsi seperi DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, tingkat konsumsi daging sapi mencapai 60 persen dari tingkat konsumsi nasional.
Meski begitu, langkah impor masih mendapat penolakan dari pihak lain. Dari data yang dihimpun MNC Portal Indonesia, stok daging sapi hingga Mei 2021 untuk wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya masih defisit sebanyak 9.424 ton. ( Baca juga:Video Nissa Sabyan Elus Perut Viral, Komentar Mbah Mijan soal Mau Punya Cucu Bikin Warganet Bereaksi )
Padahal, April-Mei kebutuhan konsumsi daging sapi pasti meningkat terkait Ramadhan dan Lebaran. Untuk menutupi kekurangan daging sapi tersebut, pemerintah telah menugaskan PT Berdikari selaku perusahaan pelat merah untuk melaksanakan impor sekitar 20.000 ton daging sapi dari Brasil yang dilaksanakan secara bertahap selama April hingga Desember 2021.
(uka)