Sebagian Dana BPJamsostek Bakal Cabut, IHSG Jadi Semrawut
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) berada di zona hijau pada pembukaan perdagangan pagi hari ini (1/4/2021). IHSG menguat 0,39% dan berada di level 6.008.
Pengamat pasar modal Riska Afriani mengatakan, saat ini IHSG sudah tidak memasuki fase koreksi sehat. Sebab, IHSG sudah mengalami penurunan yang cukup signifikan hingga dua minggu terakhir ini. ( Baca juga: 225 Saham Menguat, IHSG Rebound ke Level 6.000 )
“Kalau saya melihat ini sudah bukan koreksi sehat lagi. Jika koreksi sehat, itu relatif hanya mengalami penurunan ketika terjadi kenaikan yang signifikan. Namun, beda halnya yang terjadi saat ini,” katanya dalam acara Market Opening IDX Channel, Kamis (1/4/2021).
Menurutnya, yang saat ini terjadi adalah kepanikan pasar. Adanya pengaruh dari sentimen negatif domestik dan juga global itu turut memengaruhi perdagangan IHSG.
“Kalau kita lihat berdasarkan nilai transaksi bursa pada perdagangan kemarin, itu hanya sebesar Rp12,1 triliun dan ini juga ada investor asing melakukan penjualan bersih kurang lebih di 1,03 triliun. Artinya, bukan hanya dari domestik tetapi melainkan juga ada faktor global yang turut memengaruhi IHSG kita,” ujar Riska.
Lanjut Riska, salah satu sentimen negatif dari domestik yakni terkait BPJSKetenagakerjaan (BPJamsostek) yang berencana akan memangkas investasi saham dan Reksadana. Menurutnya, BPJS Ketenagakerjaan memang memiliki porsi yang cukup besar di pasar saham Indonesia, sehingga sangat diperhatikan oleh pelaku pasar.
“Porsi BPJS sendiri itu 23,9% ada di Reksadana saham dan saham. Disampaikannya wacana mengenai pengurangan investasi saham ini turut berimbas pada saham-saham blue chip kita yang memang pada perdagangan kemarin juga mengalami penurunan yang signifikan,” jelas Riska. ( Baca juga: Masuk Meja Hijau, Sidang Raffi Ahmad Akan Digelar 7 April )
Sementara itu, kata dia, sentimen dari global terkait dengan kenaikan US treasury. Diketahui, saat ini kenaikan dari yield-nya sendiri sudah mencapai 1,70%. Hal ini juga menjadi kekhawatiran pelaku pasar.
Meski kondisi bursa dicengkeram banyak sentimen negatif, bukan berarti tak ada peluang untuk meraih untung. Riska pun kemudian merekomendasikan beberapa saham yang bisa menjadi pertimbangan para investor. Saham-saham tersebut yaitu, INKP, ICBP, TLKM, dan BBCA.
Pengamat pasar modal Riska Afriani mengatakan, saat ini IHSG sudah tidak memasuki fase koreksi sehat. Sebab, IHSG sudah mengalami penurunan yang cukup signifikan hingga dua minggu terakhir ini. ( Baca juga: 225 Saham Menguat, IHSG Rebound ke Level 6.000 )
“Kalau saya melihat ini sudah bukan koreksi sehat lagi. Jika koreksi sehat, itu relatif hanya mengalami penurunan ketika terjadi kenaikan yang signifikan. Namun, beda halnya yang terjadi saat ini,” katanya dalam acara Market Opening IDX Channel, Kamis (1/4/2021).
Menurutnya, yang saat ini terjadi adalah kepanikan pasar. Adanya pengaruh dari sentimen negatif domestik dan juga global itu turut memengaruhi perdagangan IHSG.
“Kalau kita lihat berdasarkan nilai transaksi bursa pada perdagangan kemarin, itu hanya sebesar Rp12,1 triliun dan ini juga ada investor asing melakukan penjualan bersih kurang lebih di 1,03 triliun. Artinya, bukan hanya dari domestik tetapi melainkan juga ada faktor global yang turut memengaruhi IHSG kita,” ujar Riska.
Lanjut Riska, salah satu sentimen negatif dari domestik yakni terkait BPJSKetenagakerjaan (BPJamsostek) yang berencana akan memangkas investasi saham dan Reksadana. Menurutnya, BPJS Ketenagakerjaan memang memiliki porsi yang cukup besar di pasar saham Indonesia, sehingga sangat diperhatikan oleh pelaku pasar.
“Porsi BPJS sendiri itu 23,9% ada di Reksadana saham dan saham. Disampaikannya wacana mengenai pengurangan investasi saham ini turut berimbas pada saham-saham blue chip kita yang memang pada perdagangan kemarin juga mengalami penurunan yang signifikan,” jelas Riska. ( Baca juga: Masuk Meja Hijau, Sidang Raffi Ahmad Akan Digelar 7 April )
Sementara itu, kata dia, sentimen dari global terkait dengan kenaikan US treasury. Diketahui, saat ini kenaikan dari yield-nya sendiri sudah mencapai 1,70%. Hal ini juga menjadi kekhawatiran pelaku pasar.
Meski kondisi bursa dicengkeram banyak sentimen negatif, bukan berarti tak ada peluang untuk meraih untung. Riska pun kemudian merekomendasikan beberapa saham yang bisa menjadi pertimbangan para investor. Saham-saham tersebut yaitu, INKP, ICBP, TLKM, dan BBCA.
(uka)